Chapter 14

32 7 10
                                    


Sky menarik napas dalam sebelum memasuki kamar inap Dylan.

Rasanya Sky belum siap jika bertemu dengan Dylan. Ia takut Sky berpikir yang tidak-tidak tentang nya ... Sky takut jika Dylan berpikir bahwa Sky adalah gadis plin-plan, sehari bilang cinta pada Dylan, besoknya langsung jadian dengan orang lain ....

Sky takut Dylan menganggapnya gadis murahan .... Sky takut Dylan salah paham terhadapnya ...

Padahal Sky melakukan ini semua demi Dylan ... Apalagi tadi Dylan sempat menyatakan perasaannya pada Sky.

Dan salah satu hal yang membuat Sky semakin gugup dan takut, Alex daritadi tidak melepaskan tangan Sky, Alex terus mengenggam tangan Sky seakan takut jika genggaman nya dilepas, Sky akan lari darinya.

Sky sendiri rasanya ingin menceburkan diri ke segitiga bermuda saja ketika Alex menggandeng nya terus.

"Kenapa diam? kau tidak mau masuk?" tanya Xavier yang sudah membuka pintu kamar. Belum sempat Sky menjawab pertanyaan Xavier , Alex sudah menarik tangan Sky dan mengajaknya masuk.

"Kau harus minta maaf padanya." bisik Sky ke Alex. dan Alex menatap Sky datar.

"Tidak usah kau suruh juga aku akan meminta maaf padanya." Jawab Alex datar, membuat Sky sebal dan diam-diam mengejek Alex.

Sky,Alex,Rafael,Blake dan Xavier sudah berada di dalam ruang rawat inap Dylan. Mereka bisa melihat sosok Dylan yang sedang terbaring lemah di atas ranjang sambil melamun dan menatapi langit-langit kamar. Seketika itu juga Sky merasa sangat bersalah.

Harusnya dia ada di dekat Dylan saat Dylan tersadar tadi .... Bukannya meninggalkan Dylan sendirian seperti ini ...

"Mate.... bagaimana keadaanmu?" ucap Xavier, membuat Dylan tersadar dari lamunan nya dan menatap kearah pintu tempat berdiri tamunya tersebut.

Dylan merasa sedikit senang atas kehadiran sahabat-sahabatnya itu,

Namun ketika tatapan Dylan terjatuh pada tangan Alex dan Sky yang menyatu, perasaan senang itu meluap dan berganti dengan perasaan sakit yang menyesakkan dada nya.

"Tidak pernah sebaik ini, mate." jawab Dylan sambil berusaha untuk tersenyum dan menyembunyikan rasa sakitnya itu.

"Look mate. I'm sorry .... ini semua salahku, maafkan aku. Aku terbawa emosi dan akhirnya aku malah berbuat bodoh dan menempelkan kertas keramat itu padamu ... maafkan aku ..." ucap Alex ,Dylan tersenyum.

"Aku sudah memaafkanmu, Alex. Aku juga minta maaf. Lagipula, aku ini sudah tau dari dulu kalau kau bodoh, tidak seperti aku yang jenius sejak lahir." ucap Dylan bercanda, membuat Alex, Xavier,Blake dan Rafael tertawa.

Sky tersenyum kecil namun tidak berani menatap Dylan.

"So, we're cool now?" ucap Alex.

"Yup. come here bro, give me a hug." jawab Dylan. Alex terkekeh dan melepaskan tangan Sky lalu berjalan mendekati Dylan dan memeluknya.

"Lain kali kau saja yang pukul aku, jangan suruh orang lain." canda Dylan. Alex tertawa dan menepuk punggung Dylan.

"Aku tidak tega memukulmu, bro." Jawab Alex.

"Bukan tidak tega, tapi tidak berani." canda Blake, kembali membuat mereka tertawa.

"Jadi sekarang kita kembali akrab lagi kan? Five Rich Prince tetap berlima kan?" tanya Xavier. Dylan dan Alex mengangguk bersamaan.

"Tentu saja. Five Rich Prince akan selalu berlima, dan sampai mati pun cuma kita anggotanya." ucap Alex dengan wajah seriusnya.

"Syukurlah ... tolong kalau ada masalah lagi,selesaikan dengan baik-baik. jangan seperti ini lagi, jangan ada pertengkaran dan perpecahan, kami yang pusing memikirkannya." Ucap Rafael bijak. teman-temannya mengangguk setuju.

SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang