Keesokan harinya ...
Sky Vanilla Princessa White POV
Aku berjalan memasuki area sekolah dengan ekstra hati-hati. Ya, harus penuh dengan rasa hati-hati karena aku tidak tau apa yang akan menyambutku nantinya ....
Tapi ternyata, pagi ini keadaan aman terkendali. Tidak ada satu orang pun yang mengangguku. Hal ini cukup membuatku lega, walaupun aku masih curiga sih ...
Habisnya ... kenapa tiba-tiba jadi tenang seperti ini? Biasanya kan aku selalu disambut ulah dan gangguan dari mereka.
"Bagaimana keadaanmu?"
Aku terkejutkan oleh suara dan sosok Dylan yang tiba-tiba sudah berada di depanku.
Aku pun mengusap dadaku, menunjukkan bahwa Dylan baru saja membuatku kaget.
"Duh, kau ini selalu muncul tiba-tiba dan membuatku kaget." Gerutuku. Dylan hanya membalas gerutuanku dengan senyuman.
"Maaf . jadi ,bagaimana keadaanmu?" ulangnya lagi. Aku memutar mata mendengar pertanyaan nya yang ia ulangi itu.
"Aku sudah kembali sehat dan bugar seperti biasa, jangan khawatir." Ucapku. Dylan tersenyum.
"Syukurlah. Aku takut kau kenapa-kenapa" ucapnya sambil menepuk puncak kepalaku.
Ugh ..... kalau dia melakukan ini padaku, bagaimana aku bisa move on?!
Bagaimana bisa aku melupakannya?
Aku tau dia tidak mempunyai perasaan yang sama padaku, apalagi dia hanya menganggapku teman.
Yup. Bisa dibilang aku terjebak dalam friendzone.
Dan saat ini aku berusaha untuk menghilangkan perasaan sayangku untuk Dylan .
Walaupun aku yakin hal itu pasti tidaklah mudah...
Laipula, aku tidak mau berharap terlalu tinggi tentang hubungan kami, aku takut jatuh nantinya ...
"Sky? Kok diam saja? Ada yang sakit lagi ya?" Tanya Dylan , dengan cepat aku menggeleng.
"Ah tidak kok... aku tidak apa-apa. Eh, kau jam pertama apa?" ucapku mengalihkan pembicaraan. Aku tidak ingin membuat Dylan khawatir padaku.
"Kau yakin kau tak apa?" Tanya Dylan penuh curiga, aku menghela napas. Susah sekali mengalihkan pembicaraan jika lawan bicaraku Dylan. Dia cerdas dan tidak mudah terpancing. Ugh ...
"Aku yakin, Dylan ..." ucapku lagi. Ia mengangguk.
"Baiklah. Aku jam pertama pelajaran matematika di ruang 32, dan kau?" ucapnya.
Aku tersenyum mendengarnya. "Kita sama kok kelasnya! Ayo kita ke kelas sekarang." Ucapku sambil menarik tangannya. Sebut saja aku cari kesempatan dalam kesempitan, tapi sumpah, hanya sentuhan Dylan yang bisa membuatku seperti sengatan listrik yang ber volt ...
Aku dan Dylan berjalan menuju kelas sambil berbincang-bincang. Tak lama, kami sampai di kelas. Aku dan Dylan pun memasuki kelas, lalu akupun langsung berjalan menuju bangku ku, tapi tangan Dylan mencegahku.
"Lihat papan tulis." Ucapnya sambil tidak melepaskan pandangannya dari papan tulis yang ada di depan kelas. Aku pun mengikuti arah tatapan Dylan.
Betapa kagetnya aku mendapati tulisan yang super duper besar dan super jelek berada di papan tulis itu. Setelah aku membacanya, rasa kagetku semakin menjadi.
MULAI SEKARANG JANGAN GANGGU SKY LAGI. JIKA MASIH ADA YANG MENGGANGGU SKY, SIAP-SIAP MENGHADAPI AKU!
-AL-
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY
Teen FictionSky Vanilla Princessa White mempunyai segala sesuatu yang diidamkan seluruh gadis di dunia ini. Ia cantik, kaya, pandai, hidupnya sangat sempurna. Tapi,Sky merasa bahwa hidupnya malah tidak enak karena selama ini ia selalu dikelilingi oleh orang y...