7. Karma

14.8K 1.2K 159
                                    


Tinggal komen tuh gampang.
Banyak juga yang bisa
Kalau cuma komen.
Otak kok dipake untuk nyinyir.
Mikir dong!,

-Ata L.B

Melihat ke sekitar, dan memastikan kalau tak ada orang yang memperhatikan. Berdecak sebal ketika mengetahui kalau di sekitar masih cukup ramai---beberapa orang berlalu lalang.

Padahal dirinya sedang menjalankan sebuah mission impossible, bahkan ada nada lagunya yang ikut serta---sengaja di hidupkan olehnya, lewat ponsel.

"Cepetan setan!,"

Hingga akhirnya sebuah toyoran mengenai belakang kepalanya, membuatnya berdecak kemudian menoleh kebelakang. Menatap tajam vano yang menjadi pelakunya.

"Lo kira ini gampang?!,"

"Tinggal ambil, bawa ke kasir, bayar, kasih ke vana." Singkat, jelas, dan padat. Perkataan vano membuat selatan ingin menghujat.

"Yaudah, kalau gitu Lo aja!, Gantiin gue."

Vano menggeleng, "Gak, aku cowok."

"Apa hubungan nya bangsat."

Jadi, mereka berdua itu ingin membeli pembalut---untuk vana. Namun rasanya masih gengsi untuk memegang benda---yang menurut selatan itu adalah benda laknat nya kaum cowok.

Dan keren nya si Vano dengan seenak jidatnya menyuruh selatan saja yang mengambil nya, yang tentu saja di tolak mentah-mentah. Tapi, akhirnya tetap dengan pasrah juga menerimanya. Karena ancaman vano sungguh tidak elit untuk selatan.

Sebuah ancaman yang berbunyi, "Sebego-begonya Reni, aku bakal bantuin dia juga untuk berjuang deketin kamu. Dan sehebat-hebatnya jin, aku bakal bikin dia rusak." Pasal vano, ayat rusuh.

Btw, bagi kalian yang lupa. Jin itu adalah nama motor balap kesayangan nya si setan---eh selatan maksudnya.

"Gue juga cowok, Lo gak liat apa aset gue sebagai cowok?," Ucap selatan, ketika telah mengerti dari yang di katakan oleh vano tadi.

Vano menatap selatan datar, kedua tangan nya bersidekap di depan dada. "Seorang cowok sejati itu gak bakal pernah melukai perasaan wanita, meskipun dia membencinya. Dan juga gak pernah mengabaikan wanita yang selalu berjuang untuknya. Walau tak suka, setidaknya tak membuat hatinya terluka."

Melongo?, Tentu saja. Terkejut?, Pasti.

Kenapa bisa si kutub utara ini berbicara panjang lebar, sedangkan di hari-hari sebelumnya. Dia sama sekali tak pernah seperti itu, jangan kan bicara panjang lebar. Sepatah dua patah kata saja sudah bersyukur.

Atau mungkin, "Lo suka sama si kuyang ya?,"

Suara ringisan langsung terdengar setelah selatan selesai mengucapkan kalimat tadi. Karena vano langsung menoyor kepala selatan kuat, hingga terhuyung kebelakang. Terserah jika vano dikatakan tak sopan, ia tak peduli.

"Ambilin pesenan nya vana." Setelah mengatakan hal itu vano langsung saja cabut dari sana, meninggalkan selatan yang mendengus sebal.

Salah selatan apa coba?, Cuma bilangin si kutub Utara suka sama kuyang aja, kepalanya langsung di toyor kuat. Padahal di sini dia lebih tua dibandingin vano. Memang benar-benar adik laknat.

Possesive Brother 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang