Bulan masih menunjukan cahaya nya dengan terang, bahkan semakin terang karena ditemani bintang bintang kecil.
Tes...
Tes...
Terdengar suara tetesan...
Ctash!!!!!!
"Akkhh!!"
Ctash!!!!
"Akhh!!" Suara seorang pria yang menjerit karena sakitnya cambukan yang ia terima, darah yang terus menetes pada lantai menimbulkan bunyi nyaring khas tetesan.
"A-amp- ampun" tangan dan kaki nya dirantai dalam keadaan berdiri, tidak sedikit luka yang ada di sekujur tubuhnya, banyak bekas sayatan yang tertera pada wajah nya, rambut nya yang pirang lepek karena darah miliknya.
"Katakan" suara pria dengan nada dingin mengatakannya tanpa prihatin melihat pria yang tidak berdaya yang dirantainya.
Ctashh!!!!
"Akhhh!! C-uk-kup" sang pria yang terus menerima cambukan terengah-engah menahan sakit.
"Katakan" pria dingin itu- Alex, hanya terus mengatakan satu kata dengan wajah datarnya.
"Aam-ampun" sang pria memohon dengan wajahnya yang sudah memar dan bercucuran darah dimana-mana.
Ctash!!!
"Katakan" Alex dengan Alpha tone nya menggertak sang pria, membuatnya gemetar semakin ketakutan atas apa yang telah Alex lakukan.
Sang pria meneguk ludahnya dengan kasar "saya- jika tt-idak mela-akuk-kannya, keluargaku- mereka- akan dibantai- aa-aaku terpaksa" sang pria meneteskan air matanya dengan tatapan sendu.
"Saya mohon-" sang pria meneguk ludahnya dengan sakit karena tenggorokan nya yang kering.
"Saya- saya memiliki kakak yang harus- saya lindungi""Cukup" suara dingin itu terdengar kembali. "Bunuh dia" Alex memerintahkan para warior nya membunuh sang pria.
"Maaf kan saya tuan.. saya salah.. saya akan mengabdi pada anda.. saya mohon... Jadikan saja saya apapun yang anda inginkan terapi jangan bunuh saya... Kakak saya masih membutuhkan saya bahkan hanya untuk berjalan" sang pria menggeleng dengan kencang, memohon setulus hati nya atas apa yang telah ia perbuat, suara gemericik rantai yang beradu terdengar begitu nyaring.
Sang warior sudah siap dengan pedang yang akan ia pakai untuk membunuh pemberontak yang mengancam nyawa sang Luna.
"Hentikan!!!!" Clarissa dengan nafas tersengal datang dengan peluh membasahi dahinya.
"Mengapa kau disini?"
Deg! Clarissa menelan ludahnya dengan kasar.
"Jangan bunuh dia!" Clarissa dengan berani mendekati Alex yang menatapnya tajam.
"Mengapa kau disini?" Alex lagi-lagi hanya mengatakan kalimat yang sama. Clarissa menatap sang pria yang dipenuhi darah di sekujur tubuhnya, menatapnya dengan sendu.
"Jangan bunuh dia" Clarissa menatap sang pria dengan iba.
"Mengapa kau disini?" Alex mengeluarkan aura nya yang menyeramkan.
"Jangan bunuh dia, kumohon" Clarissa menatap Alex dengan sendu, matanya memelas, memohon dengan sangat belas kasih sang Alpha.
"Dia berencana membunuhmu!" Alex mengeluarkan Alpha tone nya membuat Clarissa menutup matanya sedikit gemetar.
"Ia pasti memiliki sebuah alasan untuk menyakitiku, mengapa kau tidak bertanya apa yang membuatnya melakukan hal itu?" Sang pria yang mendengar sang Luna membelanya sangat tersentuh, wanita yang awalnya akan ia bunuh malah berakhir menyelamatkan nya bahkan memohon untuk nyawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my little mate.
WerewolfAlexander Edwill Alpha terkuat dengan hati dingin, sikapnya yang bijaksana dan tegas membuat semua orang segan kepadanya, Alexander yang terkenal tidak memiliki belas kasih kepada siapa pun bertemu dengan seorang gadis manis bernama Clarissa yang me...