40. Kabar Baik

493 44 14
                                    

Happy Reading ❤️


.
.
.
.
.


Lisa membuka matanya dengan kerutan dalam di keningnya ketika silau cahaya matahari menerobos retina matanya. Tangan kanannya terangkat mencoba menghalau sinar matahari yang membuat matanya silau.

Lisa mengedarkan pandangannya, menatap sekelilingnya yang di penuhi oleh bunga. Lisa melangkahkan kakinya, matanya terus bergerak melihat sekelilingnya. Tempat ini sangat indah, namun terlihat asing untuk nya. Tempat ini terlihat sepi, tak ada siapapun kecuali dirinya.

"Ini di mana?" Gumannya pelan.

Lisa melihat penampilannya dan baru tersadar dengan gaun berwarna putih yang saat ini di kenakannya.

"Lisa" Suara itu membuat Lisa membalikan badannya kebelakang. Tatapannya terkunci pada seorang gadis yang tersenyum ke arahnya. Gadis itu berjalan mendekat ke arah Lisa, menepis jarak di antara keduanya.

"I miss you" Suara lembut itu kembali terdengar di indera pendengaran Lisa, membuat Lisa tersadar dari lamunannya.

"Ta-ta" Ucap Lisa terbata. Matanya berkaca-kaca menatap seorang gadis yang berdiri di depannya.

Gadis itu mengangguk, tetap mempertahankan senyuman manis yang terpatri di wajah cantiknya yang terlihat pucat.

Lisa langsung menubruk gadis di depannya dengan sebuah pelukan. Gadis itu membalas pelukan Lisa tak kalah erat, tanganya mengusap punggung Lisa yang bergetar karena menangis.

"Ini beneran kamu?"

"Iya, ini aku" Ucap gadis itu, kemudian melepaskan pelukannya.

"Don't cry" Gadis itu menghapus air mata Lisa lembut.

"Aku kangen kamu, kenapa kamu pergi ninggalin aku, aku sedih gak ada kamu?"

Gadis itu tersenyum, "Semuanya udah takdir aku Lisa, aku juga enggak mau ninggalin kamu, tapi ini semua takdir yang harus aku jalani. Aku enggak papa, kamu gak perlu sedih. Aku udah bahagia disini"

"Kalo gitu aku mau di sini aja sama kamu" Lisa tersenyum menatap gadis di depannya.

Gadis itu menggelengkan kepalanya, "enggak, kamu harus kembali. Tempat kamu bukan disini"

Lisa menyeringitkan dahinya bingung, "kenapa?" tanya nya pelan.

"Belum saatnya kamu ada di sini. Banyak orang yang nunggu kamu di sana. Kembalilah selesaikan permasalahan di sana, mereka semua sayang sama kamu. Meskipun kita udah gak bisa bareng lagi, aku akan selalu ada di hati kamu. Kamu gak perlu takut untuk menghadapi masalah sebesar apapun itu. Kembalilah dan berbahagialah"

•••

Lisa membuka kedua matanya, mengerjakan matanya saat cahaya lampu menerobos retina matanya. Kepalanya terasa pusing, dan tubuhnya yang terasa sakit. Matanya bergerak, menatap seseorang yang tertidur sambil menggenggam tangannya. Lisa mencoba menarik tangannya, mencoba melapas tangganya yang di genggam Albar.

Albar terbangun dari tidurnya ketika merasakan tangan yang berada di genggamannya bergerak. Albar menatap tangan Lisa yang masih berada di genggaman nya, kemudian mengalihkan pandangan nya menatap wajah Lisa.

Kedua mata itu sudah terbuka, dan manik mata hazel itu menatapnya sayu. Dengan cepat Albar berdiri dari duduknya.

"Kamu udah sadar sayang"

"Ada yang sakit?, Kamu perlu sesuatu? Bilang sama aku" Albar memandang Lisa dengan pandangan yang tidak bisa di artikan.

"Ha-us" ucap Lisa pelan, namun masih bisa di dengar oleh Albar. Dengan cepat Albar mengambil air yang tersedia di atas nakas, lalu membantu Lisa untuk minum.

The Most Wanted BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang