Disuatu pagi, tepatnya salah satu rumah sedang heboh sekarang karena suara teriakan ibu negara rumah itu.
"Papa, papa" panggilnya seraya turun dari tangga menghampiri sang kepala keluarga diruang tamu.
"Ada apa? Teriak kok pagi-pagi"
"Anak kita tidak ada dikamarnya pa. Bagaimana ini" khawatirnya mengguncangkan lengan papa.
"Mungkin dia sedang mandi"
"Tidak ada. Dikamarnya tidak ada, bagaimana ini"
Ucapan itu membuat mereka berdualangsung beranjak menuju kamar anaknya.
"Woobin! Seo Woobin!" teriak Changbin, papa.
"Dia tidak ada pa" ucap Soojin, mama Changbin dengan nada pelan.
Changbin menelisik seluruh ruangan, dia tidak menemuka Woobin sekalipun. Mengambil ponsel pada saku celana kerjanya.
"Hallo tuan"
"Tolong carikan Woobin, dia tidak ada dirumah"
"Baik tuan, laksanakan"
Tut-
Beruntung jika keluarga Seo memiliki beberapa bodyguard. Mereka berdua keluar kamar, menuju bawah. Changbin menelepon beberapa bawahannya lagi untuk mencari Woobin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seongmin menaruh tas dibangku. Dia belum melihat Taeyoung kini, menunggu sekitar 10 menit dia baru saja datang.
"Tae" panggilnya.
"Emang ya, orang pintar itu selalu disiplin"
"Lo juga pintar kok"
Taeyoung mengulas senyum, meletakkan tas juga disamping Seongmin. Mengeluarkan buku pelajaran yang akan dibahas nanti.
Sedangkan dikelas IPA 2, kelas Serim. Dirinya sedang menemani Wonjin menyalin tugasnya. Serim memberikan kepada Wonjin secara cuma-cuma karena dia tidak tega melihat Wonjin berlari memutari lapangan, dan berakhir pingsan.
"Minhee belum dateng?" tanya Wonjin yang menghapus diatas kertas.
"Nyariin gue?"
Wonjin sedikit terjengit kaget karena bisikan seseorang yang tiba-tiba ditelinga kanannya. Serim melihat itu menggeleng kecil sambil tertawa.
"Anjir lo ah, kaget gue" decak Wonjin mendorong Minhee menjauh.
Minhee terkekeh kecil, dia memajukan dan sedikit mencondongkan tubuhnya. Melihat apa yang ditulis Wonjin, kepalanya sangat dekat dengan kepala Wonjin. Jika menoleh, hampir nyaris.