46. Rumah Albar

250 23 2
                                    

Selamat membaca...

Jangan lupa vote dan komennya, thank you ❤️🤗

❄️❄️❄️

Lisa memijat pelipisnya pelan karena merasakan pusing. Gadis itu melirik Aulia yang fokus mendengarkan penjelasan guru didepan. Merasa ada yang memperhatikan Aulia menoleh menatap Lisa yang duduk disampingnya.

"Kenapa?" Aulia bertanya tanpa suara, mengingat guru di depannya adalah guru yang terkenal killer di sekolah.

Lisa menggelengkan kepalanya pelan. Aulia menatap Lisa yang sikapnya terlihat berbeda dari biasanya.

"Lo sakit?" tanya Aulia melihat bibir gadis sebangkunya itu yang terlihat pucat.

Lagi lagi gadis di sampingnya itu menggeleng, membuat Aulia berdecak sebal.

"Tapi lo keliatan pucet Lis" ucap Aulia sedikit berbisik.

"Gue gak papa Li" ucap Lisa pelan.

"Gak papa gimana orang lo tuh pucet banget, mau ke UKS?" tawar Aulia.

Lisa menggeleng pelan. "Gak usah bentar lagi juga pulang" ujar Lisa kemudian kembali memperhatikan guru di depan.

Lima belas menit berlalu akhirnya bel tanda pulang sekolah berbunyi, membuat semua yang ada di dalam kelas bersorak senang.

"Akhirnya pulang juga" ucap Nadia. Gadis itu bangkit dari duduknya.

"Tau mana tuh guru kalo ngajar melotot mulu" ucap Zahra sebal.

Nadia tertawa pelan. "Gue takutnya sih matanya lama lama keluar kalo melotot terus"

Aulia ikut tertawa, gadis itu menabok pelan pipi Nadia, kebiasaan jika gadis itu tertawa.

Nadia mendatarkan ekspresinya, gadis itu menatap datar Aulia yang masih tertawa. Sedangkan Lisa dan Zahra kedua gadis itu hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang kelewat absrud itu.

"Udah ah capek gue, pulang yuk" ucap Zahra.

Keempat gadis itu berjalan keluar kelas. Di sana sudah ada Albar dan teman temannya yang menunggu di depan kelas.

Evan tersenyum melihat Zahra, cowok itu berjalan mendekat ke arah Zahra. "Haii Ra"

Zahra tersenyum. "Haii"

Nadia tersenyum menggoda, gadis itu menatap Zahra dan Evan bergantian. "Cieee yang lagi deket mah beda" ujar Nadia.

Nadia bergeser mendekati Zahra menyenggol lengan gadis itu. "Cie cie"

Zahra memutar bola matanya jengah, gadis itu melirik Nadia kesal. "Apasih" Zahra menghentakkan kakinya sebal.

"Gue duluan" ujar Zahra kemudian berlalu pergi.

"Lah gue di tinggal" ucap Evan cowok itu berlari mengejar Zahra meninggalkan teman temannya.

"Yaudah kita duluan ya" ucap Nadia gadis itu mengandeng tangan Kenzo, kemudian pergi begitupun dengan Aulia dan Delvin.

Albar menghampiri Lisa yang masih berdiri di depan pintu. Tangan Albar bergerak menggenggam tangan Lisa. Cowok itu menatap Lisa yang juga menatapnya.

"Kamu sakit?" tanya Albar, tangan Albar terulur menyentuh kening gadis itu.

"Gak papa cuma pusing aja" ucap Lisa sambil tersenyum tipis.

"Bener?" tanya Albar memastikan.

Lisa mengangguk pelan, kemudian tersenyum menyakinkan Albar. "Bener, ayo pulang" ucap Lisa.

The Most Wanted BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang