0.8

577 116 8
                                    


Serim mengangguk kecil, menatap temannya yang menuangkan soju ke gelas kecil. Disodorkannya kedepan Serim.

"Lo engga minum?" tanya Serim.

Temnnya hanya mengangkat sebuah botol ditangan.

"Sebelum minum ginian gue harus minum air putih dulu" ucapnya.

"Terserah lo deh"

Serim mulai meneguk tandas, karena gelas soju tidak terlalu besar. Menerima tuangan lagi dari temannya dan kembali meneguknya.

Hampir 1 jam disana membuat Serim ketagihan. Dia kalau dihadapkan dengan soju seperti itu, akan lupa waktu.

"Serim, lo engga papa kan?" tanya temannya memegang kedua bahu Serim dan sedikit menggoyangkannya.

"G-gue hanya--"

Brukk

Tubuh Serim ambruk, dia tersungkur kebawah dari kursi yang diduduki.

"Siapapun tolong saya" teriak temannya mencoba mengangkat tubuh Serim, ternyata berat.

Sekitar 3 orang menghampiri, membantunya mengangkat tubuh Serim kedalam mobil pribadinya. Dia mengucapkan terimakasih dan memberikan kunci motor milik Serim kepada salah satu orang yang membantunya.

"Bawa saja, terimakasih sebelumnya"

Orang itu mengangguk, dia langsung memasuki mobil dan menuju rumahnya. Sekilas menoleh ke Serim yang bersandar dikursi sampingnya.

"GHB berfungsi cepat dari perkiraanku" ucapnya.

Dia turun dari mobil sambil membopong tubuh Serim. Dibawanya kedalam rumah, menaruh sebentar disamping sofa.

Beranjak pergi kesalah satu ruangan. Membuka pintu dengan menempelkan salah satu jari pada alat pendeteksi.

"Senang berjumpa denganmu lagi" sapanya.

Menegakkan badan yang merosot kebawah agar berdiri, diangkatnya kedua tangan disisi besi agar bisa berdiri tegak.

Berjalan menuju Serim, dia terlalu lelah kali ini. Menyeret salah satu kaki keruangan itu. Menyamakan posisi tubuh Serim agar seperti yang lain.

"Lusa ya. Tunggu, aku akan mengecek reaksi tikus itu"

Setelah mengucapkan itu, dia keluar ruangan. Ditutupnya pintu. Berjalan menuju salah satu box besar dan transparan yang terletak diatas meja putih luas.

Dia berdiri tegak sambil bersedekap. Menatap 2 tikus putih yang berjalan kesana-kemari tanpa linglung sedikit pun.

"Apa aku berhasil?" tanyanya menempelkan kedua tangan disatu sisi box transparan.

Dia ingin menjadikan kedua tikus itu hidup seperti biasa layaknya tikus normal. Tetapi awalnya hanya satu tikus yang sengaja disuntikkan racun Merkuri.

Menggunakan Disposable Syringe, diambil racun Merkuri sebanyak 0,1 ml. Disuntikkan ketubuh salah satu tikus itu 2 jam sebelum percobaan.

"Aku tidak sabar. Wah, aku mengubah kehidupan" senangnya seraya menempelkan kedua tangan dan memejamkan mata.















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Death ExperimentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang