33. I Promise

2.1K 83 5
                                    

Selamat membaca 🤗

Jangan lupa vote dan komen!

Warning
Typo bertebaran!

°°°

Belva tersenyum miring saat melihat Albar yang terdiam di tempatnya. Belva berdiri dari duduknya, menghampiri Albar yang saat ini hanya diam mematung di tempatnya. Belva berdiri di depan Albar, menatap manik mata Albar yang menatap depan dengan pandangan kosong.

"apa Lisa udah tau tentang kita?" ucapan Belva menyadarkan Albar dari lamunannya.

Albar menatap Belva dingin.
"lo itu cuma masa lalu gue"

Belva tersenyum, tangannya bergerak mencoba menggenggam tangan Albar.

"aku mau kita kayak dulu"

Albar menghempaskan tangan Belva yang mencoba menggenggam tangganya.
"pergi, jangan ganggu gue"

"berarti kamu setuju kalo aku bilang sama Lisa tentang kita?, aku bakal ke rumah lisa nanti"

Albar memejamkan matanya sejenak.
"jangan macam-macam, lo sentuh dia lo mati"

Bukanya takut, Belva malah tertawa.
"don't worry, segitu takutnya kamu kehilangan dia?"

"dia segalanya buat gue"

"aku bakal buat Lisa menderita, karna dia udah rebut kamu dari aku"

"dia gak pernah rebut gue dari lo"

"enggak dia itu udah rebut kamu dari aku, aku bisa ngelakuin apa aja buat Lisa menderita"

"APA MAU LO?"

Belva tersentak kaget saat Albar membentaknya, Belva menatap manik mata Albar dengan mata yang berkaca-kaca.
"aku mau kamu bar, aku sayang kamu, aku cinta kamu"

"lo itu udah gila"

"iya aku emang udah gila, dan aku gila karna kamu. Kamu bisa nolak aku, tapi kamu lihat aja nanti, kamu bakal nyesel"

"jauhin Lisa atau kamu mau dia dalam bahaya" setelah mengatakan itu Belva beranjak pergi meninggalkan Albar yang sedang menahan emosinya.

Albar berjalan menuju kamarnya. Albar membuka pintu kamar dan menutupnya dengan kencang, membuat Delvin, Evan dan Kenzo terlonjak kaget.

"astaghfirullah" ucap Delvin sambil mengelus-elus dadanya karna kaget.

"lo kenapa dah bar?, ngagetin orang aja untung gue gak jantungan" ucap Evan

Albar melempar handphonenya asal, lalu menjatuhkan tubuhnya di kasur king miliknya sambil memejamkan matanya sejenak, mencoba menahan emosinya. Setelah di rasa emosinya cukup terkendali Albar mengubah posisinya menjadi duduk di tepi ranjang sambil memijat pelipisnya yang terasa pusing.

Kenzo berdiri menghampiri Albar, lalu ikut duduk di samping Albar. Kenzo dapat melihat jika Albar tengah memikirkan sesuatu. Memang ia orang yang terbilang cuek di antara temen-temennya, namun Kenzo lebih peka terhadap keadaan disekitarnya dari pada teman-temannya yang lain.

"ada apa?, kenapa lo kayak mikirin sesuatu" tanya Kenzo sambil menepuk pelan bahu Albar.

Albar menarik nafas sejenak.
"dia dateng ke sini"

Delvin dan Evan yang penasaran dengan topik pembicaraan mereka pun mendekat.
"tuh sih mantan balik lagi kesini?" tanya Evan

"wah tu anak panjang umur banget baru aja tadi di omongin udah dateng aja" celutuk Delvin

The Most Wanted BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang