11. Sebuah Tekanan

13.5K 1.1K 179
                                    


Hukum fisika itu seolah-olah
Berbicara tentang KITA.
Kalau tidak mau banyak TEKANAN,
Tidak usah banyak GAYA.

-Ata L.B


Siapa sangka jika seorang wanita juga bisa menjadi pembalap?,

Ya, sebenarnya bisa-bisa saja. Tergantung dengan keinginan cewek nya jika ingin menjadi pembalap, tapi kalau maunya jadi beauty vlogger ya gak bakalan jadi.

Selatan termasuk orang yang tak terlalu mempercayai jika seorang cewek bisa menang dalam lomba balapan. Namun, itu dulu. Setelah setahun lalu dirinya di kalahkan oleh satu gadis---yang sekarang adalah adik nya sendiri.

Melihat suasana di area balapan, selatan jadi teringat dengan anais nya. Namun sayang, anaisnya tak bisa ikut ke sini. Karena peraturan ketat dari dirinya serta ke empat kakaknya yang lain.

Bukan bermaksud mengekang, cuma saja takut jika Anais, sun, Liza, Queen dan vana mereka akan menghilang. Kalau masih ada di bumi sih, masih enak untuk bisa di cari. Tapi, kalau menghilang dari bumi?,

Menggeleng kuat, kemudian menghela nafas. Kenapa bisa selatan berpikiran seperti tadi?, Seolah-olah saat ini dirinya takut, kalau sedang terjadi sesuatu dengan anaisnya. Namun, bagaimana bisa?, Anaisnya ada di mansion---yang berarti keadaan nya sangat aman.

"Oy!, Setan, kuy lah. Udah mulai tuh balapan nya."

Selatan mendelik malas kepada teman nya, yang tadi memanggil dirinya dengan sebutan setan.

Huh, padahal kan dia iblis.

Karena tega nyakitin hati perempuan, walau itu bukan dari kemauan.

A/N,, tumben sadar -_-

✓✓✓✓✓

"Gue selalu nyemangatin Lo Van!," Reni berteriak cukup kencang agar di dengar, lantaran suasana di sekitarnya cukup ricuh.

Vana tersenyum di balik helm nya, kemudian mengangguk kecil. Dirinya telah naik di atas motor, dan sudah sangat siap untuk memulai balapan.

Menoleh ke samping, dimana sudah terdapat lima motor serta pengendaranya---yang akan menjadi rival vana sebentar lagi. Kemudian menoleh ke arah penonton, dan hal itu mampu membuatnya cukup tegang. Karena yang ia lihat sekarang adalah, kakaknya selatan yang kini tengah menatap satu persatu para pengendara.

Vana langsung menunduk, ketika selatan menatap ke arahnya. Di dalam hatinya ia tak berhenti untuk berdoa, berharap agar selatan tak mengenali dirinya.

Oh, ayolah. Di antara pengendara lain nya, cuma dirinya lah yang seorang wanita. Dan tentu juga tubuhnya akan terlihat paling kecil di antara yang lain nya.

Suara peringatan akan pemberlangsungan nya acara langsung membuat vana cukup bernafas lega. Setidaknya vana tak ketahuan sekarang. Gak tau kalau nanti.

✓✓✓✓✓

"Jo."

"Hm,"

"Peserta yang paling ujung itu cewek?,"

Selatan bertanya pada teman nya---ajo, bukan bertanya pada bapak nya ya, nanti di kira Sony Wakwaw lagi.

Ajo tampak mengangguk, "Iya, dia peserta cewek satu-satunya."

Mendengar penuturan ajo, membuat selatan her oh ria. Kemudian matanya beralih menatap ke arah lain, dan menemukan keberadaan Reni serta Roy. Membuat selatan cukup heran. Karena setahu selatan, Reni tak begitu suka dengan menonton acara balapan. Kalaupun ke arena balapan juga si Reni cuma ingin menemuinya.

Possesive Brother 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang