Mata Yeon Jin bertemu kembali dengan Erina. Beberapa detik mereka bertatap dengan sedikit ulasan senyum yang saling melempar. Namun berhenti ketika Erina tersadar dan memutuskan untuk berpaling pandang. Yeon Jin pun tersenyum singkat sembari menunduk.
Selama kurang lebih 3 jam lamanya mereka dalam pertemuan perdana produksi film "Assalamualaikum Seoul". Membicarakan terkait lokasi, deadline syuting, produksi, dan lain-lain sampai tuntas dan matang. Hingga akhirnya mereka akan melakukan pertemuan kedua, di mana pertemuan tersebut merupakan syuting hari pertama yang dijadwalkan besok pagi dengan lokasi utama di masjid Itaewon.
Satu per satu baik kru maupun pemain meninggalkan ruangan. Namun Erina terlihat masih diam di tempat sembari dengan seksama memerhatikan Yeon Jin yang tengah memasukan naskah ke dalam tas bawaannya.
"Aku tidak mau melewatkan kesan pertama, huh aku harus berani."
Yeon Jin sudah selesai memasukan barang bawaannya, ia juga sudah di tunggu oleh manager di bawah. Sembari mengecek ponselnya, ia berdiri dari kursi untuk melangkah pergi meninggalkan ruangan.
Erina pun terkesiap berdiri ketika ekor matanya melihat Yeon Jin berdiri.
"Em, tu-tunggu."
Yeon Jin berhenti dan menatap Erina.
"Ma-maaf. Tapi sebelum kau pergi, bisakah memenuhi satu permintaanku?"
Lalu Erina mengeluarkan sebuah goodie bag berwarna pink berukuran sedang dan mengulurkannya dengan kedua tangannya pada Yeon Jin, lalu wajahnya pun tertunduk.
"Maukah kau menandatangani tasku ini?" ujarnya tanpa menatap Yeon Jin.
Yeon Jin tersenyum lebar, lalu mengeluarkan spidol dari dalam tasnya. Ia mengambil tas pink milik Erina dan memenuhi permintaan Erina.
"Ini, sudah selesai," ucap Yeon sembari tersenyum dan memberikan tas itu pada Erina.
"Ah iya terimakasih ya," jawabnya kikuk.
"Kalau begitu aku permisi..."
"Tu-tunggu dulu," cegahnya lagi, "Bisakah kita mengambil foto bersama? Aku adalah fansmu, aku Aeris."
Yeon Jin terbelalak, lalu beberapa detik kemudian ia tersenyum seperti tak percaya.
"Benarkah? Seorang penulis naskah filmku adalah Aeris?"
Erina mengangguk lalu menyuruh Adelia untuk mengambil gambarnya bersama Yeon Jin.
Erina berhasil mengabadikannya lewat gambar di ponselnya sebanyak 3 kali dan saat di lihat, ia merasa puas.
"Oh iya Erina, boleh aku mengambil gambar kita juga?"
Mata Erina membulat. "Ah i-iya, iya boleh," jawabnya kikuk.
Yeon Jin sangat tinggi sehingga ketika mengambil selca bersama Erina ia harus menekuk lututnya sedikit.
"Wah sekali lagi aku sangat bangga padamu. Aku akan memberitahu kepada para member bahwa kita memiliki Aeris yang sangat berbakat," pujinya begitu bangga. "Kalau begitu aku permisi pamit ya. Sampai bertemu di lokasi syuting," salamnya sembari melambaikan tangan pada Erina.
Erina membalasnya dengan sekali gerakan lambaian tangan sembari tersenyum malu. Lalu, saat Yeon Jin sudah tak terlihat oleh sepasang matanya, ia memegang dada. Di mana letak jantungnya berada. Sangat terasa bahwa jantungnya berdegup begitu kencang.
"Huh, ya Allah makasiiiiiih banyak. Aku bukanlah apa-apa kalau bukan karena Engkau yang mempermudah urusanku," gumamnya pelan sembari tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DARI UFUK TIMUR [TERBIT]
Romance⚠️ BUKU SUDAH BISA DI PESAN DI Instagram : @ebizpublisher ⚠️ Erina Fahima Qudsiyyah, wanita muslimah asal Indonesia yang merupakan seorang penulis novel, kembali ke negara masa kecilnya yakni Korea Selatan, negara yang membuat dirinya memiliki traum...