Chapter 3

61 12 18
                                    


______________________________


"dasar anak tidak tau diri! kalau bukan karena kau mendapat beasiswa, kau tidak mungkin bisa bersekolah disini!"


aku berhenti berjalan ketika melihat banyak murid yang berkerumun disalah satu koridor sekolah.

penasaran, aku pun memutuskan untuk mengintip dan melihat apa yang sebenarnya terjadi,aku ingin tau siapa yang saat ini menjadi korban para lelaki kaya itu.


"kau benar-benar memalukan.orang sepertimu tidak pantas bersekolah disini." aku melihat sosok Alex yang berdiri dengan angkuhnya,berbeda dengan anak lelaki kurus di depannya.

"sudah begitu,kau berani mencuri dariku. gila ... kau hebat sekali ya? kau punya nyali untuk membuat masalah denganku!"

aku bisa melihat ekspresi ketakutan dari anak lelaki yang sedang dibentak habis-habisan olehnya.


"aku tidak mencuri darimu, aku tidak melakukannya,aku berani bersumpah,jangan memfitnahku,kau tidak berhak bersikap jahat seperti i-----"


belum sempat lelaki itu menyelesaikan ucapannya, Alex sudah melayangkan pukulannya ke wajah lelaki itu, membuatnya jatuh tersungkur,ia terlihat sangat kesakitan.


rasa benciku pada Alex makin membesar.

bagaimana bisa,lelaki yang wajahnya cukup tampan seperti dia mempunyai sikap yang sangat kasar seperti monster?

dia benar-benar tidak punya hati!


"kenapa kau memukulku?" pertanyaan dari lelaki yang masih tergeletak di lantai itu membuat alex tertawa sinis.

"Karena aku tidak mau mendengar ucapan dari mulutmu lagi. Selamat tinggal, Rae. aku akan melaporkanmu ke kepala sekolah dan aku yakin dia akan mengeluarkanmu." ucapnya sambil melempar tas ransel yang kuduga adalah milik Rae,lelaki yang baru saja dihajar Alex.

"kau tidak bisa melakukannya,aku tidak bersalah!ini semua hanyalah fitnah!" Rae berusaha bangkit,dan dia, dengan gagah berani, melayangkan pukulannya ke wajah Alex. tapi Alex jauh lebih kuat daripada Rae.

Alex justru kembali memukul Rae, membuat darah Rae semakin banyak yang keluar.


semua orang yang ada disini hanya diam tanpa ada yang mau menolongnya,

dan hal ini membuatku murka.

jika tidak ada yang mau menolong, maka biar aku saja yang menolong pria malang itu!


"dia benar-benar keterlaluan." ucapku marah. baru saja aku mau melangkahkan kaki,tiba-tiba aku merasakan tangan seseorang yang menarikku,membuatku berhenti berjalan,dan dia bahkan menarikku sedikit menjauh dari kerumunan.

aku menoleh,ingin memastikan siapapun yang sudah mencegahku untuk menolong Rae.


tapi betapa terkejutnya aku ketika melihat Dylan di belakangku.


jadi ...

dia yang menarik tanganku tadi?


"jangan ikut campur." ucapnya pelan, belum sempat aku merespon, dia sudah meninggalkanku. dia masuk kedalam kerumunan itu.

SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang