pilihan

705 65 5
                                    

"Terkadang kita harus merelakan sesuatu yang indah untuk mendapatkan yg indah pula"

Keesokan harinya lesti masih dilanda kebingungan, setiap apa yang dia pilih nanti resikonya sma sma besar, tapi dia harus bijak,dia harus memilih yg terbaik

Hari ini memang tidak ada jadwal kuliah  jadi lesti memilih untuk menemui putri di rumah sakit kebetulan selfi ada disana setelah ka ridho izin pulang.

Namun saat lesti sedang berjalan ndia melihat diluar ruangan aulia sangat ramai, bahkan bukan selfi saja yg ada disana tapi ada rara,ka randa,ka irwan bahkan hari dan ka fildan juga ada, kenapa mereka sangat gelisah ada apa??.

"kenapa kalian diluar? Bukannya masuk?" Tanya lesti heran, belum mendapat jawaban tiba tiba putri berlari memeluknya erat
" les ka liaa hikss hiks...dia drop lagii aku takut hiks hiks" isak putri dalam peluk lesti, membuat lesti mengusap pucuk kepala putri dan membawa putri duduk, lalu meminta air pada yg lainnya
" kamu tenang dulu ya,ada apa sebenernya?" Ucap lesti pada putri lalu bertanya pada yg lainnya sedikit cemas
"Aulia semakin drop,dia butuh darah itu secepatnya, tapi kita belum dapet pendonornya" jelas selfi yg ada disamping kiri putri
" les..bukannya kata kamu , kamu punya pendonornya? Dmn dia sekarang dmn? Aku mohon kes bawa dia, aku butuh darahnya untuk ka lia les aku mohon" ucap putri menggoyangkan badan lesti namun lesti hanya diam membisu
" kenapa kamu dia les? Kamu mau bantu aku kan? Ayo sekarang kita bawa dia ayo , aku mohon les"lanjut putri
" aku mohon les, hiks...hiks..aku butuh darahnya" ucap putri berjongkok memohon pada lesti dan itu membuat lesti menggelengkan kepala
" put jangan gini ya, bangun put , kamu g pantas bersimpuh gini,ayo put"ucap lesti menarik putri dlam pelukannya
"Aku mohon les aku....mmm.mohon ..." ucap putri langsung kehilangan kesadarannya
" yaallah putri" kaget lesti menopang badan putri yg melemas
" ka bantu aku angkat putri" ucap lesti pada laki2 yg berada disana

Lesti terus mondar mandir didepan ruangan putri, dia bingung benar benar bingung, selfi tau perasaan lesti saat ini namun dia tak mau menanyakannya karna lesti belum mau bercerita, tapi selfi sudah tidak kuasa menahannya hingga ia menarik lesti untuk bicara

" les? Ada apa? Kenapa kamu seperti orang yg bingung? Kamu mau cerita?" Ucap selfi yg kini ada dihadapan lesti
" ngga kok sel , aku cuma khawatir sma keadaan aulia sma putri aja" ucap lesti meyakinkan selfi
" mungkin kamu bisa berbohong sma semua orang tapi sma aku?kamu g akan bisa bohong les,kalau kamu emng g mau cerita gpp sih " ucap selfi

Kini mereka masih ada didepan ruangan kedua orang yg sedang terbaring lemah,
Lesti sedang termenung dikursi tunggu sma seperti yg lainnya , namun fikirannya terus saja tertuju pada kata kata selfi ditaman tadi

Lesti tau sekuat kuatnya dia menyembunyikan sesuatu selfi pasti mengetahuinya
"Aku bingung sel, ada dua pilihan saat ini dan keduanya memiliki resiko masing masing" lirih lesti
" pilihan apa?" Tanya selfi bingung namun lesti hanya diam dan selfi mengerti itu
" aku yakin kamu pasti bisa memilih pilihan yg terbaik, aku percaya kamu bisa mengatasinya,fikirkan baik baik les, aku g tau pilihan apa itu tapi aku cuma mau bilang pilihlah yg nantinya akan membuatmu bahagia" lembut selfi
" makasih fi kamu selalu ada saat aku seperti ini" ucap lesti memeluk selfi
" itulah gunanya saudara kan?" Ucap selfi tersenyum mengelus kepala lesti

" les...les." panggil fildan
" ehh..i..iyya ka " ucap lesti menjawab tersadar dari lamunannya
"Kenapa? Kok melamun?" Tanya lembut fildan
" gpp" cuek lesti
"Lesti kenapa cuek lagi ya?" Batin fildan
" yaudah kalau gitu, nih makan, kamu pasti belum makan kan?" Ucap fildan menyodorkan bubur pada lesti, namun lesti tidak menerimanya saat melihat rara dihadapannya
" emmhh rara juga belum makan kan? Jadi buat rara aja ka kasian dia" ucap lesti pada fildan
"iya ka buat rara aja, soalnya selfi udh bawa makanan kesukaan lesti nih" ucap selfi yg tiba tiba datang membawa makanan
" oh yaudah, sini ra makan? " ucap fildan dengan senyum walau dalam hatinya merasa kecewa berbeda dengan rara dia merasa bahagia saat ini karna makan dihadapan fildan dan makanan yg d bawa fildan
" makasih ya kak, makananya enak" ucap rara setelah makanan itu habis
"Iya ra, kalau udh langsung minum ya, kaka pulang dulu" ucap fildan sambil mengusap pucuk kepala rara dan membuat rara mematung

Friendship Or Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang