23-Terungkap part 3

101 12 11
                                    

Brian sedang menuju apartement Sora siang ini. Dirinya tiba-tiba khawatir, karena sedari pagi, Sora tak membalas pesan atau mengangkat telepon darinya.

Sesampainya di depan pintu apartement, Brian langsung masuk, ia tau password apartement milik Sora.

Saat memasuki apartement, semuanya gelap, tidak ada tanda-tanda aktifitas sama sekali. Lalu, saat Brian menyalakan lampu, terpampang jelas di ruang tamu begitu berantakan, penuh dengan makanan dan minuman yang berserakan di lantai.

"Dia pasti langsung tertidur," gumamnya yakin.

Brian berjalan menuju kamar tidur Sora yang gelap. Dan saat Brian menyalakan lampu, Brian melihat Sora tergeletak tak sadarkan diri di bawah tempat tidur.

Brian membulatkan mata dan langsung berlari panik menuju Sora. Kepanikannya bertambah menjadi kalut saat melihat ada busa di mulut Sora.

"No, apa yang sudah kau lakukan?" ucapnya hampir menangis.

Brian memegang urat nadi di pergelangan tangan Sora. Ia masih bisa merasakan urat nadi Sora berdetak, tapi sangatlah pelan. Tanpa berpikir panjang, Brian langsung menggotong Sora menuju mobilnya.

Sesampainya Brian di rumah sakit, semua orang memerhatikan dirinya begitu heran dan shock. Mengingat, wanita yang sudah di bawa menggunakan tandu menuju ruang IGD itu adalah member girlgroup yang sedang popular.

Saat Sora masuk ke dalam ruang IGD, Brian langsung menelepon manajer Sora dengan raut wajah yang masih panik.

"Halo, Manajer Kim ini aku Brian. Kau ke rumah sakit Seoul sekarang ya. Sora masuk ke rumah sakit, tapi kau jangan beritahu kepada member Candy dulu ya. Pokoknya aku tunggu kau secepatnya, terimakasih," ucapnya tergesa.

Brian setia menunggu Sora sampai Manajer Kim datang.

Setelah beberapa menit lamanya mereka menunggu, dokter yang menangani Sora akhirnya keluar dari ruangan.

"Kalian pihak keluarganya?"

"Iya dok, apa yang terjadi padanya?" tanya Brian begitu cemas.

"Saat kami periksa, dia mengalami overdosis obat. Sepertinya, dia ingin melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum obat melebihi dosis yang dianjurkan. Untung saja kau cepat membawanya kemari, kalau tidak, sedetik saja nyawanya sudah terancam. Untuk sekarang, pasien sedang masa pemulihan. Kalau ingin menjenguk, silahkan saja," ungkap sang dokter laki-laki.

"Oh, i-iya terimakasih banyak dokter," jawab Brian yang masih tak percaya.

Setelah dokter pergi, di dalam ruangan masih ada beberapa perawat yang tengah merapihkan alat bekas penanganan pertama. Namun, Brian masih berdiri kaku di depan pintu ruang IGD dengan pandangan lurus ke depan, seolah ia masih shock atas tindakan Sora.

"Kau dengar tadi kan? Sora berusaha untuk bunuh diri," ungkap Brian frustasi dengan mengacak-acak rambutnya.

Manajer Kim mengangguk. "Penyebab apa yang membuat Sora melakukan hal ini? Kau tau?"

Mata Brian tiba-tiba menajam, kedua tangannya mengepal keras hingga bergetar.

"Aku bersumpah, umur orang yang menyebabkan Sora begini, tidak akan lama lagi," tekannya geram.

***

Matahari pun baru tergelincir dari arah barat, silaunya pun terganti dengan pencahayaan pijaran lampu berbagai warna di setiap sudut kota Seoul.

Di sebuah taman komplek yang tak jauh dari jalan raya besar, di sebuah ayunan, Ki Hyun sudah duduk sembari sesekali mengecek ponselnya.

Senyumnya sedikit merekah, matanya ikut berbinar mengikuti langkah seseorang yang ternyata adalah Erina. Erina datang dengan menggunakan hijab dengan warna kesukaanya, yaitu merah muda.

CINTA DARI UFUK TIMUR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang