pagi yang sangat indah dan damai. Nampaknya suasana hati Clarissa sedang sangat baik, terlihat dari bagaimana ia bersenandung dengan ria sembari memperhatikan bunga-bunga yang ada di taman. Clarissa mengedipkan matanya saat ia melihat seorang anak lelaki sedang tetunduk lesu.
"Ester?" Clarissa menghampiri Ester yang hanya tertunduk diam tanpa menyahut. Clarissa berlutut mensejajarkan tingginya dengan Ester yang kala itu duduk di sebuah bangku.
"apa yang membuatmu bersedih?" Clarissa tersenyum begitu lembut sembari memegang pipi Ester dan mengelusnya perlahan.
"Luna" Ester tekejut begitu melihat Clarissa berlutut dan tersenyum begitu menenangkan.
"apa yang terjadi padamu Ester?" Clarissa mengelus rambut Ester dengan lembut.
"ibu... ibu tidak pernah menginginkanku. Aku bukanlah anak kandungnya, ibu hanya merawatku karena ia merasa iba kepadaku" Ester terisak sembari menatap Clarissa penuh luka.
"tidak, bibi Mergan sangat menyayangimu Ester. Aku bisa melihat senyuman tulusnya saat ia sedang bersamamu. Jika memang ia hanya merasa iba kepadamu, ia tidak akan merawatmu sampai saat ini" Ester hanya bisa tertunduk lesu.
"Rissa" senyum Clarissa merekah begitu melihat Alex menghampirinya, tangan Alex mengelus lembut rambut hitam Clarissa yang menjuntai indah.
"Ester, pergi temui paman Kennan" Alex menatap dingin Ester membuat Clarissa merasa tidak enak pada anak tersebut.
"baik Alpha" Ester segera melakukan perintah Alex tanpa membantahnya sedikit pun, senyum tidak lagi menghiasi wajahnya.
"Alex" Alex menatap Clarissa dengan lembut.
"apakah benar jika bibi Mergan tidak menginginkan Ester?" Alex tersenyum tipis sembari memperhatikan raut wajah Clarissa yang menggemaskan.
"bibi Mergan merawat Ester hanya karena Ester adalah anak saudari mate nya, Demian" Clarissa yang mendengarnya hanya tersenyum tipis merasa prihatin.
___
"Alex ke mana kita pergi?" Alex hanya diam tanpa mendengarkan ocehan Clarissa yang memenuhi gendang telinganya. Clarissa hanya memperhatikan sekelilingnya yang dipenuhi pepohonan yang sangat tinggi juga lebat. Clarissa tidak habis pikir ke mana Alex membawanya karena hutan yang ia kunjungi bersama Alex sangat sunyi dan jarang sinar matahari masuk.
"kau tidak punya mulut?! aku bertanya sampai mulutku berbusa dan kau tidak menjawab satu patah kata pun" Alex terkekeh mendengar Clarissa mengoceh terus menerus.
"kita sudah sampai" Clarissa melihat ke sekelilingnya dan tak menemukan sesuatu yang aneh ataupun istimewa. Clarissa melihat Alex menutup matanya membuat Clarissa mengernyitkan dahinya merasa heran dengan tingkah laku Alpha yang satu ini. Alex menyeringai seperti mengejek Clarissa yang ada di hadapannya.
"woahh!!! woahh!!!" Clarissa terkejut begitu melihat Alex berubah menjadi serigala yang begitu besar, bahkan lebih besar dari serigala yang saat itu mengepungnya. Clarissa menatap bulu-bulu halus yang berkilau walau tidak diterpa sinar matahari. bulu berwarna coklat gelap dengan manik mata berwarna biru laut yang sungguh indah. mata biru laut mengingatkannya kepada seseorang yang sangat ia rindukan.
"Xander" Clarissa bergumam dan tersenyum begitu mengingat seseorang yang sangat ia sayangi. Clarissa memberanikan diri untuk mendekati serigala yang berdiri dengan gagah menatap kedua matanya seakan mengatakan bahwa makhluk Itu mencintainya dan memujanya.
"ini.. aku Clari.." lagi-lagi Clarissa terkagum dan terkejut begitu mendengar suara yang masuk ke dalam pikirannya begitu saja, suara yang sangat dalam dan menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
my little mate.
WerewolfAlexander Edwill Alpha terkuat dengan hati dingin, sikapnya yang bijaksana dan tegas membuat semua orang segan kepadanya, Alexander yang terkenal tidak memiliki belas kasih kepada siapa pun bertemu dengan seorang gadis manis bernama Clarissa yang me...