50. Epilog🌺

2.7K 216 128
                                    

Maaf baru update
Gigiku sakit huhuಥ‿ಥ

Happy reading zheyeng😘
.
.
Satu tahun berlalu~

Seorang gadis bersurai kuning keemasan tengah berdiri di hadapan cermin panjang yang memantulkan seluruh bagian tubuhnya dari kaki hingga ujung kepalanya.

Gaun kuning sepanjang lutut ia kenakan. Topi bundar yang senada dengan gaunnya itu melingkari kepalanya. Surai kuning keemasan nya dibiarkan terurai. Tas selempang kecil ia gunakan.

Penampilan sederhana yang terkesan istimewa. Cantik walau tak mengenakan aksesoris mewah.

Suara ketukan pintu terdengar. Perlahan pintu kamarnya dibuka menampakkan wanita bersurai coklat yang berdiri sembari menggendong seorang bayi bersurai merah maroon.

"Nona, Tuan Lucas sudah menunggu di depan" ucapnya.

Athanasia menoleh. Tersenyum hangat. Jarang sekali tunangannya memiliki waktu luang karena ia disibukkan dengan pekerjaan. Begitu pula Athanasia.

Hari ini adalah kesempatan yang diberikan untuk menghabiskan waktu berdua. Tidak boleh disia-siakan.

"Aku pergi dulu Lily. Bye bye Felly" ucap Athanasia sembari mencubit pelan pipi chubby bayi yang sedang berada dalam gendongan Lilian.

"Hati-hati, Nona"

---

Di hadapan ombak laut dan langit senja sebagai background, kedua insan saling mencintai tengah berdiri di hamparan pasir.

Hembusan angin menerpa wajah mereka. Menerbangkan beberapa helai rambut.

Tangan kanan Lucas melingkari pinggang ramping Athanasia. Gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu Lucas. Sedangkan pemuda itu menyandarkan kepalanya di atas kepala Athanasia.

Senyum teduh terukir di wajah keduanya. Kehangatan menyelimuti raga mereka.

Rasanya Lucas bisa berlama-lama berdiri di sana asalkan gadis ini terus bersamanya.

Lucas melepas rangkulannya kala merasakan ada seseorang-- tidak, dua orang yang datang.

"Athi, Lucas"

Merasa terpanggil, kedua orang itu menoleh ke belakang dan mendapati wanita bersurai coklat dan pria bersurai silver berdiri beberapa langkah dari tempatnya berdiri.

"Zenith" ucap Athanasia.

Zenith tersenyum lembut sembari mengusap perutnya yang sedikit buncit.

Ya, sekarang Zenith tengah mengandung anaknya. Usia kandungannya sudah memasuki empat bulan.

Izekiel, Ayah dari anak-anak yang ada di dalam perut Zenith, merangkul pundak istrinya.

"Loh? Ibu hamil kok di sini? Gak boleh capek-capekan loh" ucap Athanasia dengan senyumannya.

"Dia ngidam mau lihat pantai" jawab Izekiel.

Athanasia tertawa garing. Lucas hanya memandang tidak tertarik dengan kedua pasutri itu.

"Pengen kue coklat" gumam Zenith.

Sang suami mendelik "Bukannya kamu sudah menghabiskan lima loyang hari ini?"

"Itu baru pembukaan!"

"Makan kue terlalu banyak itu tidak baik untuk kesehatanmu dan juga dedek bayinya!"

"Oh, jadi gak mau nurutin? Oke" Zenith memutar tubuhnya dan berjalan menjauh dari Izekiel.

"Hei, sayang?" Nampaknya pria itu sedang panik.

"Athanasia, Lucas, kami pergi dulu ya" pamit Izekiel dan segera menyusul istrinya.

Athanasia tertawa kecil melihat tingkah pasangan suami istri itu. Sepertinya seru memiliki suami dan anak.

"Jadi pengen punya anak" gumamnya tanpa sadar.

Lucas yang berada di sampingnya menoleh. Meski suaranya kecil, tapi ia bisa mendengarnya dengan jelas.

'Apa sekarang saja?'

"Athanasia de alger Obelia"

Sang empu nama menoleh mendapati pemuda bersurai hitam tengah berjongkok dengan satu lutut yang ditekuk menyentuh tanah.

Senyum lembut yang jarang ditunjukkan terpampang di wajah tampan pemuda itu.

Iris ruby miliknya memberikan tatapan penuh kehangatan yang dapat menghanyutkan pikiran Athanasia.

Tangan Lucas terulur ke arah gadis itu dengan sebuah cincin berlian yang hanya akan diberikan kepada Athanasia seorang.

"Will you marry me?"

Athanasia menatap tak percaya. Mulutnya menganga. Kedua tangannya digunakan untuk menutup mulutnya. Iris biru permatanya melebar.

Air mata kebahagiaan sudah tidak dapat ditahan lagi. Buliran sebening kristal keluar begitu saja dari kedua ujung matanya. Membasahi pipi mulusnya.

Tangis haru mewarnai kisah cinta mereka hari ini. Sebuah anggukan kecil menjawab pertanyaan Lucas.

Pemuda itu memasangkan cincin berliannya di jari manis Athanasia.

Lantas ia berdiri dan mendekap erat tubuh gadis itu. Seolah tak ingin melepaskannya. Athanasia membalas pelukan itu.

Mereka saling mencintai. Mereka sudah saling menyetujui untuk menikah. Hanya perlu meminta izin dari orang tua kedua belah pihak, merencanakan pernikahannya dan pasangan itu sudah sepenuhnya saling memiliki.

'Mama, aku bahagia'

-End-

Wah akhirnya selesai juga😌

Gimana gimana?
Ada yang mau ditanyakan?

Kalo tidak
Aku mau mengucapkan terima kasih untuk kalian yang udah meluangkan waktu untuk membaca cerita gaje ku ini🙏🏻

Terima kasih untuk yang udah mendukungku dengan vote dan komen

Bener-bener dukungan kalian itu moodboster ku🤧

Mohon maaf kalo ada kata-kata yang salah atau menyinggung hati kalian🙏🏻

Maaf typo bertebaran dimana-mana🙏🏻

Maaf fanfic ini gak bisa menghibur kalian sepenuhnya🙏🏻

Fanfic ini juga masih banyak kekurangan.

Ku akui cerita di fanfic ini terkesan dipaksakan dan alurnya emang gak jelas.

Author nya juga sok asik nih🤧😭

Intinya aku mengucapkan terimakasih dan maaf yang sebesar-besarnya kepada pembaca setia 'Secret of the heart'

Aku mau ijin pamit dari fanfic ini

Sampai jumpa di ceritaku yang lainnya kawan-kawan

Lop yu❤️

Sekian

SophieLaras

Secret Of The Heart [Suddenly I Became a Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang