Part 29 sampai Part 30

13 6 0
                                    

Part 29

Fakhira jatuh tersungkur, tak sadarkan diri. Terakhir yang ia dengar adalah suara seorang wanita yang memerintahkan untuk membawa Fakhira dari sana.

***

"Maaf, Fakhira," lirih Faisal menyesal saat Fakhira pergi meninggalkannya yang masih berada di tengah keramaian para tamu.

Faisal tahu bagaimana perasaan Fakhira saat ini. Bagi orang lain mungkin itu adalah hal yang biasa, tapi tidak dengan Fakhira. Fakhira pasti merasa malu dengan kejadian tersebut.

Faisal berdiri mengabaikan rasa bersalahnya. Ia tak berusaha untuk mengejar Fakhira, justru ia lebih memilih untuk duduk di sudut meja sana. Duduk dengan memegang keningnya sendiri.

Baru saja ia terduduk, sebuah sentuhan tangan tiba-tiba mengusap lembut bahunya. Jelas itu bukan seorang laki-laki. Dan ia menduga jika Fakhira yang melakukannya. Faisal 'pun menoleh dengan cepat sambil menyunggingkan senyuman. Membayangkan wajah Fakhira yang tak akan marah lagi padanya. Namun, ia salah. Gadis di belakangnya adalah Niya.

Senyumnya sirna begitu saja. Sementara para tamu masih ramai menikmati acara yang diiringi dengan canda tawa.

"Ada apa?" Faisal mulai membuka pembicaraan. Ia merasa ada yang tidak beres pada gadis tersebut.

"Selama ini aku tidak punya waktu untuk berbicara denganmu. Kurasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mendekatimu," jawab Niya yang kini duduk di sebelah Faisal.

Niya berhenti sejenak. Menatap pemuda berjas merah itu dengan lekat. Tanpa rasa ragu ataupun malu ia berkata, "Faisal ... aku suka padamu. Jauhilah Fakhira, mendekatlah padaku."

"Apa? Kau suka padaku? Apa karena itu kau membuat rencana busuk untuk menyakiti Fakhira melalui Lisha?" Setengah tak percaya Faisal mendengar ucapan Niya. Tapi, akhirnya ia yakin saat mengingat rencana Niya semalam.

"Benar. Aku memang membuat rencana, tapi tidak melalui Lisha." Niya berkata dan kembali menatap netra cokelat Faisal.

Faisal sama sekali tak mengerti dengan yang dimaksud oleh Niya. Ia 'pun menanyakan melalui siapa rencana itu berjalan. Dan Niya berkata.

"Langsung pada Hira. Karena aku cemburu dengan Hira! Ayolah, lupakan Hira. Dia sudah kusingkirkan. Ayo kita menikah, aku janji akan mencintaimu sesungguh-sungguhnya." Niya membuat kalimat yang seperti dibuat-buat.

Dalam hati pemuda ini begitu muak dengan Niya. Ia juga semakin membencinya ketika mengetahui Fakhira akan dilukai oleh Niya. Dan sekarang, gadis itu meminta unuk dinikahi. Ini memang mimpi buruk.

"Maaf, aku tidak bisa menikahimu. Silahkan cari pemuda yang lebih baik dariku." Faisal menjawab tanpa basa-basi. Selanjutnya, ia langsung berdiri berbalik hendak berlalu dari hadapan Niya.

Tapi, Niya menarik lengan Faisal dengan cepat hingga langkah itu terhenti dan memandang ke arah Niya kembali.

"Ada apa lagi? Aku sudah bilang, aku tidak mau menjadi suamimu!"

"Kenapa kau tidak mau?!" Niya bertanya tak percaya.

"Karena hidup dan matiku hanya milik Fakhira. Aku mencintai Fakhira, mengerti?!"

"Tidak, Tuan Faisal. Kau adalah pemuda yang kuidam-idamkan selama ini. Kumohon, jadilah suamiku."

"Maaf, tolong lepaskan aku," sergah Faisal dingin, tak berekspresi sambil mengibas pegangan Niya.

Melihat reaksi Faisal, gadis itu tertegun. "Baik, jika itu maumu. Aku akan melakukan hal yang tak terduga pada gadis biru itu!" ancam Niya yang mulai kesal.

Pemilik Hati Gadis Biru [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang