•28• menyatakan perasaan?

2.1K 255 28
                                    

ღღღ

Beomgyu masuk ke dalam rumah dengan senyum yang tak berhenti mengembang, perasaannya sedang cukup baik hari ini, mengingat hari ini ia menghabiskan waktu bersama dengan nara.

Ya walaupun tadi pagi ada drama dulu di halte bus.

Awalnya nara mengajak beomgyu untuk mencari buku novel keluaran terbaru. biasanya yang beomgyu tau, yuri yang selalu menemani nya, namun belakangan ini kata nara, yuri selalu tidak bisa ikut.

Dan tentu saja beomgyu tidak akan menolaknya. Mereka berjalan menggunakan bus menuju toko buku, setelah itu mereka hunting berbagai makanan dan tak lupa bermain game arcade.

beomgyu melangkahkan kaki nya ke dalam ruang tengah untuk menuju kamarnya, namun langkahnya terhenti saat melihat yeonjun yang  berada di bawah tangga tengah menatapnya datar.

Karena beomgyu sedang dalam mode bahagia dan mood nya tidak mau dirusak oleh kakak tirinya itu, ia memutuskan mengabaikan yeonjun dan melanjutkan langkahnya

"sejak kapan lo deket sama nara?" pertanyaan dari yeonjun, sukses membuat beomgyu mengarahkan pandangannya ke arah yeonjun

Beomgyu menatap yeonjun tak kalah datarnya "bukan urusan lo mau gue deket sama nara dari kapan"

Yeonjun mengerutkan keningnya, sedikit terkejut ternyata beomgyu cukup berani dengannya sekarang. 

"lo bisa gak sih gausah gangguin nara lagi? dia gak suka" lanjut beomgyu dengan wajah datarnya

Tak biasanya beomgyu begini, namun entah dari dorongan mana, ia benar-benar tak suka jika yeonjun terus menganggu nara, apalagi nara sering bercerita betapa menyebalkannya sosok yeonjun.

Yeonjun tertawa remeh "urusan nya sama lo apa? Terserah gue dong, kenapa lo yang marah?"

Beomgyu menghela napasnya, debat dengan yeonjun tidak akan ada habisnya dan pasti dirinya akan kalah.

Karena dirinya sedang malas berdebat, akhirnya beomgyu memutuskan meninggalkan  ruang tengah menuju kamarnya, di lantai dua melewati yeonjun yang tengah menatapnya datar.

ღღღ


"wooyoung!"

Si empu yang merasa di panggil lantas berbalik untuk mencari sumber suara, setelah tau siapa yang memanggilnya wooyoung pun tersenyum, itu hyerin.

"kenapa rin?" tanya wooyoung pada wanita yang sudah berdiri di depan nya

"gapapa, mau nyamperin aja, gue bosen di kelas"

Wooyoung tertawa "lah gak gabung sama temen-temen lo?"

Hyerin mengerucutkan bibirnya seraya bergeelng "males, tukang gibah semua, mana gue gak tau apa yang mereka gibahin" jelasnya sedangkan wooyoung masih tertawa

"gausah ketawa ih" ucap hyerin sebal seraya memukul pundak wooyoung pelan

"eh iya, changbin mana? Biasanya dia berisik" tanya hyerin celingak-celinguk, baru sadar si toa tidak ada

"kesiangan dia, jadinya gak masuk" hyerin lun hanya mangut-mangut saat mendengar penjelasan dari wooyoung

"lo mau kemana wo?" tanya hyerin kembali. Wooyoung mengendikkan bahu nya "palingan nyari yeonjun, tuh anak ilang-ilangan terus" jawab wooyoung. Hyerin pun terdiam dan hanya mengangguk singkat

"kenapa?" tanya wooyoung bingung melihat tingkah hyerin yang berubah

"gapapa, gue balik ke kelas aja ya" ucap hyerin seraya tersenyum. Sebelum hyerin pergi, wooyoung segera mencekal tangan perempuan berambut panjang itu, membuat si perempuan tersebut berbalik ke warah wooyoung lagi. 

Trouble | Choi Yeonjun √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang