Selamat membaca 🤗
Warning
Typo bertebaran!Jangan lupa vote dan komenya!
°°°
Belva melihat Albar dan teman temannya berjalan di koridor menuju kelas. Belva berniat untuk menghampiri mereka, gadis itu tersenyum lalu berjalan melangkahkan kakinya mendekat ke arah Albar dan teman temannya karna posisi mereka saat ini berjalan berlawanan arah"hay" sapa Belva saat sudah berada di depan Albar dan temannya, gadis itu tersenyum sangat manis
Albar, Delvin, Evan dan Kenzo hanya menatap datar Belva
" kalian apa kabar?" tanya Belva
"buruk, tadinya sih baik tapi saat ngelihat lo, kebar gue jadi buruk" Delvin menjawab dengan nada sinis dan hanya menunjukkan wajah datarnya
"kok gitu sih Vin, kalian gak kangen apa sama gue?" tanya Belva gadis itu tetep sama masih tersenyum
"kangen sama lo?, mimpi lo ketinggian" sahut Evan
"kalian kenapa sih?, gue kan tanya kalian baik baik?"
Albar dan Kenzo hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun
"kenapa?, lo masih tanya kenapa, setelah lo pergi trus balik lagi, lo gak mikir apa emang gak ada otak" ujar Delvin cowok itu tampak menahan marah saat gadis di hadapannya ini tidak merasa bersalah sama sekali
"gue minta maaf soal kejadian itu, gue tau kalian pasti kecewa banget sama gue, apalagi Albar tapi apa kalian gak bisa untuk mencoba maafin gue" Belva berucap dengan lirih, ia sadar ia salah dan ia mencoba untuk meminta maaf dan mencoba untuk memperbaiki keadaan, tapi mengapa tak ada yang mencoba memahami keadaannya
"kayaknya semenjak lo pergi tanpa kabar, lo bukan lagi temen kita, apalagi saat lo udah buat Albar sakit hati, gue rasa kita udah terbiasa tanpa lo dan udah bahagia tanpa adanya lo" Delvin benar benar muak dengan gadis di depannya ini, jika ia bukan perempuan sudah di pastikan Delvin akan memberikan pelajaran pada orang yang ada di hadapannya saat ini
"gak usah ngurusin dia, gak penting" ucap Evan cowok itu berlalu pergi meninggalkan ketiga temannya di belakang
"tumben tuh si Evan pinter" ucap Delvin cowok itu melihat Evan yang mulai berjalan menjauh
Albar, Delvin dan Kenzo berjalan menyusul Evan, tak mempedulikan Belva yang saat ini tengah menundukkan kepalanya dengan mata yang memerah menahan tangis
"kalian akan nyesel giniin gue, lihat aja nanti"
°°°
Sella melangkahkan kakinya menuju gudang yang berada di lantai dua paling ujung. Ia menerima pesan dari Belva bahwa gadis itu menunggunya di gudang. Setelah sampai di gudang gadis itu membuka kenop pintu, setelah masuk ia kembali menutup pintu itu
Keadaan yang ia lihat adalah gudang itu tampak berdebu dan gelap namun ada celah celah kecil sehingga cahaya dapat masuk ke dalam ruangan itu
Sella mendekat ke arah Belva lalu berdiri di hadapan gadis yang sedang berdiri membelakanginya
"lo ngapain sih ngajak gue ketemuan di gudang, kayak gak ada tempat lain aja" ucap sella
Belva berbalik menatap sella datar
"disini aman, gak akan ada orang yang tau kalau kita ada disini""tapikan gelap, serem lagi"
"lo takut?"
"gak ngeri aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted Boy
Teen FictionLisa Anaya Rahardian gadis cantik berambut pirang, bermata hazel, berkulit putih, sifatnya yang pecicilan dan jahil. Gadis cantik dengan senyum yang begitu manis, namun dibalik senyum yang manis ia menyimpan banyak luka, ia memainkan perannya dengan...