18-Ego Yeon Jin

78 12 0
                                    

"Yuk jalan lagi," Adelia menggaet lengan Erina dengan penuh semangat.

Erina mengangguk antusias. Dan mereka pun berjalan menyusuri jalan Cheongdam. Sementara di lain sisi, tak jauh dari sana, seseorang yang sedari tadi mengikuti Erina baru menampakan diri. Ia berdiri di antara lalu lalang pejalan kaki dengan tatapan tajam bak elang yang terus mengawasi langkah Erina. Tatapan itu sama percis seperti ia melihat Erina dari kejauhan seorang diri di taman Seoul waktu itu.

Setelah menelepon Erina, niat Yeon Jin ingin segera kembali ke Seoul dengan pamit kepada nenek dan kakeknya, namun saat baru beberapa langkah, ia menerima panggilan lagi. Dan rupanya, tertera nama "Yeon Shin" yang menelepon.

Seketika, Yeon Jin langsung mematikannya dan memasukan ponselnya ke dalam saku jaketnya, lalu pergi menghampiri nenek dan kakeknya yang berada di depan halaman rumah tengah menumbuk biji kopi.

"Kakek, nenek, aku pamit dulu ya," ucap Yeon Jin sembari memakai topi.

"Yak, memang tidak bisa di ulur lagi waktunya, heoh?" tanya Nenek Shin Bi.

"Tidak bisa nek. Aku harus mengejar waktu untuk latihan."

Nenek Shin Bi mengangguk. "Ah begitu. Em, sebelum kau pergi, ada titipan kecil untukmu, tunggu di sini ya."

Mata Yeon Jin mengekor langkah Nenek Shin Bi yang masuk ke dalam rumah dengan sedikit berjalan cepat.

"Kakek, aku mau coba menumbuk," pintanya.

"Ah ya sudah, kau pakai saja tumbukan punya nenek."

Yeon Jin mengangguk sembari tersenyum. Ia baru merasakan kembali bagaimana rasanya menumbuk biji kopi.

Tak lama, Nenek Shin Bi datang dengan membawa kotak sedang berwarna hitam dengan motif bunga sakura pink.

"Yeon Jin, ini untukmu."

Yeon Jin menghentikan kegiatannya. Matanya begitu fokus pada apa yang di bawa Nenek Shin Bi.

"Apa ini nek?"

"Sesuatu yang berharga, yang pernah nenek miliki."

Saat Yeon Jin membukanya, ia sedikit terkejut. Sebuah gelang tradisional jaman dulu yang di tengahnya di bentuk ukiran berbentuk hati dengan di samping kiri dan kanannya adalah ukiran bunga sakura kecil yang menambah kesan manis dan cantik pada gelangnya.

"Ini untukku?" tanya Yeon Jin heran.

"Tentu saja tidak, Nak. Gelang itu kau bisa berikan pada wanitamu nanti."

"Hah, apa? Wanitaku?" ucapnya shock.

Nenek Shin Bi tertawa sembari mengangguk. "Kau mungkin baru tau, bahwa gelang itu adalah pemberian dari buyutmu yang diwariskan padaku. Dan sekarang, aku bisa mewariskan gelang itu pada salah satu menantu perempuanku nanti. Kau berikan ketika kau menjatuhkan pilihan yang tepat saja."

Yeon Jin langsung menatap dalam dan penuh arti pada gelang itu. Lalu, senyum perlahan mengembang ketika dirinya langsung teringat akan wajah Erina.

"Ekhem," sindir Nenek Shin Bi yang membuyarkan lamunan Yeon Jin.

"Sepertinya kau sudah siap ya memberikan gelang itu. Pada Sora kah?"

"Bukan nek."

"Lalu pada siapa?"

Bola mata Yeon Jin mengarah ke sudut kiri bawah sembari mengerucutkan bibirnya sedikit, namun di sela itu ia tak bisa menahan senyumnya sekaligus.

"Pokoknya, dia orang yang tidak biasa dan istimewa."

CINTA DARI UFUK TIMUR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang