Typo bertebaran!
Aulia kembali ke tenda dengan perasaan senang, senyumnya mengembang membuat gadis itu terlihat lebih manis. Ia memikirkan kembali kejadian beberapa menit lalu saat ia dan Delvin kembali bersama seperti dulu
Flashback on
"gue masih sayang lo Li, apa lo juga masih sayang gue?" tanya Delvin menatap mata Aulia lekat
"hmm... sebenarnya gue juga masih sayang lo, padahal waktu itu Lo buat gue kecewa, tapi kenapa gue enggak bisa benci lo?" ucap Aulia jujur ia masih sayang dengan Delvin sangat
"karna Lo itu masih cinta gue" ucap Delvin sambil mencubit hidung Aulia
"sakit ihhh" rengek Aulia sambil melepas tangan Delvin yang mencubit hidungnya
"lo masih sama kayak dulu, gemesin" ucap Delvin membuat kedua pipi Aulia memerah seperti kepiting rebus
"apasihh!?" ucap Aulia sambil mengalihkan pandangan dari Delvin
"haaaaa, lucu banget sihh" ucap Delvin sambil tertawa
"li kalau kita masih sama sama sayang, apa lo mau balikan sama gue, kita sama sama lagi kayak dulu?" ucap Delvin sambil menggenggam tangan Aulia
"gue takut kecewa lagi" jawab Aulia jujur ia tak mau kecewa untuk kedua kalinya
"kita jadian masa lalu sebagai pembelajaran li, jangan jadikan masa lalu sebagai beban, dengan kesalahan di masa lalu kita belajar untuk menjadi yang lebih baik lagi, dengan masa lalu kita bisa belajar mana yang bener dan mana yang salah" ucap Delvin bukankah benar bahwa setiap manusia pasti memiliki masa lalu entah itu baik maupun buruk, kita bisa belajar dari masa lalu untuk menjadi yang lebih baik lagi dengan masa lalu kita belajar bahwa masa lalu harus dijadikan pembelajaran di masa depan
Aulia menarik napasnya pelan benar apa yang di katakan Delvin tak ada salahnya jika ia memberikan kesempatan kedua untuk Delvin
"iya, gue mau, tapi ada syaratnya kita harus saling percaya, terbuka dan gak boleh egois kalau kita punya masalah kita harus selesai masalah kita dengan cara yang dewasa, ok!?" ucap Aulia
"yes honey, I promise"
Flashback off
"ngapain lo senyum senyum sendiri, kesambet lo" ucap Zahra yang duduk di sebelahnya di susul Nadia dan Lisa
"apasih lo kepo banget" ucap Aulia
"yeee dasar lo gajah beduk" ucap Zahra
"apa lo kudanil" ucap Aulia sambil menatap Zahra dengan berkacak pinggang
"apa lo tutup panci!?" ucap Zahra tak mau kalah
"apa lo wajan gosong!?" ucap Aulia
"udah, kayak anak kecil aja" ucap Nadia jengah sahabatnya memang sudah besar tapi kelakuannya gak jauh beda sama anak TK
"udah ahh, gue mau ke toilet bentar, kalian tidur jangan berisik, yang lain udah pada tidur" ucap Lisa
"mau gue temenin, ini udah malem loh?" tanya Nadia
"udah gak usah, gue sendiri aja" ucap lisa lalu pergi menuju toilet meninggalkan ketiga sahabatnya yang asik berdebat itu
"gue bingung, dosa apa gue punya temen kok pada kayak bocah, untung mereka sahabat gue, untung gue sayang juga" gerutu Lisa ia berpikir mengapa sahabatnya itu memiliki tingkah yang persis seperti anak TK tapi setidaknya sahabatnya itulah yang menghibur di saat dirinya sedih
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted Boy
أدب المراهقينLisa Anaya Rahardian gadis cantik berambut pirang, bermata hazel, berkulit putih, sifatnya yang pecicilan dan jahil. Gadis cantik dengan senyum yang begitu manis, namun dibalik senyum yang manis ia menyimpan banyak luka, ia memainkan perannya dengan...