Bel pulang sekolah sudah berbunyi tetapi, aku dan teman-temanku masih bertahan di depan kelas. Duduk santai bersama sambil membicarakan hal-hal sepele yang mampu membuat kami tertawa.
Kami duduk-duduk sembari melihat siswa ekstrakulikuler lain mengikuti kegiatannya. Seru sekali, apalagi hari ini jadwal ekstra RI(Regu Inti) yang ada di sekolahku. Sekadar info, Regu Inti di sini yaitu regu melalukan kegiatan seperti pramuka juga baris-berbaris. Saai ini, mereka sedang istirahat jadi sebagian ikut nimbrung kumpul bersama kami.
"Heh, Park Seo Joon ganteng bangettt" heboh Hyo Rin.
"Ihh suamiku itu jangan main ambil deh" kecam Na Ra pada Hyo Rin. "Ssst, udah deh mending buat aku aja ahahah" timpal Min Dae.
"Huu enak saja" balas Na Ra sambil menyentil dahi Min Dae sedikit keras.
"Ih sakit tau" rengek Min Dae pada Na Ra. Tetapi, bukannya minta maaf Na Ra malah menertawakannya yang diikuti oleh yang lainnya juga aku wkwk.
Aku hanya tertawa kecil melihat tingkah teman-temanku yang selalu bertengkar soal oppa-oppa di drama atau tentang idola mereka yang sama,
sambil bangkit berdiri aku berpindah duduk di kursi dekat taman. Kuedarkan pandanganku ke arah kelas tempat para siswa ektstra RI itu yang sedang istirahat sambil bercanda selayaknya kami di sini.Tetapi, secara tak sengaja mataku menangkap sosok yang amat kukenali tengah duduk di tempat yang sama denganku. Walau terpisah jarak satu kelas, tetapi kami duduk di tempat yang sama dan tanpa ada siapapun yang duduk di sana kecuali kami berdua.
Ya. Kalian sudah bisa menebaknya.
Aku melihat Jimin di sana sedang duduk sambil matanya menatap ke bawah ke arah teman-temannya dan tersenyum, manis sekali.
Aku langsung langsung menepuk pundak teman di bawah sampingku, Soora. "Soo, i-itu dia ada di sana, Jimin" ucapku setengah berbisik sambil menggunakan bahasa isyarat karena terlalu kegirangan mengetahui Jimin ada di sana. Soora, yang sedang sibuk berbincang dengan Na Ra tidak menanggapi.
Tapi tentu saja gelagatku yang sangat kentara ditangkap jelas oleh Ryu Hee yang kebetulan sedang melihat ke arahku. Namun, bukan hanya Ryu Hee yang sadar akan hal itu. Young Bae teman satu ekstranya yang sedang istirahat itupun juga menyadarinya.
"Ya??! Kyung-a?! Kau suka dengan Jimin?" Ceplosnya tiba-tiba.
Langsung saja semua menatapku dengan berbagai tatapan, ada yang menatap tajam ke arahku, bingung, dan tatapan belas kasihan. Kunaikkan sebelah alisku bingung, harus merespon bagaimana sampai akhirnya..
"Jimin? Siapa Jimin?" Tanya Hee Kwon.
"Itu loh, pria yang disukai Jung Kyung" jawab Soora.
"Jimin? Jimin anak RI itu? Jimin, Jung Kyung beneran suka sama Jimin?" Tanya Hee Kwon beruntun. Aku yang mendengar itu hanya tersenyum simpul, malu.
"Kyung.. beneran kau suka dia?" Tanya Young Bae. Aku hanya menahan malu sambil berusaha mengelak kata-katanya. Tapi.., "Iya Bae, Jung Kyung suka sama Jimin" balas Na Ra yang langsung disambut heboh yang lain sambil menatap ke arahku. Aku yang malu berusaha mengalihkan pandanganku dari mereka dan juga dari Jimin yang sepertinya melihat ke arah sini.
Karena mereka terlalu ramai dan heboh, tapi aku sayang. G. Eh iya.Seketika jantungku berdebar begitu kencang sampai aku takut teman-temanku akan bisa mendengarnya.
Aku malu sekali saat Jimin mengalihkan pandangannya dari teman-temannya ke arah sini.Sekilas, aku bersitatap dengannya yang membuat jantungku mau lepas saja rasanya. Kuusahakan menormalkan detak jantungku lagi sampai..
"Kok bisa sih kau suka sama Jimin? Apanya yang bagus si?" Tanya Young Bae terdengar. "Eh? Ah itu..aku ngga tau Bae" jawabku setengahh bingung.
"Bentar.. jangan bilang kau suka sama Jimin adiknya Eunsang ya? Tebak Young Bae yang membuatku dan yang lain kaget setengah mati mendengarnya.
"Apa katamu?! Jimin adiknya Eunsang?! Min Eunsang?!" Kaget Ae Ra.
"Bener nih? Jimin?" Bingung Ji Ri.
"Aku gatau loh Jimin adiknya Eunsang" ucap Na Ra. "Masa sih?" Timpal Min Dae.
"Min Eunsang? Jimin adeknya toh?" Tanya Hyo Rin.
"Adek apa? Kandung?" Tanya Ae Ra.
"Engga, Jimin itu adik sepupunya Min Eunsang" jawab Young Bae jelas.
"Oh.. sepupu toh" balas kami serentak.
Aku kembali melihat ke arah Jimin sambil masih mencoba percaya bahwa dia adalah adik sepupu dari seorang Eunsang yang notabanenya adalah teman seangkatan yang memang terkenal di kalangan banyak pria juga wanita. Iya, dia cantik dan populer. Teman-temannya pun juga begitu. Tapi aku tidak menyangka bahwa Jimin adalah sepupunya. Kukira, dia anak yang cukup tertutup karena wajahnya yang terlihat teduh, menyiratkan dia anak baik-baik.
Masih termenung akan Jimin, samar aku mendengar "Yah, sayang banget padahal aku bakal dukung kamu sama Jimin Kyung.. tapi ternyata, Jimin sepupunya Eunsang" ungkap Ae Ra. Aku yang menyadari bahwa mereka dari tadi masih membicarakan tentangku hanya bisa menghela nafas berat dan menatap sendu ke arah Jimin.
"Sepertinya usahaku untuk mendekatinya tidak akan mudah" batinku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari itu seperti biasa, aku dan teman-temanku masih berada di sekolah berkumpul di depan kelas, sambil terkadang bersenda gurau.Soora yang sehabis dari kamar mandi tiba-tiba datang ke arahku dan langsung menepuk pundaku panik. Kudongakkan kepalaku ke arahnya, mataku mengisyaratkan seakan bertanya "Ada apa?" Bingungku. Soora menunjuk ke arah kelas di dekat lapangan upacara "Jimin, Kyung.." jelasnya.
Aku langsung mengalihkan pandanganku mengikuti arah pandangannya dan benar, ada Jimin di sana. Dia sedang bersama teman-temannya seperti bersiap akan segera mulai latihan ekstranya.
Aku yang kaget juga senang tak henti-hentinya meraung dalam hati melihat betapa tampannya Jimin menggunakan topi seperti itu, membuatnya makin tampan saja. Teman-temanku yang juga menyadarinya langsung melihat ke arahku dan heboh kemudian.
"Hei~ Jimin tuh" goda Hyo Rin sambil menyenggol pelan sikuku.
"Hei jangan gitu nanti dia dengar" khawatirku.
"Hilih, kalau ngga dipanggil gabakal dengarlah orang jauh gimana sii" sarkas Ji Ri. Aku hanya ber 'hm' ria sajala. Seketika tawa mereka pecah mendengar sarkasan Ji Ri padaku, senang sekali jika aku jadi diam tak berkutik seperti ini.
Kualihkan pandanganku saja ke arah Jimin yang sedang bersiap-siap akan latihan. Sambil sesekali mengagumi betapa manis dan tampannya pria itu, sambil berusaha menulikan pendengaranku akan ejekan" teman-temanku terhadapku yang menyukai Jimin yang jika didengarkan rasanya sangat menusuk hati.
"Apa gantengnya si, Si Jimin Kyung? Bisa suka tu lho" tanya Na Ra.
"Menang putih aja tuh dia" balas Hyo Rin.
"Aslinya si.. engga ya wkwk" ejek Ae Ra.
Aku tidak tahu harus menjawab apa, alhasil hanya berusaha fokus pada Jimin dan menulikan pendengaranku walau samar-samar ledekan mereka masi terdengar tapi, yasudahlah.
Apa boleh buat, aku juga tidak tahu kenapa bisa suka padanya.
Sebagian dari diriku menyuruhku untuk menyerah, tetapi sebagian lagi menyuruhku untuk bertahan. Siapa tahu aku memiliki kesempatan bisa dekat dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT BAD [PJM]
Novela JuvenilKetika sebuah senyuman mampu meluluhkan hatimu Ketika sebuah tatapan mampu menghipnotismu Ketika seseorang mampu membuat jatuh pada pesonanya berkali-kali Saat itulah kau akan merasakan hal berbeda dalam dirimu