22 . Sikon

4 2 0
                                    


Ig @windanur_halizah

****

Selamat dan semangat membaca!

Kalau ada yang tahu lagunya boleh sambil nyanyi🤣

Saatku sedang jatuh cinta

Senyumnya selalu meraja

Saatku pejamkan mata

Hanya ada.. wajahmu saja..

Rizki berdiri sambil memetik gitarnya, menyalurkan suara merdunya di depan teman-temannya yang sibuk dengan kegiatan masing-masing di dalam ruangan band. Fokusnya hanya satu, gadis berjilbab abu yang duduk di kursi sampingnya yang juga memetik gitar tanpa minat.

Saatku sedang jatuh cinta

Hanya kau yang aku puja

Tiada waktu tuk lainnya..

Karena cinta.. mengkotakkan kita..

Matanya tak luput dari gadis itu. Entah, rasanya lagu ini sangat pas menggambarkan perasaan Rizki pada gadis itu.

Kau telah mengisi ruang hati

Yang tlah lama sepi

Kau mampu buatku bahagia lagi

Hadirmu yang ku nanti ..

Tepat di lirik ini, netra mereka beradu. Cukup lama membuat jantung Rizki berdetak kencang saat gadis itu menyunggingkan senyumnya kepadanya.

Temani hari-hari ku setiap langkahku

Sedihku dan tawaku setiap detik di hidupku...

Hu...hu...

Rizki memejamkan matanya dengan mulut yang masih bersuara, berusaha mengontrol letupan-letupan rasa yang bersarang di hatinya kala melihat gadis itu tersenyum. Senyum yang tak semua orang bisa melihatnya. Meski begitu Rizki juga takut, takut jika rasanya hanya di pendam sendiri. Karena Rizki tahu mereka tidak berada di garis rasa yang sama. Ah.. tepatnya hanya Giana, sedangkan Rizki memendamnya sendiri.

"Dalem banget liriknya." Ujar Aldo yang baru saja masuk, melirik ke arah Ranti dengan menenteng kresek berisi minuman dingin.

Ranti pun tak kalah mencak-mencak, "Aakhh.. Rizki, Lo nyanyi buat siapa sih kok gue yang baper."

Rizki hanya menarik sebelah bibirnya sambil melirik Giana. Akankah dia jujur?

"Buat seseorang." Rizki langsung membekap mulutnya kala tak sengaja bersuara. Giana, Aldo, Ranti kompak menatapnya penuh selidik.

"Lo suka sama seseorang, siapa?" Jiwa keingin tahuan Ranti mulai kambuh.

"Kepo."

"Ck.. kepo banyak pengetahuan." Balas Ranti.

"Siapa?" Kini giliran Giana yang bersuara, Rizki melirik sebentar. Apa gadis itu nggak peka kalau dia orang yang Rizki maksud? Rizki tak menjawab, dia tersenyum miris.

"Ponsel gue mana? Kalian lihat nggak?" Giana tiba-tiba membuat suasana menjadi panik.

"Nggak, Lo taruh mana?" Tanya Aldo.

"Lupa, mangkanya gue tanya."

"Terakhir lihat dimana?" Ranti ganti bertanya. Giana mengingat-ingat, terakhir kali dia mengeluarkan posel saat dia bertemu..

"Di kantin." Ucapnya, Giana langsung nyelonong begitu saja.

Saat hendak keluar, Giana di kejutkan dengan keberadaan pria yang ada di pikirannya sesaat lalu. Giana mundur.

"Erdi." Ujar Rizki sambil memandang pria itu heran.
Erdi terkekeh, "Hai Rizki apa kabar?"

"Baik." Rizki mendadak canggung.

"Ada apa, tumben kesini?"

Erdi tersenyum, "Mau ketemu Giana."

Sontak Ranti, Aldo, Rizki membulatkan mata. Jangan tanya Giana saat ini, sudah pasti lebih terkejut dari mereka bertiga.

"Mau apa?" Tanya Giana memasang wajah seperti biasanya.

"Ponsel kamu ketinggalan." Erdi mengulurkan posel ber-hardcase abu itu, Giana mengubah air mukanya karena telah berpikir yang buruk pada pria ini.

"Makasih." Giana mengambil ponselnya.

Erdi melihat belakang Giana sebentar, "Kamu minum soda?" Giana menaikan sebelah alisnya.

"Kenapa?"

Erdi malah berbalik arah keluar ruangan tanpa mengucapkan apapun. Giana mendesis, "Hish." Tak ambil pusing Giana kembali duduk.

"Jadi Lo beneran Gi?"
Giana hanya diam, tak menanggapi. Dia membuat ponselnya.

Tak berselang lama Erdi datang lagi bersama kresek yang dia tenteng, membuat semua orang di ruangan ini menatapnya heran.

"Jangan terlalu sering minum minuman soda, nggak baik!" Erdi menyodorkan satu botol air mineral yang sudah ia buka tutupnya kepada Giana. Giana menganga masih terkejut dengan sikap Erdi.

Tahu Giana tidak akan menerima air mineral itu, Erdi menarik lengan Giana yang tertutup jaket itu untuk menerima paksa pemberiannya. Sontak membuat Giana melotot ke arahnya. Erdi sudah tahu, dia segera pamit dari ruangan itu.

Dari arah lain sepasang mata menyaksikan pemandangan itu hanya bisa tersenyum miris dalam hati. Baru Rizki ingin menyangkal apa yang waktu lalu dia lihat itu tidak benar, kini dia menyaksikan sendiri di depan mata.

****

6 Juli 2020

Jerat Rindu ( Telah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang