7. Melamar?

11 2 0
                                    

Ig @windanur_halizah

Giana terjingkat. Entah sejak kapan laki-laki itu sudah berada di belakangnya bahkan memasang tangan seolah ingin membantunya turun. Giana kesal, tapi enggan meladeni.

Dia mengembalikan kursinya dan melenggang pergi. Duduk di bangku baca paling pojok karena disana tidak terlalu ramai. Giana mengeluarkan laptopnya hendak mengerjakan tugas.

Selang beberapa menit sebotol minuman tersodor ke arahnya. Giana mendongak menatap orang didepannya. Matanya membulat.

"Kamu pasti haus kan?" Giana memalingkan wajahnya mengetik sesuatu di laptopnya. Pura-pura tidak melihat.

Laki-laki itu tersenyum lalu mengambil duduk didepannya. Giana menatapnya tajam. Apa tujuan orang ini? Dan kenapa? Giana bahkan tidak pernah mengalami hal semacam ini sebelumnya.

"Kamu kenapa waktu itu lari saat saya dekati. Takut?"  Laki-laki itu membuka suara

"Padahal niat saya baik." Laki-laki itu mengerucutkan bibirnya, sedih.

"Maaf, saya nggak kenal anda. Permisi."

"Tapi saya kenal sama kamu!" Giana menghentikan pergerakannya hendak pergi, menatap orang didepannya penuh selidik.

"Kamu Giana Rasfi kan? Anak Fikom, semester empat." Giana melotot. Kenapa laki-laki ini bisa tahu. Laki-laki itu terkekeh, "Saya tahu. Kamu nggak usah pergi, saya nggak ganggu kok. Lanjutin aja!" Perintahnya

"Kamu itu siapa?"

"Saya Herdinan Pramuda, Mahasiswa kedokteran di kampus ini, semester akhir. Kamu bisa panggil saya Erdi." Erdi memperkenalkan diri dengan tegas, sesekali menerbitkan senyum terbaiknya. Tak bohong jika orang di depan Giana ini memiliki aura yang meneduhkan membius siapa saja untuk berdekatan lebih lama dengan Erdi.

Giana masih mematung mencerna kata-kata Erdi.

"Saya seumuran sama kamu." Erdi menambahkan

"Tapi saya nggak peduli!"

"Ah, lebih enak kalau saya panggilnya aku-kamu aja. Biar lebih akrab." Erdi memainkan ponselnya. Giana masih menatap orang didepannya. Dia ingin tahu apa maksud Erdi memperkenalkan diri.

"Gak usah liatin aku kayak gitu, aku tahu aku ganteng." Cepat-cepat Giana memalingkan wajah

"Kamu itu sebenarnya siapa?"

"Aku Erdi. Kan aku udah bilang, apa kurang jelas?" Giana geram, saat seperti ini masih saja mengajaknya bercanda
"Saya serius.!"

"Kamu mau serius? Ya udah, kasih tau saya orang tua kamu sama alamat."

"Hah?" Giana cengo

"Saya akan melamar kamu!"

****

Eaakk... Emang ada ya? Baru kenal langsung ngajak nikah?

Jangan lupa vote dan komen

Salam

Winda💜

Jerat Rindu ( Telah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang