2 ✒ What's wrong with my enemy?

113 7 0
                                    

Lorong sekolah sepi sekali. Hanya terdengar suara guru-guru yang sedang mengajar. Sheryl tersenyum remeh, "Ngapain gue belajar, gue kan udah pinter. Lagian, gue laper."

Kakinya yang jenjang, melangkah menuju kantin. Sheryl tipe orang yang malas ke kantin ketika jam istirahat. Karena berisik, tidak suka keramaian, enggan menjadi sorotan, enggan dilihat orang lain, dia juga enggan berbaur dengan orang baru. Alhasil, dia ke kantin ketika KBM sedang berlangsung.

Sesampainya dia di kantin, dia langsung berjalan lurus menuju tukang siomay.

"Bang, siomaynya satu!" ucapnya.

"Woy cewek nakal!"

Sheryl menoleh kebelakang. Menatap seorang laki-laki yang berani-beraninya mengatainya nakal.
Ziffan.

"Saking lapernya sampe nggak liat ada banyak orang ya!" ucap Ziffan sambil tertawa. Sheryl berjalan mendekatinya.

Ziffan tidak sendirian, dia di kantin bersama dengan para anggota osis.

"Lah lo! Ngapain disini?" tanya Sheryl.

"Gue lagi rapat sama anggota gue, lah. Emang lo nggak liat?"

Sheryl tertawa. "Rapat? Di kantin? Emang ya, otak lo semua di taro di dengkul. Rapat di kantin ngapain? Alesan aja. Udahlah jujur aja, lo semua bolos kan?"

Sheryl duduk di samping seorang anggota osis.

Dia menepuk bahu laki-laki di sebelahnya itu. "Lo udah makan? Gimana kalau makan bareng gue? Gue sendirian nih!"

Laki-laki itu, dengan ragu-ragu, menoleh ke Ziffan. Yang ditatap malah menatapnya balik, seakan mengatakan, Coba aja, lo mau gue keluarin dari osis?!

Laki-laki itu berdiri, "Ayo gue temenin!"

Sheryl tersenyum puas. Memang tidak ada yang bisa mengalahkan pesona kecantikannya.

"Woy!" panggil Ziffan. Laki-laki itu berjalan sambil membawa jus jeruk. Lalu tanpa ragu, dia menumpahkan jus itu ke kepala Sheryl.

"Jangan ganggu anggota gue! Gue lagi rapat!"

Sheryl mengertakkan giginya. Dia mengambil sambal di meja sebelah dan menumpahkannya di kepala Ziffan.

"Lo yang jangan ganggu gue!"

Ziffan mengambil beberapa tissu dan mengelap kepalanya.

"Sheryl Amalia Stefani, lo mau nggak jadi pacar gue?!"

Seluruh manusia yang berada di ruangan itu melongo. Bahkan Mang Ejo—penjual siomay, sampai menganga dibuatnya. Siapa yang tidak tahu bahwa Ziffan dan Sheryl adalah musuh bebuyutan? Semuanya tahu itu. Tapi kenapa?

Sheryl tersenyum miring. Sebuah permainan terlintas di benaknya.

Truth or dare.

"Oke! Gue mau jadi pacar lo!"

Ziffan tersenyum puas. Dia mengambil beberapa tissu dan mengelap wajah Sheryl yang penuh dengan jus jeruk dengan tidak benar. bahkan terlihat asal-asalan.

"Yaudah, makan gih, pacar! Gue mau rapat. Woy, Kun! Ayo rapat!"

Ziffan berbalik dan kembali kepada teman-temannya.

Sheryl mengernyitkan dahi. Dia tambah yakin bahwa semua ini hanya permainan. Mata indahnya terus memperhatikan Ziffan yang sekarang berjalan keluar dari kantin—hendak ke kamar mandi.

Sheryl tersenyum miring, "Gue ikutin main lo! Kita liat siapa yang bakalan jatuh cinta duluan dkantara kita! Gue bakal bikin lo nyesel karena udah jadiin gue bahan permainan!"

What's wrong with my enemy? (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang