Chapter 2

75 13 12
                                    


__________________________


London!


Aku berada di London!


dari kecil, aku memang ingin tinggal disini. bukan hanya datang untuk berlibur, tapi untuk tinggal dan menetap disini.

dan ternyata sekarang ini impianku sudah terwujud!


kami baru saja mendarat di London kemarin sore. setelah mendarat,ayah langsung mengajak kami pulang ke rumah baru yang akan kami tinggali.

malam harinya,setelah kami istirahat dan makan malam,ayah mengajakku untuk melihat apartemen baruku yang mungil.


ya, aku memang meminta apartemen yang kecil saja. hanya ada dua kamar tidur di dalamnya. kan aku memang tinggal sendirian, buat apa besar-besar?


"Vanilla Sky!" panggil Cio senang sambil memelukku dari belakang.aku hanya memutar mata melihat ulahnya itu.

Cio sangat suka membalikkan namaku kadang-kadang juga dia memanggil nama tengahku lalu ia juga sering membandingkan aku dengan Ice cream.

"aku bukan ice cream." gerutuku. ia tertawa dan duduk di kursi sebelahku.

"kau memang seperti ice cream. kau dingin,tapi juga manis . jangan dingin-dingin dong, baby sis. kapan kau mau punya kekasih jika kau seperti ini terus? nanti para lelaki takut padamu yang galak ini." ucap Cio menggoda.

"itu namanya Cool. biarkan saja,perempuan cool itu kan misterius,membuat orang penasaran." ucapku membela diri sendiri.

sebetulnya aku memang terkesan dingin, tapi itu karena orang-orang di sekelilingku banyak yang bermuka dua.

aku tidak punya waktu untuk kebusukan mereka.

aku pikir, aku bisa menjaga diriku dari mereka jika aku bersikap dingin, tapi entah kenapa mereka malah semakin mendekatiku.

"iya,tapi kalau terlalu menjaga image dan dingin seperti itu,kapan kau bisa punya kekasih?" sahut Zac yang berjalan kearah kami,ia mengecup keningku dan duduk di kursi seberangku.

"mana ciuman selamat pagi untukku?" ucap Cio,membuatku terkikik geli akan tingkahnya.

"kau menjijikkan, Bro!" jawab Zac. Cio menjulurkan lidahnya pada Zac dan aku tertawa kecil melihat tingkah kedua kakak ku.

"ngomong-ngomong, jika kau seperti ini terus mana bisa rencanamu lancar." ucap Zac dengan nada menasehati.

"pasti lancar lah ... jangan khawatir." jawabku.

tak lama, ayah muncul di ruang makan dan duduk di kursi singgasana nya,tapi sebelumnya ia mencium kening anak-anaknya.

"selamat pagi, kids. maaf ayah membuat kalian menunggu." ucap ayah.

"tidak yah." ucapku sambil tersenyum manis.

Ayah tersenyum."bagaimana, sweetheart? sudah siap menjalani hidup baru?"tanya ayah dengan nada yang lucu,membuatku tersenyum."

"aku sangat siap!seruku semangat."

"Pfft ... paling satu bulan dia sudah menyerah dan kemudian kembali kesini." sahut Cio dengan nada menggoda.

zac berdehem tanpa memalingkan perhatiannya dari roti yang sedang ada di tangannya. sepertinya ia tak setuju dengan ucapan Cio .. apa dia mau membelaku?tumben sekali zac membelaku dan tidak ikut-ikutan mengejek?

SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang