Agak panjang ya part ini, heheey.
semoga suka🖤tapi kalau masih kepanjangan aku cut jadi dua part ya 'dating' mereka disini.
-
Karin ambil tangan Aryan, lalu dia genggam. Erat.
"Kenapa pegang-pegang gini?"
Karin angkat bahunya, "Pengen aja, Boleh nggak?"
"Boleh."
Mereka jalan keluar gerbang sekolah. Wah, pak satpam yang lihat ikutan senyum sama dua orang yang ulas senyum bahagia itu.
"Pak, duluan yaa."
"Ohiya mas Aryan." Bapaknya jawab sambil ngangkat tangan dan lempar senyum.
Aryan sama pak satpam udah baikan. Aryan sih suka bikin satpam kualahan karena manjat pagar. Nggak dia lakuin lagi, janji deh.
Yaaa...kan karena udah lulus.
Becanda.
Tapi Aryan beneran minta maaf kok, kali ini tanpa disuruh sama Karin. Ya, dia mau berubah sedikit demi sedikit biar jadi orang yang lebih baik. Hahaha.
"Kamu beneran udah minta maaf gitu ke Pak Dedi?"
Karin tahu perihal minta maaf itu, tapi beneran bukan Karin yang nyuruh Aryan, inisiatif cowok itu sendiri.
Karin memicingkan matanya ke arah Aryan.
"Udah." jawab Aryan.
"Gimana bilangnya?"
"Ya, gini. Pak, maafin saya suka manjat pagar ya."
"Terus Bapaknya bilang apa?"
"Kenapa mas kok kepikiran minta maaf? iya udah saya maafin ko."
"Hahaha, lucunya kamu." Karin susah nahan tawanya. Ya, tawa ngeledek.
Seru habis ledek pacarnya.
"Kamu denger dulu kelanjutannya, Karin."
"Iya, apa? Ini Bu uangnya...makasih Bu." Karin nyerahin uang ke ibu warung. Sebelum ke parkiran mampir warung niatnya beli air minum.
Karin lalu ngasih satu botol mineral dingin lainnya buat Aryan. Udah dia bukain tutupnya, Aryan yang nerima langsung minum.
Setelah minum ditutup lagi sama Aryan terus dia pegang botolnya pakai satu tangan.
"Tapi ini inisiatif saya sendiri bukan disuruh Karin kok pak, bapak tenang aja. Saya tulus banget minta maafnya ini."
"Tulus kok bilang-bilang."
"Gapapa dong, daripada bapaknya ngga tau mending aku bilang."
"Terus apa lagi?"
Mereka sambil jalan berdua dari warung menuju parkiran sekolah yang jaraknya lumayan dari warung yang sampingan sama gedung sekolah.
Potret langit sore biru cerah, pemandangan tubuh jangkung Aryan disampingnya Karin yang tingginya hanya sebahu cowok itu, indah potretnya tapi sayang aja ngga ada yang abadiin.
"Bapaknya bilang gini, bapak doain mas Aryan rezekinya lancar, terus kuliahnya yang pinter ya mas." Aryan gaya bicaranya sok dibuat, kayak bukan dia.
"Aminnn." Diaminin sama Karin.
"Hehe." Aryan nyengir.
"Saya ngga akan manjat pagar lagi Pak, kangen lho nanti."
"Iya lho mas, kan masnya udah mau lulus darisini. Ya, ngga akan manjat pagar sini lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Things
Teen FictionMengandung konten bucin Aryan Sakha Prawira kepada Karina Salsabilla. P.s. Konfliknya ringan, yang mau baca silakan. Isinya tentang cinta yang sederhana namun bisa bertahan, saling memberi semangat dan berperan sebagai penguat.