Part 42

44 7 1
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ramadhan telah usai. Kini hari yang fitri telah tiba.
Maafkan bila saya melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak. Serta saya memohon maaf apabila ada perlakuan ataupun perkataan saya yang kurang berkenan di hati para sahabat.

Saya Yesi Agustina mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1441 H. '''Minal aidzin walfaizin mohon maaf lahir dan batin 🙏

Happy Reading

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Fakhira menatap langit gelap dari balkon kamarnya. Wajah pucatnya terlihat sedih bersamaan dengan buliran bening yang mengalir dari netra sayunya.

Suara pintu kamar terbuka, mengejutkan gadis ini. Cepat-cepat ia mengecek siapa yang masuk.

"Hei, Nona Biru. Akhirnya kita bisa bertemu lagi," sapa Faisal yang baru saja masuk membawa sepiring nasi.

"Kenapa tuan kemari malam-malam seperti ini?"

"Duduk! Aku akan bertahu jika kau duduk," ucap Faisal seperti menekan.

Fakhira yang masih merasa tak enak badan, duduk di tepi kasur. Tak sedikitpun ia berniat untuk membantah.

"Gadis pintar," ujar Faisal menarik kursi kayu dan menaruhnya di depan Fakhira. Lalu, duduk di sana.

"Aku tahu kau belum makan, jadi aku membawakan nasi untukmu--"

"Maaf, Tuan. Aku sedang puasa," tolak Fakhira dengan alasan asal-asalan.

"Kau sedang bercanda, kan?" Faisal mulai curiga. "Ayolah, kau itu sedang sakit. Jadi tidak usah banyak alasan untuk menghindar. Lagipula alasanmu itu tidak masuk akal. Mana ada orang puasa malam-malam seperti ini."

"Aku tidak lapar," ucap Fakhira singkat mengalihkan pandangannya. Faisal dibuat tercengang, karena ucapannya yang sudah panjang lebar hanya dibalas dengan singkat.

"Kau sedang sakit. Lihatlah, kau sudah terlihat kurus. Kalau tidak makan kau akan jadi tengkorak. Sekarang kau harus makan atau kau mau kusuapi?"

Fakhira tetap tak menggubris kata-kata Faisal yang sudah sangat panjang itu. Faisal menyodorkan sesendok nasi pad mulut gadis di hadapannya. Sementara Fakhira, membuka mulut dan melahap nasi tersebut.

"Ini baru gadis biru yang aku kenal dan sangat aku cintai," ucap Faisal girang melihat Fakhira makan.

Pada suapan berikutnya, Fakhira menahan lengan kekar milik Faisal. "Kali ini, Tuan yang harus makan." Fakhira mengambil sendok dan mengarahkannya pada Faisal.

Faisal hanya tersenyum dan akhirnya melahap nasi itu juga. Suap menyuap terjadi di antara mereka berdua. Yang terkadang disertai dengan tawa.

Mereka tak menyadari jika ada yang mengawasi mereka diam-diam dari ambang pintu.

"Niya. Dialah gadis yang Om katakan selama ini. Mereka sudah dijodohkan sejak lahir. Mau tak mau, mereka akan tetap menikah," ucap Refki memegangi bahu Niya.

"Om harap, kau bisa mengerti, nak." Refki kembali berkata, lalu pergi.

"Ternyata selama ini aku salah. Maafkan aku, Hira. Aku berjanji akan berusaha menyatukan kalian berdua kembali dan mengakhiri jarak yang aku ciptakan untuk kalian berdua," batin Niya, lalu beranjak pergi dari sana. Dengan perasaan bersalahnya.

"Akhirnya, nasinya habis." Faisal menaruh piring di atas meja. "Bagaimana? Apa Nonaku sudah kenyang? Atau mau nambah lagi?"

"Tidak, Tuan. Aku sudah kenyang. Terima kasih," ucap Fakhira tersenyum.

Pemilik Hati Gadis Biru [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang