1.7

498 96 2
                                    


Minhee turun dari kamarnya sambil meminum coca cola ditangan. Membuang kaleng, dan memakai jaket denim putih.

"Apa dia sudah sembuh" gumamnya.

Berjalan menuju salah satu pintu putih. Memasuki ruangan ber AC dan serba putih dan luas itu. Ruangan yang dia datangi seperti kamar operasi serta kamar rawat menjadi satu.

Seseorang yang terbaring kritis diatas ranjang putih. Disampingnya ada monitor detak jantung yang senantiasa berbunyi dan menampilkan grafik.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Minhee menatap temannya yang masih memejamkan mata.

"Apa masih terasa sakit? Gue akan mengoperasi lo hari ini. Gue juga sudah menemukan ginjal yang cocok untukmu" ucapnya.

Minhee mengulas senyum, berjalan menganti jaket dengan seragam scrub untuk operasi dan memakai masker. Mempersiapkan alat untuk operasi, menarik sebuah kereta yang atasnya ada sebuah kotak dan didalamnya ada ginjal sehat.

"Semoga berhasil. Gue mau lo selamat, Len. Gue juga engga mau Jungmo khawatir"

Minhee menunduk, dia mulai menggerakkan pisau bedah diarea kanan pinggang, tepatnya ginjal kanan.

Dia dapat melihat ginjal dalam tubuh Allen benar-benar rusak karena tusukan dari Felix hari lalu. Ditambah ginjal itu terinfeksi karena pisau yang digunakan Felix telah berkarat

Sekitar kurang lebih 4 jam, operasi yang dilakukan Minhee sendirian itu selesai. Kedua tangan serta baju biru yang dia kenakan terhiasi dengan darah Allen.

Setelah selesai menjahit pinggang Allen, Minhee meletakkan pisau bedahnya dan jarum. Mengusap keningnya yang banjir keringat.

"Akhirnya, semoga cepat sadar" ucap Minhee membersihkan darah disekitar tubuh Allen.

Kebersihan penting bagi Minhee karena dia juga termasuk petugas medis. Melepas seragam scrub yang telah dia pakai selama operasi.

Menuju kamar mandi untuk membersihkan darah. Dia juga mencuci muka supaya lebih segar, karena kemarin dia tidak sempat tidur. Yang ditunggu Minhee sekarang adalah kesadaran Allen.

Walaupun awalnya Minhee ingin menewaskan Allen karena selama ini dia adalah prober, tapi dia mengingat jika Allen adalah sahabat Jungmo. Minhee juga berfikir bagaimana kecewanya Jungmo jika mengetahui sahabatnya tewas ditangannya.

"Maafkan aku" gumam Minhee tulus sambil memejamkan mata.

Dia berdiri didepan jendela tak jauh dari ranjang Allen. Menatap sebuah rumah yang letaknya lumayan jauh dari rumahnya. Itu rumah Jungmo.














Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Wonjin mendengar semua ucapan Jungmo pun paham. Dia tidak bereaksi apapun, karena Wonjin seperti belum bisa menerima fakta jika Minhee adalah pelakunya.

Death ExperimentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang