Bab 20

37 5 0
                                    

Pagi yang cerah, siswa-siswi Starlight mengikuti pelajaran seperti biasa. Semuanya fokus mendengarkan penjelasan dari guru di depannya.

Elisa juga awalnya fokus, tapi begitu Dya mengeluarkan kotak makan dari dalam lacinya, konsentrasi Elisa buyar. Ia melirik-lirik kecil pada Dya yang nampak nikmat menikmati makanannya.

Tahan

Tahan

Tapi......

"Bagi kali Dy, makan sendirian aja" ouhh hasutan setan ternyata yang menang

"Nih... Lo makan aja, gue punya dua sendok" Dua menyodorkan sebuah sendok yang langsung disambar Elisa dengan semangat

"Bilangin ya kalo guru noleh ke gue" Elisa memberi peringatan, begitu Dya mengangguk mengerti ia mulai menunduk, mengarahkan sendok yang sudah berisi makanan ke dalam mulutnya.

Perasaannya saja atau memang makanan yang dimakan dengan jantung bergemuruh ketakutan itu rasanya dua kali lebih nikmat.

"Gue Sa"

Kali ini Elisa yang duduk tegak, memperhatikan gerak-gerik guru di depannya sementara Dua yang menunduk memakan makanannya.

"DYA ELISA!!! KALIAN BERANI MAKAN DI JAM SAYA??"

Elisa tersentak, begitu juga Dya yang terbatuk membuat makanan yang ada didalam mulutnya membuncah keluar.

"Ee eeh nggak Bu, kita gak makan kok" Dya mencoba membela diri

"Terus ini apa ha??"

Dya menampilkan cengiran ya, menatap naas kotak makan yang ada ditangan guru tersebut.

"Maaf Bu, kita tadi pagi gak sempet sarapan" Elisa menatap takut-takut pada sang guru.

"Alasan!!! Sekarang kalian berdua keluar dari kelas saya"

OOO owhh

Dengan lemas Dya dan Elisa bangkit, lalu melangkah keluar mengabaikan Caramel dan Acha yang tanpa suara menyumpahi mereka.

"Makanya kalo makan ajak-ajak" itu yang mereka tangkap

"Aaahhhh senangnya, akhirnya bisa bebas juga" Dya meregangkan tangannya keatas seakan baru saja keluar dari penjara yang mengurungnya.

"Dasar Lo, dimarahin Devon lagi tau rasa Lo"

Dya terdiam

"Ya Allah iya!! Pacar gue kan disitu, ah mati deh gue, alamat diaduin deh nih ke papa mama gue. Ahhhh gak jadi seneng kan gue"

Elisa menggeleng kecil, sahabatnya itu ada-ada saja.

"Tapi gakpapa deh, biarin ajalah. Eh gue mau beli minum, kantin yok"

"Hm? Gak ah males, Lo aja" Elisa memilih duduk santai di bawah pohon akasia di samping lapangan utama Starlight

"Yaudah, Lo mau nitip gak??"

"Iya, Greentea satu botol ya"

"Oke siap"

Dya melangkah pergi, meninggalkan Elisa yang menatap lurus ke depan.

"Seru juga dihukum kayak gini" gadis itu tersenyum tipis, lalu tiba-tiba matanya menangkap siluet sosok yang familiar tengah berjalan terburu-buru.

"Arga?? Ngapain dia??" Elisa bangkit, karena merasa penasaran ia memilih mengikuti kemana Arga pergi.

Arga ternyata menuju gudang sekolah yang terletak di belakang, jauh dari keramaian.

"Ada apa??"

Elisa bersembunyi di balik dinding, tak jauh dari Arga yang sedang berbicara dengan seseorang yang tak bisa Elisa lihat karena terhalang tubuh tinggi Arga.

"Kenapa lo nolak job kemarin??" Samar-samar terdengar suara seorang laki-laki yang Elisa perkirakan masih muda.

"Gue belum sembuh total" kali ini Arga yang berbicara

"Lo pikir gue percaya? Selama ini bagaimanapun keadaan lo, lo tetap maksain buat ngelakuin tugas lo. Tapi kali ini kenapa beda???"

"Gue udah bilang, kali ini lukanya cukup parah. Gue bahkan gak bisa tidur nyenyak karena rasa sakitnya"

"Arga Arga, Lo jangan main-main sama gue, oke kali ini gue maafin, tapi jangan sampai lo ngebuat gue marah lagi, lo tau kan konsekuensinya apa"

Si laki-laki misterius itu menepuk bahu Arga dua kali lalu berbalik dan pergi.

Elisa mencoba mencerna percakapan yang baru saja ia dengar. Apa maksudnya?? Job apa??

Gadis itu sedikit bersembunyi saat melihat Arga berbalik, lalu pergi tanpa tau jika Elisa sedang ada disana.

Elisa semakin penasaran dengan kehidupan laki-laki itu, waktu di rumah sakit seseorang juga berbicara tentang pekerjaan pada Arga, sebenarnya pekerja apa itu??

*

"Lo kenapa Sa? Gue perhatiin sejak balik ke kelas muka Lo kayak lagi mikirin sesuatu gitu" Caramel menatap sahabatnya itu penasaran, Elisa memang terlihat diam meski biasanya pun ia diam tapi kali ini terlihat sedang punya masalah yang besar.

"Gak kok gue gakpapa, cuma lagi mikirin sesuatu aja"

Caramel mengangguk saja, jika Elisa memilih bungkam dan tak ingin menceritakan apa-apa itu berarti ia harus sabar menunggu Elisa tenang dan berbicara duluan.

"Mel menurut Lo Arga orang nya gimana sih?" Pertanyaan tiba-tiba Elisa menimbulkan tatapan jahil pada Caramel

"Oohhh jadi Lo lagi mikirin Arga??" Tebak gadis itu tepat sasaran

"Gak kok, cuma sekilas kepikir aja" alibi Elisa

"Menurut gue sih, menurut gue loh Arga tuh apa ya... Kayak punya rahasia besar tau gak, oke dia emang keliatan diam dan misterius itu hal biasa mungkin dia anaknya emang antisosial, tapi beda loh diam nya Arga sama diamnya Lo"

Elisa mengerutkan kening, penjelasan Caramel terlalu rumit dan berbelit-belit

"Maksud Lo??"

"Gini loh, Lo diam karena emang udah bawaan lahir Lo gak suka keramaian tapi Arga tuh diem nya karena berusaha menyimpan sesuatu, gak sekali dua kali gue liat dia senyum kecil pas liat temen-temen nya ketawa bareng, coba Lo pikir kalo emang dia itu cuma antisosial biasa bisa aja dia coba temenan sama anak-anak lain, toh selama ini gak ada yang jahatin dia gak ada yang ngebully dia"

Elisa mengangguk mengerti, mulai memikirkan semua keanehan pada Arga

"Iya sih, gue juga awalnya mikir gitu tapi kalo dipikir-pikir dia nyimpen apaan, serahasia apa sampai-sampai dia nggak mau buka diri"

"Nah itu" Elisa mengangguk lagi, sepertinya banyak hal yang Arga sembunyikan dari semua orang dan ia harus tau apa itu.

"Btw Dya sama Acha mana sih elahh, keluyuran aja kek bocah"




'''''

TBC

AREL✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang