Bab 9

37 8 0
                                    

"Kenapa Sa?" Tanya Reno sesampainya di depan gadis itu. Richard dan teman-teman nya menatap tak suka pada cowok itu.

"Gue mau ke Wc, tapi mereka ngalangin jalan gue. Padahal kan bu maya lagi ngajar dikelas kita" Adu Elisa masih dengan wajah datar

"Oh, yaudah gih masuk aja biar mereka gue yang urus"

Reno menarik Richard serta Varo menjauh dari pintu toilet dan mempersilahkan Elisa untuk masuk kedalam.

"Apa-apaan sih lo Jun, ikut campur mulu urusan orang" Sembur Varel tak Terima

"Apapun itu masalah lo semua, gue bakal ikut campur kalo menyangkut tentang Elisa" Balas Reno acuh

"Halah, sok-sok an lo pake jurus jadi sahabat dulu, ujung-ujungnya juga bakal ngarep lebih" Richard berkata sinis menatap Reno remeh

"Kayak kita dong, deketin secara gentle dan buka-bukaan. Gak kayak lo, cemen!!" Tambah Varo

"Iya, lo semua ngedeketin dia tapi jatuhnya jadi ngebully. Mana dia ngerti lah" Balas Reno masih kalem, sudah biasa menghadapi omongan sinis Richard dan kawan-kawan

"Halah, lo semua sebagai sama-sama cowok yang gak pernah dianggap aja sok berantem segala" Cibir Leon

"LO JUGA"

Richard, Varo, Varel, Gerald, dan Reno menatap Leon murka.

"Kita semua bukan siapa-siapa boss"

Hmmmm

*

"Lo bener pacaran sama Elisa?"

Arga menghela nafas lelah, memangnya kenapa jika dia berpacaran dengan gadis itu? Sehingga semua orang ralat semua laki-laki disekolah ini selalu menanyakan hal yang sama.

"Hm" Balas Arga pelan teramat pelan, tak terlalu menanggapi Bayu yang masih menatapnya dengan tatapan menyelidik

"Wah! Jadi berita itu bener? Nggak nyangka gue, lo yang gue pikir nggak tau tentang yang begituan ternyata gercep juga" Bayu menepuk pelan bahu Arga, seakan bangga melihat cowok itu.

"Tapi Arga, menurut pandangan gue kok lo sama Elisa tuh nggak ada chemistry nya sama sekali sih? Malahan lo berdua lebih cuek dan kayak nggak saling kenal gitu" Tambah Bayu

"Jadi Yu, lo dateng jauh-jauh ke kelas gue cuma mau bilang itu? " Arga akhirnya jengah, sudah tak tahan terus direcoki pertanyaan seputar hubungannya dan Elisa.

"Wahh, baru kali ini lo ngomong sepanjang ini sama gue. Gue sampe terharu tau nggak"

Arga menatap Bayu jengah.

"Ok, gue tau lo udah muak ngeliat gue"

Dari tadi

"Jadi gue pergi dulu ya, seneng deh bisa ngobrol seru bareng lo" Bayu mengedipkan matanya genit lalu tertawa terbahak-bahak dan meninggalkan Arga yang masih menatapnya datar.

Apa yang lucu

Arga menghela nafas lelah, ia menutup buku ditangannya dan melihat ke samping dimana pemandangan lapangan utama Starlight School berada. Karena kelasnya yang berada di lantai dua dan berada tepat di samping lapangan utama, memudahkan cowok itu melihat segala aktivitas siswa-siswi dilapangan tersebut.

Rasa sesak perlahan merasuki hati cowok itu saat melihat teman-teman sebayanya yang sedang bermain sepak bola dibawah sana.

Saling tertawa dan bersenang-senang, seakan mereka tak memiliki beban hidup. Ya meski sebenarnya di usia remaja ini hal tersebut wajar, selagi punya waktu untuk bermain dan bergembira.

AREL✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang