1✒ Prolog

195 10 0
                                    

Seorang gadis berseragam SMA menjelajahi area sekitar dengan perasaan cemas. Dia melepas tasnya kemudian melemparkannya ke balik tembok besar dihadapannya.

Gadis itu tersenyum miring dan mulai memanjat pohon untuk melewati tembok tersebut. Dengan lincah, dia berhasil memanjat pohon itu dan mendarat dengan sempurna. Dia mengambil tas sekolahnya lalu menepuk-nepuk seragam sekolahnya yang sedikit kotor.

Tiba-tiba seseorang berdehem. Gadis itu menoleh ke belakang dan menemukan seorang laki-laki berdiri dengan tangan bersedekap dan tersenyum angkuh.

"Ini udah yang kesekian kalinya lo ketangkep sama gue. Ternyata lo emang nggak sepinter yang gue kira," ucap laki-laki itu. 

Gadis itu tertawa sambil ikut bersedekap. Dia tidak takut sama sekali. "Duh, ada yang ngomong tapi nggak ada wujudnya, setan kali ya. Emang sih kata anak-anak, belakang sekolah itu angker!" ucapnya sambil berjalan, berpura-pura tidak melihat laki-laki itu.

"Sheryl Amalia Stefani!" 

Ahh.. Rupanya laki-laki itu mengetahui nama lengkapnya.

"Apa?" 

Langkahnya terhenti kemudian dia berbalik. 

Laki-laki itu berjalan dan menghampiri Sheryl. Tangannya menarik belakang kerah kemeja sekolah Sheryl lalu membawanya pergi menuju lapangan. Hal itu, membuat Sheryl harus berjalan cepat, tapi mundur.

"Woy, Ziffan! Lo kira gue kucing! Woy gue bisa jalan sendiri!" ucap Sheryl sambil mencoba melepaskan diri.

Namun sia-sia. Tenaganya tidak sebanding dengan laki-laki itu. Ziffan terkekeh, "Lo emang kucing! Kucing pengganggu!"

Sheryl mengertakkan giginya.

Laki-laki bernama Ziffan Effendy itu, membawanya ke tengah-tengah lapangan. Lalu melepaskan kemeja Sheryl.

Sheryl menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Squat jump dua puluh kali! Abis itu lari dua kali keliling lapangan!" seru Ziffan.

Gadis itu hendak pergi namun dia mengurungkan niatnya karena melihat Pak Gio-guru kesiswaan sekaligus guru olahraga yang terkenal killer, sedang menatapnya dari kejauhan.

"Mati aja lo, Ziffan!"

Dia melempar tasnya ke tanah dan mulai squat jump.

Ziffan tersenyum miring, "Kasian. Makanya lain kali, jangan berurusan sama gue!"

Setelah melakukan squat jump, Sheryl berlari keliling lapangan dua kali.

Peluh keringat membasahi dahi mulusnya. Di dalam hati, gadis itu mengutuk Ziffan berkali-kali. Seandainya Tuhan berbaik hati padanya, dia ingin Ziffan mati sekarang juga!

Wajah yang saat ini menatapnya sambil tersenyum itu, tidak pernah ingin dia temui lagi.

Setelah menyelesaikan hukumannya, gadis itu mengambil tasnya, dia mendekati Ziffan. Jarak keduanya saat ini begitu dekat. Keduanya saling menatap tajam.

"Kalau ada cowo yang paling gue benci di dunia ini, itu lo, Ziffan Effendy! Mulai sekarang, lo jadi musuh gue!"

Laki-laki itu tertawa dengan santainya. "Childish!"batinnya.

Sheryl berjalan meninggalkan Ziffan dengan langkah lebar.

"Gue juga benci sama lo! Oke, sekarang kita musuhan!" teriak Ziffan.
DASAR SETAN MUKA MANUSIA! ZIFFAN EFFENDY, MATI AJA LO! batin Sheryl.

What's wrong with my enemy? (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang