"Violetta" wanita itu tersenyum mendengar Stifani sudah berhasil menebak siapa diri nya. Begitu pula dengan paman Gilbert yang sudah kembali bersama nya saat Stifani pergi ke tempat itu. Hanya saja, ia sengaja tidak menampakkan diri pada Stifani saat ia ada di tempat itu. Malas adu mulut, katanya.
"Apa yang kau katakan Stifa?" tanya Sam tidak mengerti. Stifani menatap Sam dengan gairah yang meluap begitu ia yakin siapa wanita yang ia temui dua kali itu ketika tak sadar kan diri.
"Nama wanita itu adalah Violetta" ucap Stifani penuh keyakinan. Zeint, Sean, Zack, dan Sheila langsung terbelalak mendengar penuturan Stifani.
"Apa yang kau katakan?" Zack langsung mengguncang-guncang tubuh Stifani sementara gadis itu hanya meringis kesakitan. Tepat pada saat itu, sebuah dentuman terdengar begitu keras.
"Mereka kembali lagi" ucap Zeint lalu mengubah posisi menjadi siaga. Begitu pula dengan yang lain.
"Aaa..!!" suara teriakan ratu Victoria mengagetkan mereka semua. Teriakan itu disusul oleh teriakan lain nya yang suara nya seperti suara para ratu lain nya.
"Ibu!!" teriak Stifani, Zeint dan Zack secara bersamaan. Mereka semua lalu berlari keluar dari ruangan menuju sumber suara. Mereka berlari ke tempat di mana ratu Victoria bersembunyi sebelumnya.
Mereka berhenti di ambang pintu dan menjumpai para bangsa kegelapan dengan seorang bermahkota hitam sedang menyerang para ratu. Kapan para ratu lain nya tiba? Ketika para bala bantuan dari kerajaan lain datang, para ratu ini ikut bersama rombongan untuk menemani ratu Victoria. Mereka pergi lewat jalan rahasia di istana.
"Lepaskan mereka!" Zeint berteriak ke arah bangsa kegelapan yang kini menaruh perhatian pada mereka. Pria bermahkota yang tampaknya adalah pemimpin mereka itu menatap ke arah mereka semua dan perhatian nya jatuh pada sosok Stifani.
"Apa kau Stifani?" pria itu menunjuk gadis dengan wajah lusuh yang berdiri paling depan di sebelah Zeint. Stifani mengangguk dan pria itu berjalan mendekati Stifani. Dengan segera Zeint mengeluarkan pedang nya dan es-es runcing yang menghalangi jalan pria itu.
"Tenanglah, aku hanya ingin menawarkan sesuatu pada mu" ucap pria itu dengan nada santai membuat kening Stifani berkerut.
"Apa itu?" balas Stifani sarkastik dan pria itu justru menyeringai tajam.
"Bergabunglah denganku atau.."
"TIDAK AKAN!!" Stifani berteriak lebih dahulu sebelum pria itu menyelesaikan kalimatnya. Dia menyeringai iblis lalu tangan nya di arahkan ke belakang dan..
DUARR..
"IBU!!!" pria itu menyerang ratu Victoria hingga terpental ke tembok. Ratu Victoria terbaatuk-batuk sampai mengeluarkan darah.
"Kau sendiri yang memutuskan" ucap pria itu tersenyum sok lembut yang justru membuat Stifani muak. Ia meremas tangan nya menahan emosi dan air mata nya yang mulai mengalir.
"Berani sekali kau!" geram Stifani dengan penekanan mendalam sehingga suaranya tidak terlalu terdengar jelas.
"Tenanglah, Stifa!" Zeint berusaha menenangkan Stifani agar gadis itu tidak tersulut emosi. Percuma. Gadis itu sudah menggeram dan emosi nya sudah kalut. Ia menitikkan air mata nya lalu saat ia membuka mata, matanya berubah menjadi biru dengan titik-titik hitam.
"Serang!" pria tadi memerintahkan dan beberapa prajurit kini memasuki ruangan dan mengepung Stifani dan lain nya di ruangan yang luas ini.
"Urusan mu dengan ku, Stifani" ujar pria itu. ia lalu mencengeram bahu Stifani dan langsung ditepis kasar oleh gadis itu. Ia mengeluarkan pedang yang ia buat dari es lalu menyerang sang raja kegelapan. Dengan santainya, pria itu hanya menghindar tanpa berniat membalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGICAL DREAM: STAR AND MOON
Fantasyнιdυp ιтυ мeмвoѕanĸan ѕaмpaι ĸaυ мeneмυĸan apa yang ĸaυ carι Itulah yang dirasakan oleh Stifani Emira, seorang remaja yang ingin pergi ke dunia baru hasil imajinasinya. Hidupnya selalu berjalan monoton sampai suatu hari, satu kejadian, satu benda, d...