Satu hari berlalu menjadi dua hari. Dua hari berlalu menjadi empat hari. Empat hari berlalu menjadi tujuh hari. Satu minggu lamanya Xander mengurung dirinya dan tidak membiarkan siapapun menemuinya.
'Xander, aku merindukan Rissa' Alex tersenyum getir sudah lebih dari satu minggu ia tidak ingin mengambil alih tubuhnya dan menyerahkan segalanya kepada Xander.
'Clari akan baik-baik saja tanpa kita' Xander tertawa dengan begitu menyedihkan. mata birunya meredup saat mendengar nama sang pujaan hati.
'sampai kapan kita akan terus bersembunyi dari nya?' Xander hanya terdiam tidak menjawab keluar helaan nafas yang sangat berat dari hidungnya. sungguh Xander sangat lelah dan tidak dapat beristirahat dengan baik. Pikiran Xander hanya tertuju pada Clarissa-nya. Xander sangat merindukan sosok mungil itu disampingnya. Xander sangat merindukan aroma yang sangat manis dan menenangkan itu. Ia sungguh rindu tentang semua yang ada pada gadisnya.
___
Satu minggu berlalu dengan cepat begitu pula Clarissa yang merasa kesepian berada di rumah sakit pack. Sedih ia rasakan ketika mengingat tidak ada satu hari pun Alex ataupun Xander mengunjunginya padahal ia sudah sadar sejak beberapa hari lalu. Clarissa hanya selalu ditemani oleh Stefan dan Kennan secara bergantian. Berulang kali ia menanyakan di mana keberadaan Alex dan jawaban kedua pria itu hanya tersenyum. Clarissa sangat muak dengan situasi ini Clarissa membutuhkan Alex di sampingnya Clarissa membutuhkan Alex untuk selalu bersamanya.
Clarissa menatap selang infus yang tertancap dengan rapih di punggung tangannya dan tanpa takut melepasnya tanpa peduli darah yang mengalir menghiasi tangan cantiknya. Dengan langkah gontai Clarissa berjalan dengan lemah menahan rasa sakit yang mulai terasa pada tulang rusuknya yang tentu saja belum pulih. Clarissa menarik nafas dengan dalam berusaha menahan rasa sakit dan terus berjalan langkah demi langkah untuk mencari pria yang selama ini tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali.
sampailah Clarissa di depan pintu berwarna coklat tua yang besar dengan ornamen-ornamen unik menghiasi pintu tersebut. Dengan perlahan ia mengetuk pintu tersebut dan berusaha memanggil sang pemilik tempat.
"Alex! Xander! Ini aku Clarissa" Clarissa menghela nafasnya saat tidak ada satu pun suara yang menyahut.
"Alex aku membutuhkanmu" Clarissa mengetuk pintu itu sambil menahan rasa sakit yang terus menyerang rusuknya. Darah yang mengalir dari punggung tangannya masih terus menetes mengotori lantai.
"Alex, aku mohon" Clarissa mulai menangis dengan sedih sembari terus mengetuk pintu dengan tenaganya yang kian menipis. "Xander, ini aku Clarissa. aku mohon" Clarissa menangis dan terus mengetuk pintu tersebut. Tenaganya yang kian terkuras membuatnya tidak kuat untuk tetap berdiri, dengan perlahan tubuhnya luruh terjatuh begitu saja sembari terus menangis dan menahan rasa sakit.
Clarissa tersenyum begitu merasakan pintu yang menjadi sandarannya terbuka dengan perlahan yang membuat tubuhnya yang bersandar pada pintu tersebut ikut terjatuh .
"Xander" Clarissa tersenyum begitu menatap iris mata biru langit yang sangat ia kenali. pemilik iris mata itu menangkapnya dan membuat Clarissa berbaring di pangkuannya.
hati Xander begitu teriris melihat Clarissa yang begitu menyedihkan. Xander kembali menyalahkan dirinya dan menunduk, ia merasa malu menatap Clarissa. Xander sangat takut gadis yang saat ini ada dalam pangkuannya akan terluka kembali jika berada di dekatnya.
"Xander" tangan Clarissa bergerak mengelus pipi Xander membuat pria itu mau tidak mau harus menatapnya. Clarissa terkejut begitu melihat mata Xander berkaca-kaca dengan bersusah payah Clarissa memeluk Xander yang sudah menangis.
"Xander apa yang terjadi padamu?" Clarissa memeluk Xander sembari mengusap punggung lebarnya dengan perlahan.
"Maaf- maaf Clari" Clarissa yang mendengarnya mengernyitkan dahinya merasa bingung. apa yang membuat Xander harus meminta maaf padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
my little mate.
Manusia SerigalaAlexander Edwill Alpha terkuat dengan hati dingin, sikapnya yang bijaksana dan tegas membuat semua orang segan kepadanya, Alexander yang terkenal tidak memiliki belas kasih kepada siapa pun bertemu dengan seorang gadis manis bernama Clarissa yang me...