21. Izin★

1.6K 217 65
                                    

"Saya mencintai putri anda"

Bruuh

Claude menyembur minuman yang nyaris memasuki tenggorokannya.

Iris biru berliannya menatap tajam pemuda bersurai hitam yang duduk di hadapannya.

"Apa katamu?"

Lucas menghela napas, haruskah ia mengulangi perkataannya? "Saya mencintai putri anda, Tuan"

"Apa yang kau inginkan?"

"Saya datang kemari untuk meminta izin kepada anda untuk menjadikan putri anda sebagai kekasih saya" ucap pemuda itu. Tak ada pancaran keraguan pada iris ruby nya.

"Siapa kau berani mengatakan hal itu?" ucap Claude dingin.

"Anda tau siapa saya" ucap Lucas santai. Iya, Lucas! Kalian tidak salah dengar. Pemuda bernama Lucas ini tengah menghadapi calon mertuanya tanpa rasa takut sedikitpun.

Claude menyeringai "Sebesar apa kau mencintai putriku?"

Claude memang menyukai tipe orang yang pemberani. Ia jadi tertarik pada bocah ingusan di hadapannya.

Lucas menggeleng samar "Entahlah, saya tidak bisa memperkirakannya"

"Apakah Athanasia juga menyukaimu?" tanya Claude.

Lagi-lagi Lucas menggeleng "Saya tidak tahu. Saya belum pernah mencoba menyatakan perasaan saya. Menurut saya, akan lebih baik jika saya mendapatkan izin dari seseorang yang merawat dan membesarkannya"

"Buktikan" ucap Claude datar.

Lucas memandang Claude dengan tatapan tidak mengerti. Apa yang harus dibuktikan pemuda itu?

"Buktikan bahwa kau layak. Bahagiakan dia! Jika kau menyakitinya maka ku pastikan kau tidak bisa menapakkan kaki di muka bumi ini" ucap Claude.

Lucas tersenyum puas dan menganggukkan kepalanya "Saya akan membahagiakan dan menjaganya dengan segenap jiwa dan raga saya"

"Kau boleh keluar"

"Terima kasih. Saya pamit undur diri. Selamat malam, Tuan" Lucas menunduk memberi hormat dan meninggalkan ruangan Claude.

Lucas tak sengaja berpas-pasan dengan gadis yang ia bicarakan dengan Claude di ruangan pribadi Claude.

"Loh? Lucas? Ngapain di sini malam-malam begini?" tanya Athanasia heran.

Lucas tersenyum tipis "Ada lah urusan" ucapnya.

Athanasia hanya mengangguk-angguk seolah mengerti padahal ia tak mengerti. Sebenarnya ia penasaran tapi tak berani menanyakan.

Lucas teringat perkataan Claude beberapa menit yang lalu.

"Buktikan bahwa kau layak. Bahagiakan dia!..."

'Tanpa disuruh pun aku akan membahagiakannya dengan caraku' batin pemuda itu.

"Lucas, mau langsung pulang?"

Ucapan Athanasia berhasil membuyarkan lamunan pemuda tamvan itu.

"Entahlah"

"Kalau begitu mengobrol sebentar denganku ya" pinta Athanasia.

"...Baiklah"

Mereka berjalan menuju ruang tamu. Athanasia memanggil Lilian untuk membawakan makanan ringan.

Tak lama kemudian Lilian datang membawa nampan berisi sepiring cookies dan dua gelas susu hangat.

Lilian kembali ke dapur, menyisakan Lucas dan Athanasia berdua di ruang tamu.

Secret Of The Heart [Suddenly I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang