30. Pajak Tetangga Baru (2)

596 87 41
                                    


Belum sempat Renjun menutup mulut suara gedoran pintu sudah terdengar kembali.

"Renjun, kamu aja sana yang bukain. Aku capek abis dandanin kamu." Ucap Shuhua santai lalu merebahkan dirinya ke kasur.

Renjun sebenernya pengen nolak, tapi juga kasian sama Shuhua. Jadi terpaksalah ia menuju ke lantai satu dan membukakan pintu.

"Oh my god, " kaget sang tamu saat melihat Renjun dengan penampilan yang cukup ngehh. "You're so beautiful boy," lanjutnya sambil mencubit gemas pipi Renjun.

Sementara Renjun hanya mendengus kesal atas perkataan Mark barusan dan menampol tangan Mark yang telah kurang ajar menyentuh pipi mulus miliknya.

"Tunggu aja disini, gw ama Shuhua siap-siap dulu."

Mark sebagai lawan bicara cuma ngangguk-ngangguk kaya patung kucing yang ada di depan toko kokoh-kokoh cina.

Sekitar 25 menit Renjun dan Shuhua selesai bersiap dan lekas menuju ruang tamu untuk menemui Mark yang sedang asik memainkan gawai miliknya.

"Mark, yuk berangkat," ucap Renjun dari atas tangga sambil menggandeng tangan Shuhua.

"Lohh nggak mau nawarin gue minum dulu?" tanya Mark sambil menatap kedua sejoli di depannya.

"Ck, biadab," guman Shuhua lirih lalu segera menuju dapur mengambil segelas air putih dingin dan diberikan pada Mark.

"Cuma air putih?"

Mendengar pertanyaan Mark membuat Shuhua dan Renjun ingin sekali mendonaturkan Mark ke pembaca cerita ini.

Renjun yang telah lelah menghadapi tingkah Mark segera menarik Mark keluar rumahnya dan pergi menuju Mall.

***

Sesampainya mereka di Mall, mereka cuma berputar-putar mengelilingi Mall tersebut.

"Mark, katanya lo mau ngasih pajak tetangga baru mana? Dari tadi cuma ngajak keliling. Capek tau gak," protes Shuhua sambil menghembuskan nafas lelah.

"Ya tinggal milih aja kalian mau beli apa nanti gue bayar," ujar Mark enteng.

"Yaudah, Shuhua ayo beli pisang coklat aja. Lagi pengen nih aku," ucap Renjun sembari menarik Shuhua ke kedai pisang coklat.

"HEHH, JANGAN PISANG COKLAT LAHH KEMURAHAN ITU," teriak Mark menginterupsi pasutri itu.

"Yaudah ke miniso aja yuk Ren."

"Heh kalo Miniso kemahalan."

"Ya terus gimana maunya Lo, beli ini kemurahan trus beli itu kemahalan. Niat nraktir gak sih? Tau gini gue gak nrima tawaran lo," murka Renjun pada Mark.

"Hehehe, ya maap. Yaudah kita ke toko buku aja yuk," ucap Mark dengan cengengesan dan merangkul bahu Renjun untuk ke toko buku. Ingat merangkul bahu Renjun, hanya Renjun.

Sementara Renjun yang risih mencoba melepaskan rangkuman Mark tapi tak bisa. Sepeninggal Mark dan Renjun di belakang sana masih ada Shuhua yang sedari tadi mengumpat serapah pada Mark.

Setelah sampai di toko buku Mark melepaskan rangkulannya pada Renjun dan beralih menarik Shuhua ke jejeren rak novel.

"Shu, Renjun tuh suka novel gak?" tanya Mark berbisik pada Shuhua.

"Nggak."

"Trus Renjun sukanya apa?"

"Kok nanya-nanyain kesukaannya Renjun sih, emang apa hubungannya ama lo?"

"Hmm gaada sih cuma pengen ngasih Renjun sesuatu aja."

Shuhua yang mendengar itu merasa aneh pada Mark, hingga sebuah alibi aneh muncul di kepala Shuhua  'jangan-jangan Mark suka sama Renjun'

_____________

Menurut kalian alibi Shuhua mungkin apa tidak?
.
.
Nih dapet salam dari Mark ^0^



DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT ❤

^18.5.2020^








SOMETHING ❤ (H.Renjun&Y.Shuhua) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang