17-Terungkap Part 2

74 11 3
                                    

Di pinggir ranjangnya, Min Ah tengah meminum obat penenang. Akhir-akhir ini ia rutin mengkonsumsi obat tersebut. Hatinya tidak tenang sejak kemunculan Erina. Setiap mengingat Erina, hatinya sakit karena selalu teringat oleh Adam.

Tangannya gemetar ketika mengingat kejadian kemarin malam di Sungai Seogang. Apalagi tangannya itu yang membuat bekas tamparan pada Erina. Min Ah menggigit kuku jari sembari sedikit was-was.

“Kenapa aku tidak sekalian saja membunuhnya kemarin,” tuturnya masih dengan tangan yang gemetar.

“Dia bisa menjadi kunci utama penyebab diriku di penjara kalau begini,” ucapnya takut.

Kemudian alihan pikirannya beralih pada keromantisan perilaku Adam padanya. Dan semua itu adalah sebuah kebohongan, karena Min Ah tidak tau bahwa Adam sudah mempunyai istri dan juga anak. Ia telah tertipu oleh kharisma Adam yang merupakan atasannya dulu.

Dan ketika Min Ah hamil, Adam menjauhinya seperti orang asing. Bahkan sama sekali tidak memberikan sepersen uang pun untuk Min Ah yang tengah mengandung Hewon kala itu. Hati Min Ah bertambah sakit saat melihat kebahagiaan keluarga kecil Adam.

“Orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti, dan aku percaya akan hal itu,” gumamnya merenung.

Kemudian tatapannya itu berubah tajam, rahangnya mengeras, kedua tangannya mengepal sprei ranjang miliknya.

“Aku tidak akan beri kesempatan dia lagi. Dia harus mati di tanganku sendiri!” tekannya geram.

“Jangan bu.”

Min Ah menoleh ke pintu masuk. “Hewon?”

Hewon menghampiri Min Ah dengan mata yang sudah berair.

“Kalau Ibu sampai membunuh Erina eonni, maka Ibu juga harus bunuh aku,” ucapnya menahan tangis.

Min Ah shock, ia pun berdiri dan menatap putrinya begitu heran.

“Apa maksudmu, Nak?”

“Aku sudah tau semuanya bu, hiks, hiks,” tangis Hewon langsung pecah.

“Aku dan Erina eonni sebenarnya adalah saudara, kan? Ayahku adalah Ayah dari Erina eonni. Setiap pulang, aku selalu melihat Ibu resah. Ibu selalu berbicara sendiri mengenai hal yang sama. Makanya aku tau. Tapi bu aku mohon dengan sangat…” Hewon memegang tangan Min Ah.

“Jangan mencelakai kakakku,” ucapnya begitu tulus dan dalam.

“Dia orang baik. Dia tidak salah apa pun. Dan kalau Ibu masih dengan ego Ibu, kau bunuh saja aku. Aku sama seperti Erina eonni, kami sama-sama korban dari keegoisan Ibu.”

Min Ah melepaskan tangan Hewon dan menatapnya tak percaya.

“Kau mau membuat Ibu bahagia kan sayang? Kalau begitu, biarlah Ibu ada pada pilihan Ibu ini ya,” ucapnya lembut sembari tersenyum tipis.

Hewon menggeleng gusar. Wajahnya berubah marah. Lalu matanya mencari sesuatu di sekitar kamar Min Ah.

Dengan gusar, Hewon mencari sesuatu di meja laci kamar Min Ah.

“Apa yang ingin kau lakukan, Nak?”

Pertanyaan Min Ah tak di gubris. Hewon terus mencari sesuatu.

Dan ia menemukan sebuah gunting dan memperlihatkan gunting itu pada Min Ah.

“Ibu mau Erina eonni mati, kan? Maka aku juga harus mati,” tekannya gemetar.

Hewon langsung mengarahkan pisau itu ke urat nadinya.

“JANGAN HEWON!”

Reflek, Min Ah menahan tangan Hewon yang memegang gunting agar tidak sampai mengenai urat nadinya.

CINTA DARI UFUK TIMUR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang