Walau sudah berhari-hari aku memperhatikannya lalu lalang di sekitar kelasku, sekadar mampir untuk berganti pakaian sebelum memulai latihannya atau saat istirahat di tengah latihan.
Tetapi, aku tidak cukup berani untuk menyapanya.
Berkali-kali Soo Ra membujukku untuk menyapanya walau hanya sekali. Tetapi, aku begitu malu bila berada dekat dengannya serasa ada sesuatu yang menahanku untuk tidak melakukannya. Jadi, aku hanya memandanginya saja sambil merutuki betapa bodohnya diriku ini yang terlalu gengsi untuk sekadar menyapanya.
Tapi semua itu berlalu begitu saja sampai hari ulang tahun sekolah pun akhirnya tiba.
.
.
.
.
.
Hari itu ulang tahun sekolah kami yang ke-28 tahun. Semua siswa dibebaskan memakai pakaian olahraga karena, diadakannya lomba-lomba untuk memeriahkan acara ini.Aku dan teman-temanku sedang duduk santai di bawah pohon menunggu giliran kelas kami sembari menonton kelas lain yang sedang bertanding.
Awalnya, kami riuh seperti biasa"Hei! Lihat, jijik banget deh mulutnya merah banget gitu mana ketat lagi tuh baju" mulai Ryu Hee.
"Ih iya, jijik banget sama cowo-cowo lagi iuhh" timpal Min Dae.
Kalian tau sendirilah kalau cewe-cewe ngumpul pasti ya bahasanya gitu-gitu liat temen yang lain hawanya tuh gatel banget pengen nyinyir nih bibir.
Sedang asiknya kami bergurau bersama, mataku yang secara tak sengaja tengah menatap ke arah kumpulan siswa yang sedang lomba bola beracun. Aku menemukan seorang pria dengan kaos abu-abu dan celana training merah tengahh berjalan melewati kerumunan itu bersama teman laki-laki di sebelahnya.
Langsung saja kutepuk pundak teman di sebelahku, Soora "Eh Soo, itu ada Jimin" hebohku. Teman-temanku yang akhirnya juga melihat itu langsung secara spontan menatap ke arahku sambil tersenyum kepadaku penuh arti. Aku yang ditatap seperti itu hanya berusaha memalingkan pandanganku dari mereka.
Mata kami terus mengikuti langkah Jimin sampai dia akhirnya duduk disamping depan kiri kami membuat gerombolan baru di sana. Aku yang menyadari tempatnya yang cukup dekat dengan tempatku sekarang berusaha untuk tidak memandanginya secara intens walau sesekali, aku masih curi-curi pandang terhadapnya.
Sambil berusaha mengalihkan pandanganku tehadapnya, alhasil aku memandang ke arah ciwi-ciwi sekolahku yang sedang asyiknya mengambil gambar dengan para pria yang akan mereka unggah di sosial media nantinya. Teman-temanku tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk bergosip ria sembari melepas kejenuhan akibat lama menunggu giliran.
"Loh? Bukannya si Soo Hyun pacaran sama Dong Baek ya?" Tanya Ae Ra.
"Loh? Gatau ya? Orang mereka udah putus dari seminggu yang lalu" balas Ryu Hee. "Ih jijik banget baru putus udah dapet lagi, murahan" komen Na Ra.
Kami berbicara sambil memandangi Jung Soo Hyung yang tengah berfoto bersama dengan Ahn Dong Yoo, anak kelas 12-H yang terkenal playboy. Walau aku juga ikut mendengarkan gosipan mereka, tapi mataku tak pernah lepas dari sosok tampan di depan sana, Jimin. Matanya yang terlihat teduh dengan senyum bulan sabitnya yang mengembang kala tersenyum entah kenapa, membuat hatiku hangat dengan hanya memandanginya.
"Hee-ya, kamu ngga fotbar(foto bareng) sama Mung Ryu?" Tanya Hyo Rin.
"Udah kok tadi sebelum ke sini udah foto di deket kelas 12-E" balas Ryu Hee.
"Hmm.. kalau aku fotbar juga gimana ya?" Gumamku tanpa sadar.
"Boleh kok, kamu mau?" Tanya Ryu Hee. "Eh.. ngga engga usah" balasku cepat takut sekaligus malu.
"Kalau mau gapapa, aku bilangin ke Jimin biar ke sini trus fotbar sama kamu ya?" Tawar Ryu Hee. Belum sempat aku menjawab dia sudah memanggilnya duluan.
"JIMIN!!!! SINI, MAU FOTBAR!!!" teriak mereka serentak.
Aku yang kaget secara spontan menutupi wajahku dengan kedua tanganku, malu. Lalu, kudongakkan kepalaku asal dan secara tak sengaja aku bersitatap dengannya yang kudapati ia juga sedang tersenyum malu sepertiku. Ah, jantungku makin berdebar kencang saja.
Akan tetapi, tiba-tiba ia beranjak berdiri hendak pergi dari situ. Kupikir kami terlalu agresif sehingga mungkin dia merasa sedikit risih? Bayangkan saja segerombolan yang kau tidak kenal tiba-tiba mengajakmu untuk berfoto bersama. Mungkin kalian akan merasa sedikit takut atau malu kan.
Jadi, aku pasrah saja sudah pasti dia tidak mau berfoto bersama kami terbukti dari sikapnya yang saat melewati gerombolan kami tersenyum sambil menyatukan kedua tangannya di depan dada seperti menolak dengan halus. Aku hanya tersenyum simpul melihat itu.
"Ahh Jimin gitu ih gamau fotbar, sombong" gerutu Ryu Hee.
"Tunggu aja dulu nanti juga lewat kali dianya" tenang Soora.
"Ya, berarti udah tanda dia ngga mau sama kamu Kyung, yang sabar ya" ucap Hyo Rin sambil menepuk bahuku, menenangkan.
Tidak lama, Jimin kembali dari arah kantin melewati kami kembali. Tentu saja, teman-temanku berusaha kembali untuk mengajaknya berfoto tapi lagi, ia menolak hanya dengan senyuman saja yang membuatku semakin yaki bahwa akan sulit sekali untuk bisa dekat dengannya.
Sampai Jimin di tempat asalnya tadi, di bawah pohon samping lapangan utama, datanglah gerombolan perempuan yang aku yakini itu adalah siswi-siswi kelas 12-A, kelas Min Eunsang, kakak sepupu Jimin.
Mereka mendekati Jimin dan teman-temannya dan salah satu diantaranya mengajaknya untuk berfoto bersama, langsung mengarahkan kamera handphonenya ke depan sambil sedikit menarik Jimin mendekat. Anehnya, Jimin tidak menolak. Dia terlihat santai dan malah tersenyum dengan begitu lebarnya sampai menampakan gigi putih susuya yang berkilau. Sepertinya mereka cukup dekat.
Tunggu? Apa barusan aku..
c e m b u r u ?
Secepat itu?
Kepada Jimin?Dia?
Oh tidak. Tidak mungkin kan?
Huft, mana ada yang tau perasaanku yang sebenarnya kepadanya kecuali Tuhan dan diriku sendiri
"Ya! Lihat! Siapa itu yang berfoto dengan Jimin?" Kaget Hyo Rin.
"Eh.. itu kan Jang Hye Na" timpal Ae Ryu Hee.
"Wah, parah banget masa foto sama sini ngga mau, giliran sama sana mau. Emang ya semua cowo sama aja, udahla Kyung ngga usah sama Jimin. Apa bagusnya coba?" Ucap Ji Ri.
"Iya Kyung kan kamu udah Hae Joo" timpal Na Ra.
"Ya! Hae Joo siapa si ngga kenal aku tuh" balasku geram kalau mereka mulai membahas Hae Joo. Iya, Jung Hae Joo kakak kelas tahun lalu yang sempat aku taksir. Tapi, hanya bertahan dua hari tidak lebih. Hanya cinta monyet belaka. Tapi, mereka mengungkitnya terus sampai aku muak mendengarnya. Kuputar bola mataku malas sambil mengalihkan pandangku ke tempat lain.
Ah, sial. Mataku teralih ketempat di mana tidak seharusnya aku menatap ke sana. Terlihat Jimin sedang duduk berdampingan bersama si Hye Na kampret sialan itu, tertawa lagi.
.
.
.
.
.
Melihat kejadian tadi membuat moodku sangat hancur. Pasalnya perempuan yang berfoto dan duduk bersamanya adalah temanku waktu kelas 11 dulu. Aku tidak cukup akrab dengannya.Ditambah lagi dia temannya Min Eunsang jadi tentu saja mudah baginya untuk bisa mendekti Jimin tanpa harus mengeluarkan usaha lebih sepertiku.
Malangnya nasibku.
Alhasil, aku hanya termenung sambil memandangi para siswa di lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT BAD [PJM]
Teen FictionKetika sebuah senyuman mampu meluluhkan hatimu Ketika sebuah tatapan mampu menghipnotismu Ketika seseorang mampu membuat jatuh pada pesonanya berkali-kali Saat itulah kau akan merasakan hal berbeda dalam dirimu