Chapter 11

44 8 28
                                    


Aku berlari kluar dari balkon itu dan meninggalkan Dylan .Hatiku hancur rasanya ... Aku bodoh! kenapa aku bisa mengucapkan itu?! bagaimana jika Dylan malah menjauhiku karena perasaan bodohku ini?

Bagaimana ini ....



"Kenapa kau menangis?" aku menoleh kearah Alex yang menatapku, dia bahkan berdiri di depanku.

"Bukan urusanmu!" desisku sambil mendorongnya menjauh, tapi dia masih bertahan di posisi sebelumnya.

"Katakan padaku, kenapa kau menangis? kenapa wajahmu luka begitu?" ucap Alex lagi, kali ini sambil memegang bahuku.

"MINGGIR!" bentakku, dia semakin mencengkram bahuku, aku menepis tangannya dan menamparnya sekuat tenaga.


"Kau itu kenapa sih suka sekali menggangguku? bisa tidak sih beri aku ketenangan sedikit saja?!" ucapku marah, air mata semakin mengalir di kedua pipiku. Alex memegangi pipinya sambil menatapku dalam.

"Kau kenapa ?siapa yang melakukan ini semua ?" tanyanya. Aku mendesis.

"Kau bodoh atau apa hah?! yang menyebabkan aku seperti ini tentu saja kau! yang membuat aku di bully oleh seluruh murid itu kau! yang membuatku dihajar Cherry dan geng nya itu juga kau! dan yang menyebabkan hubunganku dan Dylan memburuk itu kau! cuma kau, Alex Lange. KAU!!!!!" marahku.

"AKU BENCI KAU! Aku benci kau! kau membuatku menjadi lemah, jadi cengeng! aku sangat sangat membencimu!!!!" ucapku marah , lagi. Aku memukul dadanya kuat-kuat tapi dia hanya diam dan tidak melawanku.

Lalu aku pun berlari menjauh darinya.


Belum jauh aku berlari darinya, aku mendengar suara Alex. "Kau tau, Sky? otakmu itu seperti otak anak kecil!" ucapnya tiba-tiba. Aku mendesis dan berhenti berlari, lalu menghadapnya kembali.

"Masih mending otak anak kecil daripada tidak punya otak sepertimu!!!" makiku balik. Alex terdiam sambil bersedekap dan menunjukkan senyum iblisnya, sedangkan aku tersenyum mengejek dan pergi dari situ saat itu juga.


************




















"Ngapain kau disini?" itulah kata pertama yang keluar dari mulutku ketika aku sampai di apartemen mungilku.

"Kok gitu sih, sayang. Aku kan sudah dua bulan tidak bertemu denganmu ... wajar dong jika aku merindukanmu." ucap Cio sok manis. Aku hanya memutar mata dan melempar tasku di sofa lalu membuka lemari es untuk mengambil softdrink.

"Dua bulan tidak bertemu apanya. minggu lalu kau dan Zac kan kesini." gumamku sebelum minum, aku pun langsung meneguk softdrink itu tanpa ampun. Marah-marah tadi membuatku merasa sangat kepanasan dan menjadi haus seperti ini.

SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang