Secret Of The Heart [Suddenly I Became a Princess]

10. Ada apa?🌸

[Athanasia POV]

Aku melangkah keluar dari mobil dan berjalan memasuki gerbang sekolah dengan santai.

Masih ada waktu 20 menit sebelum bel masuk berbunyi.

Suasana terasa begitu menenangkan karena belum banyak murid yang datang ke sekolah.

Tap tap tap

Suara langkah kakiku menggema di koridor sekolah.

Sesekali aku menoleh ke kanan kiri untuk melihat keadaan sekitar.

Hingga ketenangan itu hancur ketika aku mendengar suara bising dari dalam kelasku.

Begitu aku memasuki ruang kelas itu, siswa yang berada di dalam kelas memandangku dengan tatapan terkejut.

Apa ada yang salah denganku?

Di dalam hanya ada kira-kira enam sampai tujuh anak. Zenith berada di antara mereka, gadis itu memandangku dengan raut wajah khawatir.

Semua anak yang ada di dalam tampak mengerubungi bangkuku.

Ada apa sebenarnya?

Aku memberanikan diri untuk mendekati mereka, lebih tepatnya mendekati bangkuku.

Iris biru berlianku melebar sempurna ketika melihat coretan-coretan di mejaku.

"S-siapa yang melakukannya?" ucapku.

Zenith mengusap lembut pundakku, sepertinya Ia mencoba menenangkan ku. Terlihat jelas dari raut wajahnya bahwa Ia khawatir.

Aku mencoba membaca satu-satu kata yang tercoret di mejaku.

Mati kau

Dasar cewek manja!

B*ngs*t kau penganggu!

Cewek murahan!

Hah? Apa maksudnya semua ini?

Apa aku pernah melakukan kesalahan sehingga membuat orang yang menulis ini membenciku?

Tapi apa salahku?

Seingatku aku tak pernah mencari masalah pada siapa pun.

"Uuu siapa yang melakukan ini? Kasian Athanasia" ucap seorang gadis yang berdiri di sebelah Zenith. Kalau tidak salah namanya Davina.

Aku berjalan keluar kelas dan mengambil kain, kemudian ku basahi kain itu dengan air.

Aku berjalan kembali ke dalam kelas dan membersihkan coretan coretan itu dengan kain yang ku bawa. Untung saja coretan ini tidak permanen dan dapat dibersihkan dengan mudah.

Kini mejaku sudah kembali seperti semula.

Tapi aku masih memikirkan. Siapa yang melakukan ini?

Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki memasuki ruang kelas.

Aku menoleh dan mendapati Lucas tengah berjalan menghampiri bangku yang ada di sampingku, itu bangku Lucas.