Kukira setelah masa ujian berakhir aku akan tetap memikirkannya. Namun, takdir berkata lain. Aku mulai melupakannya lagi. Sampai saat aku naik ketingkat akhir, aku rasa aku sudah mulai lupa.
Tapi ajaibnya hari itu, saat aku yang sehabis dari kantin bersama temanku, Im Soora. Kami melewati koridor untuk kembali ke kelas. Mataku tak sengaja melihat ke arah samping kiriku.
Di sana terlihat seorang pria yang sedang tertawa bersama teman sebayanya. Aku langsung mengenali senyum itu. Senyum yang hanya dimiliki oleh pria manis yang aku pun tidak tahu siapa namanya. Namun, aku sangat yakin bahwa itu memang dia.
Lalu segera kutepuk pundak temanku "Ya. Ya. Itu. Itu pria yang kuceritakan waktu itu" ucapku setengah berbisik. Temanku menanggapinya dengan membentuk huruf vocal 'O' pada mulutnya dengan matanya yang terbuka lebar. "Siapa namanya?" Tanyanya.
Aku pun gelagapan. Karena aku benar benar tidak tahu siapa namanya. Tahun lalu pernah kucoba cari tahu sendiri saat ujian kala itu. Tapi, aku tak berhasil melakukannya. Aku merasa payah.
"Ah kau ini, bagaimana sih sudah lama suka tapi namanya saja tidak tahu. Bukan suka itu namanya" omelnya. Aku yang tidak terima langsung berkata "Hei, memangnya kalau suka harus banget ya tau namanya?" Belaku.
Melihat Soora yang tidak menanggapi dan langsung pergi begitu saja meninggalkanku, membuatku mengerucutkan bibir sebal sambil sekali lagi melihatnya ke arah pria itu lalu berlari menyusul Soora yang sudah hilang dari pandangan. "Sial. Aku ditinggal" kesalku.
.
.
.
.
.
Semenjak hari itu aku mulai menceritakan sosok pria itu kepada teman-temanku. Awal aku mengenalnya sampai sekarang ini. Aku tahu ini sangat terlambat tapi ya.. begitulah hanya ikuti arus waktu saja.Saat itu di kelas, Soora langsung menceritakan tentang pria yang kusukai kepada yang lainnya. Sudah bisa ditebak bagaimana reaksinya pasti tidak jauh dari hebohnya Park Hyo Rin, kaget khasnya Jeon Na Ra, stay calm ala Park Min Dae dan Song Ryu Hee
Teman-temanku sempat tidak percaya bahwa aku benar-benar sedang menyukai seseorang. "Hah?! Beneran?! Seorang Jung Kyung suka sama seseorang gila.. temen gue udah berubah" ledek Ae Ra sambil bertepuk tepat di depan ku. Iya, Min Ae Ra temanku yang paling blak-blakan ini memang tidak pernah gagal membuat ku semakin kecil. Apalagi "What?! Jung Kyung bisa suka sama orang?" Timbal Kang Ji Ri temanku yg paling blak-blakan setelah Min Ae Ra.
Mereka pikir aku yang selalu ceria dan sangat jarang sekali membicarakan tentang percintaan membuatnya sulit sekali untuk dipercaya. Namun, berbeda dengan yang kurasa aku memang pernah menyukai banyak laki-laki sebelum menyukainya tapi yang ini jauh berbeda. Aku merasa rasa sukaku ini akan bertahan untuk waktu yang lama. Walapun begitu, ada satu hal yang sangat menggangguku.
Aku tidak tahu siapa namanya.
Miris sekali sudah cukup lama aku mengaguminya tapi aku belum tahu siapa nama pria itu. Jadi aku meminta temanku membantuku untuk mencari tahu siapa namanya. Aku bilang aku sangat malu bila berada di dekatnya, dia terlalu tampan buatku. Jadi aku terus membujuk teman-temanku untuk dengan senang hati membantuku. Sempat aku berpikir untuk menyerah saja tetapi..
"Karena ini, pertama kalinya kamu suka dengan seseorang aku akan membantumu" Ucap Soora. Tidak kusangka akan ada yang mau membantuku.
Aku terbelalak kaget "Eh? B-beneran?" Heranku. Soora tersenyum hangat sambil menepuk bahuku.
Hal itu terbukti pada saat jam istirahat tiba. Soora mengajakku ke kantin bersama. Lalu sambil menepuk bahuku dia bertanya "Yang mana orangnya?". Aku segera meninggikan tubuhku, berusaha mencarinya. Dan..
Ketemu. Dia berada di kantin bagian tengah. Soora langsung menyeretku dan memintaku untuk berdiri di dekatnya bersama sambil berusaha mencuri pandang ke arah tanda nama yang tertera di dada atas samping kanan seragamnya. Aku yang berdiri di sebelah kirinya tidak bisa melihatnya dengan jelas. Aku menoleh ke arah Soora yang berdiri di sampingku sambil menggelengkan kepalaku.
Lalu Soora sendiri yang akhirnya berusaha mencari tahu. Namun, pria itu sudah mau pergi jadi aku langsung mengambil langkah untuk segera kembali lagi ke kelas, menghindarinya. Kupikir aku tidak akan pernah tau namanya.
Namun, saat aku sudah keluar dari kerumunan kantin, hendak kembali ke kelas. Soora tiba-tiba datang dari arah belakang dan kembali menepuk pundaku. "Jimin. Namanya Jimin" Ucapnya sambil ngos-ngosan. "Jimin? Namanya Jimin? Beneran Jimin? Masa?" Tanyaku memastikan yang hanya dibalas anggukan olehnya. Entah bagaimana dia bisa melihatnya dan melakukannya aku tidak tahu. Tapi yang pasti aku sangat senang karena kini aku sudah mengetahui namanya.
Tanpa sadar kurapalkan namanya berkali-kali dalam benakku. Pikirku, agar aku terbiasa saat nanti aku sudah dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT BAD [PJM]
Novela JuvenilKetika sebuah senyuman mampu meluluhkan hatimu Ketika sebuah tatapan mampu menghipnotismu Ketika seseorang mampu membuat jatuh pada pesonanya berkali-kali Saat itulah kau akan merasakan hal berbeda dalam dirimu