Victor—kakak laki-laki Sheryl adalah satu-satunya keluarga yang Sheryl punya saat ini. Kedua orang tuanya sudah meninggal akibat kecelakaan pesawat. Saat itu usia Victor 18 tahun dan Sheryl 14 tahun. Tepatnya Victor sudah hampir lulus, Sheryl masih kelas dua SMP.
Walaupun merasa begitu terpukul, Victor terpaksa harus mengambil alih perusahaan diusia itu sekaligus mengurus Sheryl.
Victor jadi jarang pulang dan menyerahkan Sheryl kepada para pembantu dan bodyguard kepercayaannya. Victor tahu, hal itu membuat Sheryl jadi pribadi yang buruk karena merasa tidak ada yang peduli dan merasa sering tersakiti oleh kesepian. Tapi, Victor juga kesepian. Dia juga merasa sangat terluka dan lelah. Jadi dia tidak bisa menemani Sheryl dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja.
Yang Victor bisa lakukan untuk adik tersayangnya hanya mencari uang sebanyaknya agar sang adik tidak pernah merasa kekurangan. Dia juga selalu berusaha tersenyum hangat ketika pulang ke rumah padahal dia termasuk pria dingin sejak ditinggal kedua orang tuanya.
"Bi? Sheryl belum pulang?"
Bi Jiah—salah satu pembantu di rumahnya, menggeleng.
Victor mengernyitkan dahi. "Udah jam berapa ini? Sampe malem gini belum pulang, ngapain aja dia di luar?"
Victor mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
Tuuuuttt... Tuuuuttt...
"Bang? Kenapa?"
"Kamu lagi dimana, Sher? Abang ada di rumah, nih. Biar abang jemput. Ka—
"Gausah bang! Sheryl udah mau pulang kok. Tadi abis jalan-jalan sama Justin! Yakan Justin?"
Diseberang sana, Sheryl memberikan ponselnya kepada Justin.
"Ah? Iya, bang! Kita udah mau pulang ini lagi di parkiran mall."
"Yaudah cepetan anterin ade gua pulang!"
Tuut..
Victor mematikan sambungan telponnya. .
Victor berjalan ke ruang tv lalu menonton tv sambil menunggu adik tersayangnya pulang.
"Justin, ya..."
Victor mengernyitkan dahi. "Ternyata tuh bocah masih berani ngajak pergi ade gua. Hmm... Berani juga ya.."
Victor tersenyum miring.
◽▫◾▫◽
"Wah, gila ya lo?! Lo mau bunuh gue?! Ngapain bawa-bawa gue, Sher?!"
Sheryl tertawa sambil mengangkat kedua alisnya.
"Yang dikenal abang gue cuma lo!"
Justin mendecak, "Iya, dikenal karena pernah dia pukulin sampe pengen mati!"
Sheryl bersender di sofa. Saat ini Sheryl, Justin dan anak-anak Vedans berada di sebuah club.
"Oh? Lo nggak mau nganterin gue?"
Sheryl berdiri dan menghampiri anak-anak Vedans yang sedang berkumpul.
"Hai guys! Siapa yang mau nganterin gue pulang?"
Sontak semuanya menoleh ke Justin. Yang ditatap malah menatap tajam semua anggotanya.
"Emm... Mending minta anterin sama Justin aja, Sher!" ucap Tio."Justinnya nggak mau!"
"Oh? Yaudah kalo gitu gue aja yang anter!" ucap Ken.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with my enemy? (Completed)
Teen FictionBagaimana jika musuh bebuyutanmu tiba-tiba menyatakan cinta padamu? Hal apakah yang melintas di kepalamu? Pasti, Permainan Truth Or Dare. Maka disaat itu juga, kamu pasti menerima cintanya. Benarkah itu hanya sebuah permainan, ataukah musuhmu mem...