1. Ada rasa🌸

6.5K 333 97
                                    

Sinar matahari pagi menembus jendela seorang pemuda tampan yang masih terlelap dalam tidurnya.

Namanya Lucas, pemuda berusia 16 tahun yang kini menginjak bangku Sekolah Menengah Atas. Ketampanannya membuat hati para gadis menari-nari.

"Abang bangun! Di suruh ayah turun, buat sarapan" suara anak laki-laki memasuki telinga milik Lucas.

Namanya Lutfian, yang akrab dipanggil Lulu. Anak laki-laki berusia 8 tahun yang kini menginjak bangku Sekolah Dasar. Dia adalah adik Lucas.

"Bang Lucas!!" Teriak Lulu tepat di telinga Lucas.

Lucas mendengus kesal lantaran gendang telinganya terasa mau pecah, "Berisik dek!".

"Abang udah jam 6.30 nih, ntar telat loh"

Lucas yang mendengar itu segera beranjak dari ranjangnya dan pergi menuju kamar mandi.

Adik laki-laki nya hanya tertawa jahil karena berhasil menipu abangnya.
.
.
.

Setelah selesai mandi, Lucas merasa ada yang janggal. Rasa-rasanya udara yang mengelilingi rumah itu terasa masih dingin, seperti udara saat pagi buta.

Di liriknya jam dinding yang berada di kamar Lucas. Pemuda itu tersentak lantaran jam masih menunjukkan pukul 5.15 am.

"LULU KAMPR*T!!!!" Teriak Lucas yang dapat terdengar oleh tetangganya.

"Lucas mulutnya kasar!!" Teriak salah seorang pria paruh baya yang kini tengah menyiapkan sarapan di dapur.

Namanya Luis, ayah dari Lucas dan Lulu. Pria itu adalah pemilik toko buku terbesar di Obelia.

Lucas berlarian kecil menuruni anak tangga dan menuju ke dapur. Di meja makan sudah ada Lulu yang duduk di salah satu kursi.

Lucas menatap Lulu dengan tatapan kesal karena telah dikerjai oleh adik bungsunya.

Lulu hanya tertawa jahil melihat raut wajah kesal abangnya.

Lucas duduk di salah satu kursi yang ada di meja makan. Pemuda itu duduk berhadapan dengan adiknya.

Tak lama kemudian Ayahnya datang membawa tiga piring nasi omelet yang diletakkan di atas nampan.

Kemudian mereka bertiga menyantap sarapannya dengan lahap.

Singkatnya, kini Lucas sudah siap untuk berangkat sekolah. Ia mengendarai motor ninja berwarna hitam.

Sesampainya di sekolah, pemuda itu memarkirkan motornya di parkiran.
Pemuda itu berjalan menyusuri lorong sekolah dan berhenti tepat di depan sebuah kelas. Kelas 10 IPA 1.

Ia memasuki kelas yang masih sepi itu dengan santai. Iris ruby miliknya mendapati seorang gadis bersurai kuning keemasan tengah duduk sembari menyandarkan kepalanya di atas meja.

Namanya Athanasia, gadis manis berusia 16 tahun. Ia adalah anak dari pengusaha terkaya di Obelia. Ia merupakan sahabat sekaligus cinta pertama Lucas.

"Hoy cebol!" Sapa Lucas kepada gadis tersebut.

Tak ada sahutan dari Athanasia. Lucas pun menghampiri Athanasia dan duduk di bangku sampingnya yang merupakan bangku Lucas.

Lucas mengamati gadis bersurai kuning keemasan di sampingnya itu. Pemuda itu baru menyadari bahwa gadis itu tengah tertidur pulas.

Lucas berinisiatif untuk menganggu Athanasia yang sedang tertidur.

Ia mendekatkan wajahnya ke wajah gadis bersurai kuning keemasan itu.

Pertama, pemuda itu menoel-noel pipi mulus milik Athanasia. Tidak ada reaksi.

Kedua, Lucas mulai mencubit pipi gadis itu dengan pelan. Athanasia mengerutkan keningnya, merasa tidak nyaman. Namun sepertinya gadis itu masih enggan untuk membuka mata.

Ketiga, Lucas mencubit pipi Athanasia dengan kuat. Membuat sang pemilik pipi terbangun.

"Aw, sakit bodoh!" ucap Athanasia dengan raut wajah kesal namun masih setengah sadar. Ia mengusap-usap pipinya yang merah karena kelakuan Lucas.

"Ini kelas, bukan kamarmu" ucap Lucas.

Kini kesadaran gadis itu sudah kembali sepenuhnya "Hah?! Kelas?! Eh... Aku ngigo ya? Perasaan tadi aku masih di atas kasur".

Athanasia menyadari bahwa wajah mereka hanya berjarak beberapa cm. Ia segera menjauhkan wajahnya dari wajah pemuda tersebut. Nampak rona merah menghiasi wajah manisnya.

Lucas mendengus dan tidak menjawab pernyataan gadis itu.

Ia memilih untuk mengeluarkan buku dari tasnya dan mulai membaca.

Tak terasa kini murid-murid mulai berdatangan ke kelas.

Tampak seorang gadis manis bersurai coklat dan memiliki iris berwarna biru memasuki kelas dengan menggendong tas berwarna ungu tua di punggungnya.

Namanya Zenith, gadis berusia 16 tahun. Dia adalah anak dari kakak ayahnya Athanasia, atau bisa disebut sepupu Athanasia.

"Selamat pagi, Athi" sapa Zenith kepada Athanasia.

"Pagi, Zenith" sahut Athanasia.

"Selamat pagi, Lucas" kini Zenith menyapa Lucas. Namun tak ada jawaban dari pemuda tersebut.

Kring kring

Bel pelajaran berbunyi dan para murid duduk rapi di bangku mereka. Tak lama kemudian guru matematika masuk ke dalam kelas.

•••

Athanasia sedang menunggu Felix di depan gerbang sekolah.

Seorang gadis bersurai coklat datang menghampiri Athanasia.

"Athi!" Seru gadis itu.

Athanasia menoleh ke arah sumber suara "Eh Zenith. Ada apa?".

"Kamu lagi nunggu jemputan ya? Aku temenin ya" ucap Zenith ramah.

"Boleh"

Suasana hening sejenak, hingga akhirnya gadis bersurai kuning keemasan membuka topik pembicaraan.

"Zenith" ucap Athanasia.

"Ya?"

Athanasia nampak ragu ragu "Menurutmu, Lucas itu seperti apa?".

"Hm? Kenapa kamu menanyakan tentang Lucas?"

"Umm i-itu.. cuma nanya"

Zenith tersenyum jahil sambil menatap Athanasia. Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum kaku.

"Athi suka Lucas ya?" Ucap Zenith agak keras, membuat siswa siswi yang sedang menunggu jemputan di depan gerbang sekolah menoleh ke arah mereka berdua.

Athanasia nampak panik dan segera menutup mulut Zenith menggunakan telapak tangannya.

Zenith yang menyadari itu segera mengunci mulutnya rapat-rapat.

Tak lama kemudian Athanasia melepas tangan yang menutup mulut Zenith.

Zenith mendekat ke arah Athanasia, Ia berbisik di telinga gadis bersurai kuning keemasan itu "Athi suka Lucas ya?".

Pipi Athanasia memerah layaknya kepiting rebus, Ia menundukkan kepalanya. Dengan ragu ia mengangguk pelan seperti robot.

Zenith pun tersenyum ceria meskipun hatinya terasa sakit karena Zenith juga menyukai Lucas.

Felix datang untuk menjemput Athanasia menggunakan mobil berwarna hitam mengkilap.

Athanasia pun berpamitan pada Zenith dan menghampiri Felix lalu pulang.

Zenith masih terdiam. Ia menunduk dengan tatapan sendu.

'apa aku harus mengikhlaskan Lucas?' batinnya.

.
.
.

-Bersambung-

Secret Of The Heart [Suddenly I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang