14

573 37 2
                                    

"maaf..." Clarissa mengernyit heran saat Alex tiba-tiba datang dan langsung memeluknya. Ekspresi yang pria itu tunjukan sangatlah aneh.

"kau baik-baik saja Alex?" Clarissa mengelus lembut surai hitam Alex yang lembut. Alex hanya terdiam menikmati sentuhan Clarissa yang membuatnya nyaman.

"maaf..." Clarissa berusaha melepas pelukan Alex.

"Alex... aku ingin melihat wajahmu" Clarissa dengan lembut berusaha melepas pelukan Alex kembali. Alex yang mendengar itu segera melepaskan pelukannya dengan perlahan. Clarissa terkejut behitu melihat mata Alex yang memerah menahan tangis.

"kau mengapa Alex?" Clarissa menangkupkan tangannya di pipi Alex. Alex yang merasakan sentuhan Clarissa pada wajahnya memejam merasakan hangatnya tangan Clarissa.

"aku teringat kematian kedua orang tuaku. Maaf Rissa... Maaf aku tidak bisa melindungimu. Maaf..." Alex menundukkan wajahnya menahan tangisnya.

"Alex kalau kau ingin menangis tidak apa-apa. Menangis bukanlah suatu kejahatan." Clarissa menatap manik ruby milik Alex. mata itu, mata yang biasanya menatap tajam, sekarang memerah menahan tangis, tersayat hati Clarissa melihatnya.

"bibi Mergan yang membunuh ibuku, dan mate bibi Mergan yang membunuh ayahku. mereka terbunuh sejak usiaku tujuh tahun" Alex memeluk Clarisa dengan erat. Clarissa mengelus punggung tegak Alex yang bergetar.

"aku tidak akan meninggalkanmu" Clarissa berbisik di telinga Alex dengan lembut membuat Alex semakin mengeratkan pelukannya kepada Clarissa.

___

"maaf-" Clarissa menatap tajam Alex.

"sejak aku bangun kau selalu meminta maaf" Clarissa memajukan bibirnya cemberut.

"kalau begitu terima kasih, sudah dua puluh tahun lamanya aku tidak menangis." Clarissa mendengar itu meringis.

"kau harus lebih memperhatikan dirimu" Clarissa tersenyum lembut.

"apa kau baik-baik saja?" Alex memainkan rambut lembut Clarissa yang menjuntai indah.

"yeah, aku menjadi lebih baik setelah tidak sadarkan diri. Aku bertemu wanita yang sangat cantik di dalam mimpiku" Clarissa tersenyum menunjukkan giginya yang rapi.

"benarkah? siapa wanita itu?" Clarissa menatap langit-langit kamar mereka berusaha mengingat nama wanita yang ia temui di dalam mimpinya.

"emmm kalau tidak salah... Iriana?" Clarissa mengangguk dengan semangat. "iya Alex!! nama wanita itu Iriana. Dia sangat cantik rambutnya yang berwarna pirang bersinar saat terkena cahaya, manik matanya berwarna biru, dia seperti laut yang menenangkan" Alex yang mendengar itu menatap Clarissa dengan haru.

"Iriana ya??" Clarissa mengangguk dengan semangat.

"dia... ibuku" Alex menatap Clarissa dengan senyumnya yang sangat tulus. Namun, Alex merasa aneh saat melihat Clarissa mengacak rambutnya frustasi.

"mengapa kau mengacak-acak rambutmu?" tangan Alex terjulur untuk merapikan rambut Clarissa. Namun, gadis itu menjauh dengan menatap Alex khawatir.

"aku..." Alex mengangguk mendengarkan perkataan Clarissa. "aku menyebut ibumu dengan namanya, aku menyeburkan ia ke sungai saat kami bercanda, aku memarahinya saat ia selalu memujimu" Clarissa menutup seluruh mukanya dengan tangannya.

"bagaimana ini?" Clarissa yang mendengar perkataan Alex, menatap Alex dengan tatapan risau.

"apa?? apa akan ada hal buruk terjadi?" Alex mengangguk dengan wajah seriusnya.

"kau tidak akan mendapatkan restu dari ibu" Alex menunduk dengan raut sedihnya, dan tersenyum geli melihat Clarissa menurunkan bahunya merasa kecewa.

my little mate.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang