PROLOGUE

1.1K 71 4
                                    

Busan, 2022

Kota metropolitan kedua setelah Seoul dan dijuluki sebagai Balinya Indonesia ini memang menjadi daya tarik bagi para turis maupun warga local dalam bidang apa pun termasuk kesehatan.

Sama halnya dengan jalanan besar terkenal yang selalu ramai, rupanya rumah sakit besar tak kalah ramai.

Busan Internasional Hospital menjadi satu-satunya rumah sakit berkelas internasional dengan pelayanan terbaik di Korea yang menjadi rujukan banyak pasien, terutama penyakit mental dan operasi plastik.

Rumah sakit yang terdiri dari 6 lantai itu, di halaman rumah sakit terdapat banner berukuran besar bertuliskan “Welcome Young Research 2020” yang terpajang di atap pintu masuk, serta karangan bunga yang menghiasi di bawahnya.

Tak lama, satu per satu mobil berdatangan. Mayoritas adalah anak-anak muda berpakaian jas putih.

Di sisi lain, di sebuah aula rumah sakit, sudah hadir beberapa orang mengenakan jas putih, yang diketahui mereka adalah tenaga medis rumah sakit seperti dokter, perawat, psikolog.

“Aku dengar, salah satu pesertanya itu pernah terlibat skandal cinta segitiga yang membuat beberapa fans geram,” ujar wanita muda berambut pirang.

“Ah benarkah itu? Wah aku betul-betul tidak percaya dia bisa lolos. Aku begitu penasaran dengan wajahnya,” ujar rekannya, seorang wanita berambut hitam pendek dengan sinis.

“Yang aku pernah baca beritanya, dia itu wanita muslim. Kau pasti akan langsung tau saat dia masuk ke dalam ruangan ini.”

Mereka tak menyadari bahwa seorang pria yang duduk di samping mereka mendengar ucapan mereka meski pria tersebut tengah membaca sebuah koran berita yang menutupi seluruh pandangan matanya ke depan. Pria itu juga sekilas melirik ke arah dua orang wanita tersebut.

Tak lama, yang ada di dalam ruangan semuanya berdiri. Fokus mata mereka sekarang ada pada satu per satu orang asing dengan warna jas yang sama dengan mereka, masuk ke dalam aula dan berjejer berdiri di hadapan mereka.

“Oh, itu dia kan?” ujar wanita berambut pendek hitam yang begitu shock hingga menutup mulut dengan menunjuk ke salah satu wanita berhijab ungu yang berdiri sembari memasang senyum.

Mike beralih pada MC. Mereka adalah pemuda dan pemudi berbakat serta pintar yang berhasil lolos test untuk menjadi pekerja kontrak sebagai peneliti di rumah sakit tersebut atas program pemerintah lingkup kesehatan guna mencegah angka pelonjakan kasus bunuh diri dan kesehatan mental bagi remaja dan wanita. Mereka berjumlah 20 orang dari berbagai negara.

Sebelum duduk dan memulai penyambutan lebih lanjut, satu per satu dari mereka memperkenalkan diri. Dan yang menarik perhatian, tentu wanita berhijab ungu yang merupakan minoritas.

“Halo, assalamualaikum. Nama saya Erina Fahima Qudsiyyah. Saya adalah lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat dari Indonesia. Terima kasih."

Semua orang dalam ruangan takjub dengan aksen korea yang fasih diucapkan oleh Erina. Namun bukan hanya itu daya tariknya, orang-orang sekitar membicarakan dirinya lantaran Erina pernah terlibat skandal setahun lalu yang menyeret idol kpop terkenal hingga membuat group itu hampir bubar.

Sudah empat tahun ya? Kenapa begitu cepat?

Don’t judge book by cover, mungkin slogan itu yang harus aku makan berkali-kali dan aku tanamkan itu. Dan, inilah yang aku takutkan ketika aku kembali ke rumah lama, di negara ini. Begitu banyak kenangan yang berbekas sehingga ketika aku berusaha untuk menghapusnya, maka panah lain akan menancap.

CINTA DARI UFUK TIMUR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang