Chapter 15

33 6 16
                                    


Tiga hari kemudian ...


Dylan menyesap rokoknya dalam-dalam sambil melihat jalanan di bawahnya.

Saat ini ia berada di balkon sekolah, tempat dimana ia bisa merokok.

Tempat dimana ia meliat Sky menangis.

Tempat dimana pertama kalinya Dylan mencium pipi Sky.



Ia menghisap rokoknya lagi.

Ia sedang memiliki banyak beban pikiran ,dan hanya rokok lah yang bisa membuat pikiran nya sedikit berkurang.

Ia sedang patah hati dan cuma rokok plus asbak nya yang menemani Dylan saat ini.


Brak.


Dylan menoleh kearah pintu dan mendapati sosok gadis yang sedang ia pikirkan berjalan mendekatinya.



"Sampai kapan kau mau merokok terus?" ucap Sky sambil berdiri di sebelah Dylan.

"Sampai ada seorang gadis yang bisa membuatku berhenti merokok." jawab Dylan tanpa melihat ke arah Sky.

"Apa sih enaknya dari merokok?" gumam Sky yang masih bisa di dengar oleh Dylan.

"Kau tidak akan tau, Sky. Rokok ini sangat bisa membuatku merasa tenang kembali,cuma rokok yang bisa membuat bebanku sedikit berkurang ..." jawab Dylan sambil terus menghisap rokoknya.

"Ada cara lain untuk membuat beban itu berkurang walaupun sedikit."Ucap Sky sambil menatap Dylan yang sedang asik menghisap rokoknya. Ditatap Sky seperti itu membuat Dylan tidak tahan untuk tidak membalas menatapnya.

"Memangnya bagaimana caranya?" Tanya Dylan pelan.

"Kau bisa menceritakan bebanmu itu padaku. Aku akan selalu ada untukmu. percayalah, menceritakan beban dan masalahmu pada orang lain itu tidak buruk. Kau juga pasti merasa lega. Ingat, Dylan. Kau tidak sendirian. Kau punya aku untuk berbagi." Ucap Sky sambil menatap Dylan dan tersenyum manis.

Dylan menelan ludah melihat senyuman Sky ,rasanya ia ingin memeluk Sky dan mengatakan padanya bahwa dia lah yang saat ini ada di pikirannya, namun ia tidak bisa melakukan itu semua.

Sky bukan miliknya,

Sky adalah kekasih sahabatnya ....


"Jadi .... Jika kau punya masalah, ceritakan padaku. Aku siap mendengarkan mu, mungkin juga aku bisa mmbantumu .... Jangan hanya  merokok berbungkus-bungkus dan merusak kesehatanmu." Ucap Sky sambil mengambil bungkus rokok Dylan dan menggantinya dengan sebungkus permen rasa mint.

Sky kemudian tersenyum hangat pada lelaki di depannya dan meninggalkan dia tanpa berkata apa-apa.

Ingin rasanya Dylan meneriakkan nama Sky ,melarang gadis itu pergi dari dirinya.


Dan kemudian ,seolah Sky tau bahwa saat ini Dylan tidak ingin dia pergi, Sky menoleh dan berbalik menghadap Dylan.

Sky membuka suara, dengan gaya ceria nya yang selalu bisa membuat Dylan tersenyum.


"Rokokmu kusita. Bye!" Ucapnya riang, sebelum ia berlari kedalam gedung, meninggalkan Dylan yang setengah tersenyum dan setengah sedih.

SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang