Selamat membaca...
Jangan lupa vote dan komennya, thank you ❤️🤗
❄️❄️❄️
Nadia melangkahkan kakinya keluar dari minimarket yang berada tak jauh dari kompleks rumahnya. Gadis itu terlihat kesusahan membawa kedua kantong plastik besar yang berisi bahan makanan dan beberapa cemilan.
Gadis itu menenteng kedua kantong plastik putih di tangan kanan dan kirinya.
Gadis itu memekik kaget saat ada seseorang yang menabraknya dari samping, membuat barang belanjanya ditangannya terjatuh.
Nadia berdecak sebal. Gadis itu berjongkok untuk mengambil kembali barang barang miliknya yang terjatuh dan kembali memasukkan nya ke dalam kantong plastik.
"Aduh gimana sih, lihat dong kalo jalan. Untung gue enggak nyungsep" gadis itu berucap tanpa melihat orang yang menabraknya.
Laki laki itu ikut berjongkok membantu gadis di depannya.
"Maaf ya, saya enggak sengaja"
"Makanya hati hati pak" gadis itu berdiri setelah selesai mengambil barang belanjaan nya yang terjatuh.
"Sekali lagi saya minta maaf ya"
Nadia mengangguk, gadis itu mendongakkan kepalanya menatap laki laki paruh baya yang menabraknya. Gadis itu terdiam sesaat, Nadia menatap laki laki paruh baya itu yang juga menatapnya.
"Om Devon?"
Laki laki paruh baya itu terdiam, matanya terus menatap gadis di depannya. Setelah menyadari sesuatu, laki laki itu tersenyum tipis.
"Nadia?"
Nadia tersenyum. "Iya om, apa kabar?. Lama Nadia gak ketemu sama om"
"Kabar om baik, gimana kabar kamu?"
"Baik om, om ngapain disini?" Tanya Nadia.
"Om ada urusan disekitar sini, dan ingin beli sesuatu. Kamu mau pulang?"
Nadia menganggukkan kepalanya. "Iya om"
"Sebelum kamu pulang, boleh om bicara sama kamu?"
Nadia terdiam sesaat kemudian tersenyum dan mengangguk. "Boleh, ada apa ya?"
"Gimana kalo kita ngobrol ditaman dekat sini?" Tanya Devon yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Nadia.
Nadia dan Devon duduk di kursi taman yang letaknya tak jauh dari minimarket. Kedua orang berbeda umur itu terdiam sesaat.
"Om mau bicara apa?" Tanya Nadia membuka obrolan.
Laki laki paruh baya itu tersenyum simpul. "Sebelumnya om minta maaf atas kejadian dulu, bukan maksud kami pergi tanpa pamit, tapi waktu itu kami pergi mendadak. Om juga minta maaf atas kelakuan Belva selama ini"
Nadia menyeringitkan dahinya, gadis itu menatap laki laki di sampingnya bingung. "Maksud om?"
Devon tersenyum tipis, laki laki itu menyadarkan punggungnya pada sandaran kursi. Pandangan matanya menatap lurus ke arah depan.
"Saya memang sering meninggalkan Belva karena pekerjaan. Namun saya masih mengawasi Belva, saya tidak akan membiarkan anak saya satu satunya hidup tanpa pengawasan saya" laki laki paruh baya itu menghela nafasnya sesaat.
"Belva berubah karena saya Na, saya kurang memperhatikan dia. Semenjak istri saya meninggal saya sering meninggalkan Belva sendiri dengan alasan pekerjaan, saya benar benar merasa kehilangan atas kepergian istri saya"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted Boy
Novela JuvenilLisa Anaya Rahardian gadis cantik berambut pirang, bermata hazel, berkulit putih, sifatnya yang pecicilan dan jahil. Gadis cantik dengan senyum yang begitu manis, namun dibalik senyum yang manis ia menyimpan banyak luka, ia memainkan perannya dengan...