Clarissa termenung menatap pemandangan yang ada di hadapannya. pikirannya berkecamuk membuat sebuah untaian benang kusut yang tidak bisa dia pisahkan.
"Clarissa!!" Clarissa terkejut dan memandang orang yang baru saja memanggilnya.
"kau membuatku terkejut" Clarissa menghela nafas lega saat mengetahui Stefan adalah orang yang memanggilnya.
"aku sudah memanggilmu beberapa kali namun kau tidak menjawabnya" Stefan berdiri sembari mensejajarkan tingginya dengan Clarissa yang saat itu sedang duduk di bangku taman kesukaannya.
"a..ah begitu, maaf" Clarissa meringis mendengar perkataan Stefan. Clarissa menepuk sebagian bangku kosong di sebelahnya meminta Stefan agar duduk di sampingnya.
"ada apa?" Stefan bertanya dengan heran melihat raut wajah Clarissa yang muram.
"Alex akan menghukum bibi Mergan" Clarissa menjawab dengan gumaman sembari mengusap wajahnya kasar.
"itu pantas di dapatkan wanita tua itu" Stefan mendengus kasar mengingat perbuatan bibi Mergan. Clarissa yang mendengarnya mengerutkan dahinya, menggeleng dan menggigit bibir bawahnya merasa aneh dengan sikap semua orang yang dia temui.
"kau-" Clarissa menghela nafasnya dengan gusar dan menutup matanya mencoba menenangkan dirinya.
"dia pantas mendapatkannya karena telah membuatmu sekarat, itu hal yang tidak bisa diampuni" Stefan berkata dengan datar dan dengan tangan yang terkepal kuat.
"bagaimanapun bibi Mergan adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki Alex!" Clarissa menatap Stefan dengan tajam.
"dia tetap salah" Stefan bergumam dengan menundukkan kepalanya. "kau pun tahu seharusnya aku bernasib sama seperti nyonya Mergan" Clarissa yang mendengar itu menatap Stefan. Stefan tersenyum sinis.
"tetapi... kau menyelamatkanku. Kau membuatku hidup" Stefan yang mengatakan itu segera menatap Clarissa dengan tatapan seriusnya.
"ada sesuatu hal yang dimana kau harus memakai logikamu, dan jangan pernah gunakan hatimu. Jika kau selalu menggunakan hatimu-" Stefan menunjuk ke arah dada Clarissa.
"kau tidak akan pernah adil Clarissa, karena mungkin kau akan selalu membela orang yang kau cintai dan percaya tanpa mempercayai perkataan orang lain. Kau perlu logikamu untuk memilih yang benar dan meninggalkan yang salah walaupun itu terkesan jahat, tetapi mungkin suatu saat orang yang kau jahati akan paham dengan alasan perbuatan jahatmu" Stefan menatap Clarissa lembut. Clarissa yang mendengar itu menatap dalam mata Stefan, mencari sebuah kepastian akan perkataannya.
"apa sikapku salah?" Clarissa bertanya dengan suara paraunya.
"tidak, karena kau mempunyai hati. Ini adalah hal yang akan dialami siapa pun. sekuat kau memilih logikamu, hatimu akan sakit jika membuat orang yang kau cintai pergi atau mendapatkan hal buruk. Alpha mungkin merasakannya juga, namun ia harus berbuat adil untuk semua orang dan untuk orang yang sangat ia cintai. sebagian dirinya- kau Clarissa" Clarissa yang mendengar itu segera mengangguk dan memeluk Stefan dengan erat. Stefan yang mendapatkan perlakuan seperti itu terkejut dan meneguk ludahnya dengan susah.
"Clarissa, Alpha akan membunuhku jika melihatmu memelukku" Stefan duduk dengan tegang membuat Clarissa terkekeh dan segera melepaskan pelukannya.
"aku akan bicara padanya bahwa kau adalah kakakku, dia tidak perlu cemburu" Stefan yang mendengar itu meringis. ia yakin Alphanya pasti tahu bahwa sang Luna memeluknya tadi. Stefan segera menyiapkan dirinya untuk mendapat hukuman dan menghela nafas pasrah.
___
sudah dua hari berlalu, tepat di mana hari ini adalah hari eksekusi bibi Mergan. Sampai saat ini Alex belum menemuinya. Clarissa sudah berusaha mencari keberadaan Alex, Namun laki-laki itu seakan menghilang ditelan bumi membuat Clarissa berpikir bahwa Alex sudah tidak menginginkannya lagi. Clarissa dengan langkah gontainya segera pergi meninggalkan kamar tidurnya dengan kepala tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
my little mate.
WerewolfAlexander Edwill Alpha terkuat dengan hati dingin, sikapnya yang bijaksana dan tegas membuat semua orang segan kepadanya, Alexander yang terkenal tidak memiliki belas kasih kepada siapa pun bertemu dengan seorang gadis manis bernama Clarissa yang me...