Ziffan dan Sheryl memasuki sebuah toko butik ternama di kota. Sheryl berjalan dengan santainya dan langsung duduk di sofa.
"Lah, kok lo malah duduk?"
Sheryl mengeluarkan ponselnya. "Kan lo yang mau pilihin gue baju. Yaudah pilihin aja, gue pake apa aja cantik kok. Lo maunya pake apa, kebaya? Dress? Apa baju santai? Serah lo gue ikut ae!"
Ziffan melongo. Baru kali ini dia mengajak cewek pergi beli baju tapi ceweknya tidak antusias sama sekali.
"Lo emang bukan cewek! Masa gue ajak beli baju malah nggak antusias gitu!"
Sheryl yang hendak membuka aplikasi game, menoleh. "Sorry ya, gue bukan cewek alay! Udah cepetan, Fan!"
Ziffan mendengus.
"Hai, sis!"
Ziffan kaget. Dia mundur beberapa langkah, mendekati Sheryl yang tengah duduk di sofa. Sheryl mengangkat wajah, tertawa.
"Cantik amat!"
Dihadapan keduanya, seorang laki-laki. Bahkan keduanya tak yakin kalau dihadapannya adalah laki-laki. Makhluk di depannya adalah laki-laki yang mengenakan wik dan bermake-up tebal. Dia mengenakan shal berwarna pink dan melambai genit ke Ziffan.
Ziffan menoyor kepala Sheryl. "Buta lo?!"
Laki-laki itu terkejut. "Ya ampun, sadis amat masnya sama pacar sendiri. Duh... kasian mbak cantiknya."
Sheryl tertawa. "Emang, cowok cem gini mendingan dibunuh!"
Laki-laki itu menganga.
"Kalian aneh deh! Oh iya, kenalin gue Aria. Pemilik butik tercantik di kota Jakarta!" ucap Aria sambil mengedipkan mata.
Ziffan bergidik ngeri.
"Gue mau nyari baju buat nih cewe. Tolong di make over biar berubah jadi bidadari!"
Sheryl mengangguk. "Sekarang juga udah kayak bidadari kok. Tinggal di make over dikit aja."
"Udah, udah jangan dibahas! Diamah emang buta!"
Ziffan memutar bola matanya malas.
"Oke, gue kasih yang bagus-bagus buat kalian!"
Sekarang gantian, Ziffan yang duduk. Dia menunggu sambil memainkan game online di ponselnya.
10 menit. Ziffan menguap.
15 menit. Ziffan mengubah posisi duduknya.
20 menit...
Ziffan menaruh ponselnya ke saku celananya.
"Lama amat, pingsan kali?" ucapnya sambil berdiri.
"Duh jangan-jangan tuh cewe diapa-apain sama banci tadi?"
Ziffan membeku. "Kasian amat tuh cewe. Gua tinggal ah."
Baru saja hendak berbalik, "Apa-apaan lo? Mau kemana?!"
Ziffan menoleh. Wajahnya tanpa dosa, tersenyum canggung kepada wanita cantik dihadapannya.
Sheryl menatapnya aneh. Dengan dress selutut berwarna navy yang bagian bahunya terbuka, dia mencoba mendekati Ziffan.
"Ngapa lo?"
Ziffan masih melongo. Bidadari turun dari langit!
Rambut panjang Sheryl dibuat bergelombang, meninggalkan kesan feminim. Selama ini, Sheryl tidak pernah terlihat seperti ini. Biasanya dia hanya berpakaian natural. Rambutpun hanya digerai biasa bahkan lebih sering dikuncir kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's wrong with my enemy? (Completed)
Teen FictionBagaimana jika musuh bebuyutanmu tiba-tiba menyatakan cinta padamu? Hal apakah yang melintas di kepalamu? Pasti, Permainan Truth Or Dare. Maka disaat itu juga, kamu pasti menerima cintanya. Benarkah itu hanya sebuah permainan, ataukah musuhmu mem...