Ziffan memberikan Sheryl segelas air. Tubuh Sheryl sudah tidak bergetar, namun dia masih sesegukkan.
"Lo udah lama kayak gini, Sher?"
Sheryl mengangguk. "Udah lamaa banget. Sejak kelas dua SMA."
Ziffan menatap Sheryl khawatir.
"Menurut lo? Apa motif dia ngelakuin itu?" tanya Sheryl.
"Mungkin, lo pernah buat salah sama seseorang," jawab Ziffan.
Sheryl mengangguk. "Gue selalu kepikiran itu, tapi sekeras apapun gue berusaha inget, nggak ada satupun kesalahan yang menurut gue pantes buat dia ngelakuin itu."
"Mungkin dia salah satu cowok yang pernah lo putusin sembarangan dan dia sakit hati."
Sheryl terdiam. "Emangnya cowok sedramatis itu?"
Ziffan tertawa. "Lo pikir cewek doang yang bisa sakit hati? Lo pikir cewek doang yang sering di php-in? Cowok juga kali. Bedanya mereka biasanya nggak berlarut-larut dan nggak nangis juga."
Sheryl mengangguk-angguk. Dia sudah lebih tenang sekarang. Dia meletakkan air putih tadi di meja. Lalu menyandarkan punggungnya di sofa sambil menatap Ziffan.
"Dikasih jelek nggak mao, maonya yang cantik. Giliran dikasih yang cantik, maonya sekaligus baik. Emang mereka pikir ada malaikat turun ke bumi?"
Ziffan menatap Sheryl lekat-lekat sambil berpikir. Benar juga perkataan Sheryl. Kebanyakan laki-laki pasti akan mencari wanita yang cantik. Tidak bisa dipungkiri memang begitulah adanya. Tapi mereka juga tidak mau jika mendapat wanita yang cantik fisik tapi cacat perilaku. Tidak hanya laki-laki, wanitapun begitu.
"Iya ya.."
"Ya, gue pernah ngerasain jadi keduanya," ucap Sheryl santai.
"Maksud lo?"
▶Flashback◀
Sheryl berjalan memasuki kelas pertamanya di SMA. Dia langsung duduk di pojok belakang. Ragu-ragu, Sheryl menatap sekeliling. Sedikit lega karena dia tidak mendengar bisik-bisik berisi ejekan tentangnya.
Sheryl sudah mencapai batasnya. Dia sudah sangat lelah dengan semua ejekan itu.
Tiba-tiba seorang laki-laki mendekatinya. "Hai, kenalan dong. Lo cantik banget," ucapnya.
Sheryl menoleh, menatapnya dengan tatapan tajam dan tidak bersahabat. Dia tersenyum miring. Benar kata Victor, fisik yang cantik bisa menghipnotis mata dalam sekejap. Mendorong orang, untuk mendekati dan mengenal hanya dengan sekali tatapan mata.
"Gue Sheryl."
Sheryl sudah muak. Sudah lelah berlaku baik tanpa dihargai. Semua ini memancingnya untuk tidak pernah berbaik hati lagi pada laki-laki yang memandangnya secara fisik.
"Dan gue nggak mao kenalan sama lo. Soalnya lo jelek."
Sheryl berdiri dan keluar dari kelas.
▶Flashback off◀
"Sekarang gue tanya sama lo, Fan. Kalau tiba-tiba gue kecelakaan, muka gue ancur dan udah nggak bisa dibenerin atau di oplas. Tapi gue berubah jadi orang baik nggak sadis kayak sekarang. Lo terima?"
Ziffan terdiam cukup lama.
"Ancur? Mata lo ke idung gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with my enemy? (Completed)
Teen FictionBagaimana jika musuh bebuyutanmu tiba-tiba menyatakan cinta padamu? Hal apakah yang melintas di kepalamu? Pasti, Permainan Truth Or Dare. Maka disaat itu juga, kamu pasti menerima cintanya. Benarkah itu hanya sebuah permainan, ataukah musuhmu mem...